• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Susi Susanti dan Keramat Tahun 1992

Mariemon Simon Setiawan oleh Mariemon Simon Setiawan
6 April 2020
A A
susi susanti olimpiade barcelona 1992 bulu tangkis badminton juara medali emas olimpiade seoul 1988 mojok.co

susi susanti olimpiade barcelona 1992 bulu tangkis badminton juara medali emas olimpiade seoul 1988 mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sumpah, saya merinding ketika menonton video berjudul “Jejak Emas Susi Susanti” dari channel YouTube ANTVSport. Seorang atlet muda berhasil merebut emas pertama untuk negaranya yang bahkan waktu itu belum genap 50 tahun merdeka.

Peristiwa itu terjadi di Barcelona, tepatnya di Pavello de la Mar Bella. Tahun 1992. “Kupu-kupu kecil” menari di atas lapangan. Kepakan tangannya lembut, tapi enerjik dan mematikan. Ia tampak tenang dan penuh konsentrasi. Ia sadar, harapan dan mimpi bangsanya bergantung pada setiap kepakannya. Mimpi bangsanya terselip di antara lubang-lubang jaring raket yang ia ayunkan, dan bahwa ia sedang mendebarkan dada jutaan penduduk Indonesia.

Bagi saya, tahun 1992 adalah tahun bersejarah dalam dunia sepak bola. Tahun itu, sebuah tim tradisional dari Catalan di bawah asuhan Johan Cruyff berhasil menjadi jawara Eropa untuk pertama kalinya di Wembley. Trofi itu menjadi “hadiah” bagi warga Barcelona yang tengah bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade.

Pada tahun itu pula, berjarak puluhan tahun sebelum “dongeng” Yunani di Portugal, sebuah tim berstatus penggenap kuota melesat bak meteor di langit Eropa dan dunia dengan menjadi juara Euro ’92. Mereka adalah Denmark.

Sementara di Manchester, bekas pelatih Aberdeen F.C. bernama Ferguson tengah mempersiapkan masa depan timnya melalui kaki bocah-bocah berbakat. Bocah-bocah “Class of ’92” itu, yang di dalamnya ada Beckham, Gigs, Scholes, Butt, dan Neville bersaudara, kelak memahkotai treble bersejarah MU dengan trofi Liga Champions melalui comeback paling dramatis.

Kembali ke Pavello de la Mar Bella, Barcelona. Kupu-kupu itu adalah Susi Susanti. Ia masih tenang. Ia baru saja comeback di set kedua setelah kalah di set pertama. Di set ketiga, Susi unggul cukup jauh. Lawannya, Bang Soo-hyun dari Korea berusaha mengejar ketertinggalan. Pada service penentuan, pertandingan berlangsung alot. Susi butuh satu poin untuk meraih emas. Smash keras dari Syoo-hun selalu dikembalikan dengan baik. Permainan netting dilakukan Syoo-hun, tetapi Susi terlalu lincah untuk dikalahkan melalui permainan pendek penuh tipuan di atas net.

Penonton di tribun merah putih mulai bersorak. Soo-hyun melesakkan smash keras ke sudut kiri belakang Susi, tapi Susi segera mundur dan mengembalikannya. Soo-hyun yang menerima bola lambung kembali melepaskan smash keras di tempat yang sama. Susi memutar badan dan siap untuk menangkis. Namun, tampaknya kali ini feeling-nya lebih kuat ketimbang daya refleksnya. Ia membiarkan kok itu terjatuh. Jatuh di luar garis. Dan Susi Susanti juara.

Tidak ada selebrasi berlebihan. Dengan sekali sentakan, dua tangannya meninju udara. Tidak sedramatis dua tangan tangan van der Sar yang mengacung tinggi ke udara setelah menepis tendangan penalti Anelka di Moskow atau sehisteris teriakan “Aguerooo!” ala Martin Tyler saat menyaksikan gol penentu gelar Manchester City. Susi tetap tenang. Ia membuat tanda salib, menyalami musuhnya, lalu menenteng tasnya. Ia merayakannya dengan sederhana, benar-benar menunjukkan bahwa ia seorang juara.

Saat mengharukan itu tiba. Bendera Indonesia dikibarkan lebih tinggi dari bendera lain. Susi pun berdiri di podium tertinggi. Ketika lagu “Indonesia Raya” mengisi langit-langit Pavello de la Mar Bella, mata Susi berkaca-kaca lalu air matanya jatuh. Air mata itu adalah selebrasinya yang otentik, selebrasi paling luhur yang keluar dari lubuk hatinya yang paling dalam.

Di tahun yang bersejarah itu, Susi telah menciptakan sejarah untuk dirinya sendiri sekaligus Indonesia dengan menggondol emas Olimpiade pertama negara ini, diraih dari cabang olahraga yang juga baru pertama kali masuk Olimpiade. Susi adalah perempuan hebat. Ia meneruskan tongkat estafet dari tiga srikandi pemanah pemberi medali pertama (medali perak) untuk Indonesia di Olimpiade Seoul 1988. Air mata Susi seakan mejadi bukti bahwa perempuan Indonesia berbicara dengan prestasi.

Dan lebih dari itu, air mata Susi di Barcelona harusnya mampu mengetuk hati setiap orang yang masih doyan beraksi rasis dan intoleran. Susi tidak peduli soal mayoritas atau minoritas, Tionghoa atau pribumi, Kristen atau non-Kristen, laki-laki atau perempuan karena hanya ada satu nama yang melekat di dadanya: Indonesia.

BACA JUGA Sepak Bola Itu Nggak Menarik, Percayalah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 April 2020 oleh

Tags: bulu tangkisOlimpiadesusi susanti

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Mariemon Simon Setiawan

Mariemon Simon Setiawan

Nama saya Mariemon Simon Setiawan. "Monteiro Van Halle" adalah nama pena saya. Saya menyukai musik, makan, menulis cerpen dan puisi. Pernah bergiat di komunitas Teater Tanya-Ritapiret. Akhir-akhir ini suka menulis dengan tema olahraga dan sepak bola. Kini mahasiswa di STFK Ledalero, Maumere, Flores.

ArtikelTerkait

Suka Atau Tidak, Bulu Tangkis Indonesia Tetap Butuh Nyinyiran Taufik Hidayat Terminal Mojok

Suka Atau Tidak, Bulu Tangkis Indonesia Tetap Butuh Nyinyiran Taufik Hidayat

27 Juni 2022
Bendera PBSI Berkibar Saat Kemenangan Tim Thomas Cup Indonesia? Lumayan, daripada Bendera PB Djarum, kan? terminal mojok.co

Bendera PBSI Berkibar Saat Kemenangan Tim Thomas Cup Indonesia? Daripada Bendera PB Djarum, kan?

18 Oktober 2021
Salon de thé François industri musik jepang mojok

Jangan Anggap Enteng Urusan Sampah di Jepang

6 Oktober 2021
Jangan Sampai Kegagalan di Piala Sudirman 2021 Jadi Pemakluman terminal mojok

Jangan Sampai Kegagalan di Piala Sudirman 2021 Jadi Pemakluman!

2 Oktober 2021
Masalah di Balik Hobi Pemerintah Beri Bonus Besar ke Atlet Juara mojok.co

Masalah di Balik Hobi Pemerintah Beri Bonus Besar ke Atlet Juara

16 Agustus 2021
apriyani olimpiade sistem olahraga indonesia mojok (1)

Apriyani dan Pertaruhan Orang Tua yang Kadang Gagal

6 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Setelah Mencicipi Mi BonCabe, Menarik Jika Merek Lain Ikutan Bikin Mi Instan kreasi indomie

6 Resep Kreasi Indomie yang Bisa Dibikin Semua Orang

cimoy montok

Surat Cinta untuk Cimoy ‘Nuraini’ Montok

Pengakuan Swiper si Pencuri Barang Milik Dora yang Alih Profesi Jadi BuzzeRp

Pengakuan Swiper si Pencuri Barang Milik Dora yang Alih Profesi Jadi BuzzeRp



Terpopuler Sepekan

Masa Jabatan Kepala Desa 9 Tahun? Nggak Kapok Punya Pimpinan Nggak Becus?
Pojok Tubir

Nggak Usah Berisik, Perpanjangan Masa Jabatan Kades Sudah Benar kok!

oleh Moh. Rofqil Bazikh
6 Februari 2023

Nggak usah kemrecek!

Baca selengkapnya
Dosa Penjual Lumpia Semarang yang Bikin Lumpianya Bau Pesing

Dosa Penjual Lumpia Semarang yang Bikin Lumpianya Bau Pesing

6 Februari 2023
4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

4 Februari 2023
7 hotel murah tak jauh dari Tuju Jogja kemiskinan di Jogja

Omong Kosong Peran Universitas dalam Mengentaskan Kemiskinan di Jogja

7 Februari 2023
Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub (Unsplash)

Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub

1 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=p4e22R45FOg

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!