Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Lebih Cocok Disebut Bus Wisata, Nggak Cocok buat Sobat Sat Set!

Anisah Meidayanti oleh Anisah Meidayanti
24 Juni 2023
A A
Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Lebih Cocok Disebut Bus Wisata, Nggak Cocok buat Sobat Sat Set!

Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Lebih Cocok Disebut Bus Wisata, Nggak Cocok buat Sobat Sat Set! (Mujionomaruf via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak awal kehadiran Suroboyo Bus pada 2018 lalu, saya pikir transportasi umum satu ini adalah solusi dari masalah kemacetan dan minimnya keamanan berkendara di beberapa titik jalanan di Surabaya. Ya, waktu itu saya menganggap Suroboyo Bus adalah solusi dari maraknya aksi begal di Surabaya. Apalagi kala itu, Suroboyo Bus digadang-gadang mirip bus di Korea Selatan yang biasa saya lihat di banyak drakor.

Akan tetapi saat mencobanya pertama kali, saat masih menggunakan sistem setor botol di dalam bus, saya cukup kewalahan dengan jauhnya jarak halte dengan tempat tinggal atau sebaliknya, dari kampus ke halte terdekat. Saya pun nggak pernah lagi naik Suroboyo Bus sebagai transportasi utama dan memilih kembali naik sepeda motor karena lebih cepat. Kalaupun harus naik Suroboyo Bus alasannya ada dua. Pertama, karena gabut akhirnya muter-muter Kota Surabaya pakai bus biar nggak ngabisin bensin motor. Kedua, mengantar ponakan berwisata ria dan masih dalam rangka keliling Kota Surabaya naik “bus Tayo”.

Saya pun akhirnya lebih menganggap Suroboyo Bus sebagai bus wisata daripada sebagai transportasi umum. Nggak seperti di Jakarta atau di Korea Selatan yang digunakan untuk berangkat kerja, sekolah atau ke kampus, hingga berangkat ke pasar. Di mana bus adalah transportasi umum andalan bagian dari aktivitas tiap warganya.

Muncul Trans Semanggi yang lebih menjangkau kawasan pinggiran kota

Selang beberapa tahun, setelah lama mengabaikan Bus Suroboyo dan lebih memilih naik kendaraan pribadi, saya baru mengetahui kalau ada bus yang lebih menjangkau kawasan pinggir kota. Bus ini melewati rute yang haltenya dekat dengan rumah. Dekat ya, bukan sangat dekat, hehehe. Bus tersebut ukurannya lebih kecil dari Suroboyo Bus dan juga berwarna merah. Namanya Trans Semanggi. 

Saat pertama kali menaiki Trans Semanggi untuk pergi bekerja, bukannya merasa terbantu, saya malah merasa sangat menyesal. “Ngapain naik bus ini kalau ujung-ujungnya saya telat hampir satu jam!” Lagi-lagi, saya dikecewakan oleh ekspetasi saya sendiri. 

Saya pikir, transportasi umum yang rutenya bisa memudahkan saya ini akan menghapus stigma transportasi umum atas pengalaman saya naik Suroboyo Bus beberapa tahun sebelumnya. Bahkan sama seperti kakaknya, bus ini lebih layak disebut bus wisata daripada jadi transportasi umum. Baik Suroboyo Bus ataupun Trans Semanggi nggak cocok untuk tipe penumpang yang sat set wat wet.

Kebanyakan halte Suroboyo Bus dan Trans Semanggi dekat tempat ikonik Surabaya

Saya paham RSUD Dr. Soetomo, kampus UNAIR, hingga Lapangan Hockey merupakan lokasi strategis dan masuk sebagai fasilitas umum. Namun, bagaimana dengan RSUD Soewandhie, kampus UBAYA, hingga Gelora Bung Tomo? Tempat-tempat yang juga strategis dan ikonik Surabaya ini sulit diakses oleh bus Tayo merah. Halte terdekat jauh, transit naik angkot feeder Wara-Wiri juga membutuhkan waktu yang lama untuk sekadar menunggu hingga sampai ke tujuan.

Haltenya bikin penumpang nggak mau singgah

Kebanyakan halte tempat pemberhentian bus hanya bermodal plang rambu. Kalaupun ada halte yang lebih layak; ada atapnya, ada papan informasinya, ada tempat duduknya, hanya bisa dihitung jari. Itu pun kebanyakan berada di tengah kota. Apalagi di banyak halte pemberhentian Trans Semanggi, haltenya berkonsep lesehan, tiada tempat duduk apalagi atap yang melindungi.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

Wajar apabila banyak penumpang yang betah dalam bus dan lebih memilih berkeliling tanpa tujuan. Ya karena haltenya ramashok blas buat menunggu bus. Bayangkan kalau yang nunggu di halte adalah warga usia lanjut atau ibu hamil.

Nggak terintegrasi transportasi umum lainnya

Jangan harap bisa merasakan transportasi umum kebanggan pemkot Surabaya ini kalau kamu baru turun naik kereta atau pun pesawat. Ketika saya mampir ke Solo, saya bisa ke Bandara Adi Soemarmo dengan menggunakan BST. Ketika saya ke Jakarta, setelah naik KRL dengan jarak yang nggak begitu jauh dari stasiun sudah terdapat halte Trans Jakarta.

Beberapa teman saya dari Sidoarjo yang bekerja di Surabaya ingin sekali naik transportasi umum daripada harus naik kendaraan pribadi karena capek di jalan yang macet. Namun sayang, niatnya urung ketika mengetahui harga ojek online dari stasiun ke kantornya lumayan mahal. Harapannya, setelah naik kereta commuter dari Stasiun Sidoarjo ke Surabaya Gubeng, ia ingin melanjutkan dengan naik bus merah. Sayangnya, jarak halte terdekat dari Stasiun Gubeng baik dari pintu lama maupun baru harus jalan kaki lebih dari 500 meter.

Admin medsosnya nggak sat set

Sudah jadi ciri khas akun media sosial milik pemerintahan kalau kolom komentarnya dipenuhi pertanyaan netizen yang kebingungan tapi banyak yang nggak dibalas. Sekaligus nggak dibuatin konten yang bisa menjawab segala pertanyaan netizen. Kalau saya amati juga di beberapa postingan, baik di akun medsos Suroboyo Bus dan Trans Semanggi, konten yang dibuat vibes-nya kayak akun Dinas Pariwisata. Karena lebih dominan mendorong audiens untuk jalan-jalan alias berwisata. Kalian bisa lihat akunnya di sini dan di sini.

Bahkan dalam salah satu caption postingan di akun Trans Semanggi, tak ragu mengajak audien jalan-jalan di Surabaya menggunakan bus dengan menyematkan kalimat “Aja lali, rèk…mlaku-mlaku nang Surabaya, numpaké ya TSS!” Jarang ada caption yang mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi umum sebagai transportasi penunjang aktivitas. Misalnya, berangkat ke sekolah lebih hemat naik Trans Semanggi atau apa gitu.

Nunggunya lama

Saat transit di halte ITS, saya harus menunggu bus datang lebih dari 30 menit, lho. Andaikan saya naik kendaraan pribadi, mungkin saya sudah sampai tujuan, briefing kerjaan bareng rekan kerja, bahkan makan bubur ayam yang belinya harus antre panjang dulu.

Walaupun saya sudah kesal, saya tetap ingin naik Trans Semanggi saat pulang kerja. “Ah, mungkin arah ke sini aja tadi yang lama, kan kalau pulang rutenya beda,” saya mencoba menghibur diri.

Namun karena lama menunggu kedatangan bus padahal hari sudah mulai gelap, akhirnya saya putuskan untuk memesan ojek online. Bayangkan kalau dari tadi saya pesan ojek online daripada harus menunggu, mungkin saya sudah sampai rumah dan mandi sore.

Sungguh, Trans Semanggi ataupun Suroboyo Bus itu nggak cocok jadi transportasi utama dalam beraktivitas. Ia lebih cocok disebut sebagai bus wisata yang akan mengantarkan kita ke berbagai tempat ikonik di Surabaya.

Nggak heran kalau banyak warga Surabaya yang memilih bus ini untuk berkeliling Kota Surabaya bareng keluarga, orang tua, teman, dan pasangan. Yah, walaupun kalau mau ke halte harus naik motor dulu, sih. Ayolah Pak Eri, mosok kalah sama saudara se-partainya yang ada di Solo? Nggak mau jadi Gubernur Jawa Timur selanjutnya, nih, Pak?

Penulis: Anisah Meidayanti
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Naik Transportasi Umum di Surabaya Adalah Simbol Kemiskinan, tapi Saya Tidak Malu Menggunakannya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Juni 2023 oleh

Tags: bus wisataSurabayaSuroboyo BusTrans Semanggitransportasi umum
Anisah Meidayanti

Anisah Meidayanti

Sering dianggap perempuan setengah lelaki. Mari bersama menikmati nasi bebek goreng saat malam hari.

ArtikelTerkait

Surabaya Nggak Melulu Berisi Hal-hal Buruk, Ini 5 Hal yang Bisa Dibanggakan dari Kota Pahlawan

Surabaya Nggak Melulu Berisi Hal-hal Buruk, Ini 5 Hal yang Bisa Dibanggakan dari Kota Pahlawan

3 Oktober 2024
Fakta Menarik di Balik Macetnya Surabaya (Unsplash)

Fakta Menarik di Balik Macetnya Kota Surabaya, Kota ke-2 Paling Tertib Lalu-lintas di Indonesia

2 Januari 2024
4 Fakta Menarik tentang Surabaya yang Jarang Dibicarakan Terminal Mojok

4 Fakta Menarik tentang Surabaya yang Jarang Dibicarakan

19 Juli 2022
4 Alasan Orang Malas Naik Transportasi Umum di Jabodetabek

4 Alasan Orang Malas Naik Transportasi Umum di Jabodetabek

14 November 2019
Nasib Jadi Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Politeknik Pecahan ITS yang Nggak Populer di Kalangan Masyarakat

Nasib Jadi Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Politeknik Pecahan ITS yang Nggak Populer di Kalangan Masyarakat

14 April 2024
5 Tempat Makan di Surabaya dengan Porsi Jumbo, Dijamin Wareg Terminal Mojok

5 Tempat Makan di Surabaya dengan Porsi Jumbo, Dijamin Wareg!

21 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.