Semenjak kondisi pandemi mulai membaik, dan bioskop di Indonesia mulai dibuka, jumlah penonton film di bioskop Indonesia meningkat pesat. Masyarakat seperti terbebas dari kekangan dan menonton bioskop menjadi salah satu pelampiasan. Hal itu terlihat dari jumlah penonton bioskop pada 2022 yang meningkat pesat.
Film horor Indonesia bisa dibilang menjadi salah satu genre favorit pada 2022. Berdasarkan data laman filmindonesia.or.id, dari 15 film Indonesia terlaris di 2022, sembilan di antaranya merupakan film horor.
Jumlah penonton film horor pada 2022 juga bisa dibilang stabil besar. Terlepas dari KKN di Desa Penari yang tembus 10 juta penonton, film-film lain pun mayoritas dapat penonton di atas satu juta. Tren kebiasaan ini menjadi tanda kalau film horor masih menjadi idola mayoritas penonton film-film lokal.
Daftar Isi
Berlomba-lomba menakuti penonton
Hal-hal ini tentu saja membuat berbagai rumah produksi dan produser untuk memanfaatkan momen. Mereka terus memproduksi film-film horor. Hasilnya, awal 2023 di bulan Januari dan Februari, film horor Indonesia masih mendominasi daftar rilis.
Tak main-main, nama-nama sutradara besar dan aktor, serta aktris kelas A, turut meramaikan film horor Indonesia di awal 2023. Mulai dari cerita orisinal, adaptasi film klasik, hingga sekuel, semua ada.
Kalau melihat track record di sepanjang 2022, awal 2023 seperti akan menjadi momen untuk terus memanjakan penonton bioskop Indonesia. Deretan film horor yang bertubi-tubi dirilis harusnya bisa melanjutkan rekor-rekor yang sebelumnya pernah dicapai.
Film horor Indonesia tak lagi bertaji?
Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Hingga awal Maret 2023, belum ada film horor Indonesia yang mampu mencetak jumlah penonton yang mengesankan. Hingga 6 Maret 2023, menurut data filmindonesia.or.id, baru ada satu judul film horor yang mampu menembus satu juta penonton.
Film Waktu Maghrib hingga 6 Maret 2023 sudah mampu mengumpulkan 1,9 juta penonton. Perolehan tersebut dicapai dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. Capaian ini juga didukung dengan hype Waktu Maghrib sebagai film Indonesia pertama di 2023 yang tembus satu juta penonton.
Waktu Maghrib merupakan bukti kalau nama besar sebenarnya tidak cukup untuk membuat sebuah film laris. Film ini disutradarai oleh Sidharta Tata. Seorang sutradara debutan untuk film panjang. Sidharta Tata sebelumnya lebih aktif dalam dunia film pendek.
Dari segi pemain pun, Waktu Maghrib tidak dibintangi nama-nama besar. Mayoritas pemerannya nama-nama baru, atau nama-nama lama yang bukan top tier artis, seperti Ali Fikry, Bima Sena, Andri Mashadi, Aulia Sarah, Sadana Agung, dan Muhammad Abbe.
Kesuksesan Waktu Maghrib dalam menggaet penonton ini belum bisa dilakukan oleh film-film lain. Jarak jumlah penonton dengan film horor lain di awal tahun 2023 malah bisa dibilang sangat jauh dengan Waktu Maghrib. Mayoritas hanya mampu mengumpulkan penonton 50 ribu hingga 200 ribuan.
Penonton film Indonesia melesu?
Sebenarnya, kalau dilihat dari penonton film-film Indonesia di awal 2023, bukan film horor saja yang pendapatan penontonnya terkesan melambat. Hal ini terjadi di semua genre film. Sebuah sekuel dari franchise populer pun tak mampu menembus satu juta penonton selama masa penayangan hampir satu bulan.
Apakah ini tanda-tanda kalau penonton film Indonesia mulai melesu? Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut secara pasti. Bisa saja hal ini terjadi karena berbagai isu yang terjadi di akhir tahun 2022.
Isu akan terjadinya resesi di Indonesia kemungkinan besar menjadi salah satu pemicu masyarakat mulai mengerem pengeluaran. Meski demikian, anggapan ini bisa sedikit terbantahkan karena meskipun penonton bioskop melambat, berbagai festival yang berbayar masih tetap ramai penonton.
Perlambatan penonton ini bisa saja terjadi karena perasaan terkekang selama pandemi mungkin saja sudah terobati di tahun 2022 sehingga masyarakat seolah-olah sudah cukup nonton bioskopnya.
Meski demikian, sekarang masih sangat dini untuk menyebut penonton bioskop Indonesia melesu. Masih ada bulan-bulan selanjutnya dan segala sesuatu masih bisa terjadi.
Penulis: Muhammad Rizal Fikry
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGAÂ Pak Erick Thohir, NU Itu Bukan Voters KLB PSSI, Salah Sasaran, Bung!