Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Tagar #LulusanUI dan Polemik Gaji Bagi Fresh Graduate

Hanif Nanda Zakaria oleh Hanif Nanda Zakaria
26 Juli 2019
A A
fresh graduate

fresh graduate

Share on FacebookShare on Twitter

Saat membuka gawai, tidak sengaja saya melihat postingan salah satu teman di Instagram. Tepatnya, postingan story Instagram. Dia menggunggah sebuah story seseorang yang mengeluhkan soal tawaran gaji dari sebuah perusahaan. Dia mengeluhkan bahwa dirinya kurang pantas mendapat gaji dari perusahaan tersebut. Alasannya, dia fresh graduate sebuah universitas ternama di Indonesia.

Sontak saja hal diatas menjadi viral. Reaksi warganet soal itu meledak. Banyak nyinyiran lalu lalang di media sosial. Bahkan ada yang menambahkan tagar #LulusanUI dalam postingannya. Nampaknya persoalan gaji dan status fresh graduate butuh perhatian serius.

Bagi para fresh graduate, hal lumrah yang mereka lakukan pasca wisuda adalah mencari pekerjaan. Ada yang ingin bekerja sesuai bidang keilmuannya, ada yang ingin bekerja lintas disiplin ilmunya. Soal pilihan itu, tentu yang lebih paham adalah para sarjana itu sendiri. Mereka harusnya paham akan potensi diri mereka. Yang menjadi persoalan lain adalah soal gaji yang mereka terima.

Beberapa orang berpendapat bahwa gaji awal bekerja itu disesuaikan dengan kemampuan pemberi kerja. Mendapat gaji di bawah standar pun tak jadi masalah. Yang penting mereka mendapat gaji agar bisa bertahan hidup. Golongan ini juga meyakini bahwa pengalaman saat bekerja itu lebih utama. Soal gaji, mereka yakin nantinya akan ada peningkatan manakala performa kerja mereka bagus, bahkan meningkat dari bulan ke bulan. Mereka ingin menunjukkan kemampuan mereka semaksimal mungkin. Dengan begitu, gaji akan bertambah dengan sendirinya. Begitu pikir mereka.

Tapi ada golongan lain yang berpendapat bahwa gaji awal pekerja haruslah sesuai standar. Standar yang dimaksud dalam hal ini tentu standar wilayah. Istilah yang umum diketahui adalah Upah Minimum Regional atau UMR. Mereka memegang teguh prinsip itu. Alasannnya logis, mereka ingin dihargai sebagaimana wajarnya. Dihargai atas jerih payah mereka agar setara dengan pekerja yang lain. Mereka tak peduli apakah mereka pekeja baru. Mereka hanya ingin kesetaraan dalam hal kesejahteraan. Logis, mereka juga manusia yang ingin hidup layak.

Mengapa hal demikian selalu muncul? Semacam persoalan klasik yang tiap hari ada. Bahkan tak perlu menunggu ribuan sarjana diwisuda. Tak perlu juga menunggu jawaban dari si dia atas cintamu. Hehehe.

Memang selalu ada alasan dalam tiap peristiwa. Misal, pemberi kerja memberi gaji dibawah standar untuk pekerja baru. Alasan mereka biasanya sederhana. Mereka ingin melihat sejauh mana pekerja baru itu menyesuaikan diri di lingkungan kerjanya yang baru. Apakah pekerja itu mampu bekerja secara individu. Apakah pekerja baru itu mampu juga bekerja bersama sebuah tim. Sembari melihat bagaimana pekerja baru itu memberi manfaat bagi pemberi kerja.

Bagi pekerja baru, mereka tentu ingin dianggap sebagaimana manusia. Mereka punya bermacam kebutuhan. Dengan bekerja, mereka ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. Harap mereka, pemberi kerja memberi gaji yang layak bagi mereka untuk hidup mereka.

Baca Juga:

4 Hal yang Harus Diperbaiki Program Magang Nasional Kemnaker

Enaknya Jadi Fresh Graduate di Jogja: Nggak Takut Dicap Pengangguran karena Sibuk Ikut Forum Diskusi

Masalah demikian sebenarnya bisa dibicarakan baik-baik. Dengan keterbukaan dan kejujuran. Pemberi kerja jujur mengatakan kondisi keuangannya. Sedangkan pencari kerja jujur mengatakan apa kebutuhan mereka untuk hidup. Saling terbuka kedua pihak itu akan menentukan jalan keluar. Dalam hal ini kesepakatan gaji. Dengan pembicaraan itu tentunya akan diketahui kekuatan pemberi kerja saat memberi gaji untuk pencari kerja, dengan standar kelayakan menurut kedua pihak.

Yang jadi masalah saat pemberi kerja ingin mendapat tenaga pekerja dengan gaji seminim mungkin. Tentu karena tujuan ekonomis. Lalu pencari kerja pilih-pilih pekerjaan. Mereka hanya mau gaji besar saja. Dan itu pun bermodal selembar kertas ijazah saja tanpa skill.

Boleh saja fresh graduate yang mencari kerja menunjukkan di kampus mana dia belajar. Sah saja pencari kerja bilang bahwa dia berasal dari kampus ternama. Namun, mencari kerja bukan melulu soal itu. Tak peduli dari mana dia berasal. Asal dia punya kompetensi, tentu mendapat pekerjaan idaman bisa segera didapatkan. Buat apa pencari kerja berbangga diri atas almamater mereka. Tapi mereka tak punya kompetensi yang mumpuni. Perusahaan mana pula yang mau mempekerjakan mereka.

Untuk pemberi kerja, sudah waktunya memperlakukan pekerja dengan layak. Pekerja adalah manusia. Mereka bukan benda mati yang tidak punya perasaan. Mereka butuh dijamin kesehatan dan keamanan hidup mereka. Apakah pekerja bisa bekerja maksimal saat hidup mereka sengsara. Apakah pekerja bisa bekerja dengan tenang bila hidup mereka tidak aman.

Semoga para pemberi kerja dapat mendengar keluhan pekerja mereka. Dan semoga para pencari kerja bisa mendapat pekerjaan idaman mereka demi perbaikan hidup mereka. Karena secapek-capeknya bekerja, masih lebih capek lagi bila tidak bekerja.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: Fresh GraduategajiKritik Sosiallulusanuipencari kerjaviral
Hanif Nanda Zakaria

Hanif Nanda Zakaria

ArtikelTerkait

fresh graduate

Cara Menjalani Pekerjaan yang Kamu Benci bagi Fresh Graduate

20 Desember 2021
Pengalaman Pahit Hampir Ketipu Lowongan Kerja Palsu, Fresh Graduate Lain Perlu Lebih Hati-hati Mojok.co

Pengalaman Pahit Hampir Ketipu Lowongan Kerja Palsu, Fresh Graduate Lain Perlu Lebih Hati-hati

11 Agustus 2024
sudah merdeka

Yakin Sudah Merdeka? Nyinyiran Tetangga dan Kenangan Mantan Saja Masih Sering Menjajah

20 Agustus 2019
3 Makanan Viral Sepanjang Masa yang Mulai Kehilangan Jati Diri. Please, Pedagangnya Nggak Usah Aneh

3 Makanan Viral Sepanjang Masa yang Mulai Kehilangan Jati Diri. Please, Pedagangnya Nggak Usah Aneh-aneh

14 Januari 2024
pungli proyek pemerintah gaji PNS kerja 10 juta pejabat digaji besar tapi solusi minta rakyat mojok

Mempertanyakan Logika ‘Kerja Setara 10 Juta, Gajinya 3 juta. Sisanya Diganti Tuhan’ dalam Dunia Kerja

27 Agustus 2021
wirausaha

Antara Berwirausaha dan Bekerja Setelah Wisuda

27 Mei 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.