Sebagai warga yang tinggal di Jember Jawa Timur, saya merasa perlu menyampaikan uneg-uneg tentang kondisi jalan di Alas Gumitir untuk bapak ibu di Dinas PU Jatim. Jangan anggap saya sedang nyinyir, anggap saja saya perhatian sama tempat di mana saya hidup dan menghirup udara segar.
Jalur Alas Gumitir Tapal Batas yang menghubungkan Banyuwangi dan Jember di Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu jalur teramai yang ada di Jawa Timur. Tidak salah jika banyak pengguna jalan yang memilih jalur ini untuk menuju Banyuwangi dari arah Selatan Bumi Blambangan. Namun sayangnya, meski jalur ini dianggap vital, perbaikan jalannya tidak selalu instan.
Daftar Isi
Jalur yang menyimpan ancaman dan bahaya bagi pengguna jalan
Padahal jika diteliti lebih serius, jalur ini sebenarnya memiliki potensi bahaya dan ancaman yang perlu diperhatikan oleh pengguna jalan, apalagi dengan kondisi jalan yang mengalami kerusakan. Topografi pegunungan dengan jurang-jurang yang dalam, menciptakan neraka yang menantang bagi pengemudi dan kendaraan yang melintas. Bahkan tidak jarang kemacetan sering terjadi di sana akibat ada truk yang terguling.
Tapi mau bagaimana lagi, itulah yang dihadapi. Toh jika mau memutar lewat Situbond, jarak yang ditempuh jadi kelewat jauh. Mau nggak mau ya, kita terpaksa lebih berhati-hati di jalur ini. Memang nggak ada yang salah dari itu, tapi, masak ya nggak diperbaiki jalannya?
Intensitas longsor dan kerusakan jalan di lokasi ini tidak lantas bikin jalur ini jadi perhatian. Padahal seperti yang sudah saya singgung, jalur Alas Gumitir menjadi satu-satunya jalan untuk menuju Banyuwangi dari sisi selatan. Gara-gara itu, segala jenis kendaraan melintasi jalur tersebut, dari kendaraan mini hingga gajah besar raja jalanan.
Gajah-gajah besar seperti truk muat tebu dan kayu sering melintas di sini. Kita tahu betul, kendaraan seperti itu tak bisa bermanuver lincah. Artinya ya, jika ada kerusakan jalan, susah untuk mereka menghindar. Tinggal bayangkan saja apa yang terjadi.
Perbaikan jalan di Alas Gumitir lamban
Hingga saya menulis artikel ini, perbaikan pada titik KM 38 Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, belum selesai juga. Padahal pengerjaannya sudah sejak awal tahun. Perbaikan jalan di mana pun, pasti bikin lalu lintas terhambat. Ya silakan bayangkan saja: jalur utama, dilewati kendaraan besar, lalu terhambat perbaikan. Jelas hasilnya bukan kulkas dua pintu.
Lambatnya perbaikan di Jalur Gumitir ini membuat antrean kendaraan semakin sering ditemui. Apalagi jalur ini adalah jalur pegunungan, yang jelas berpotensi longsor. Ketika cuaca sedang baik-baik saja, jelas ini bukan masalah.
Lha kalau musim penghujan?
Potensi-potensi bahaya ini sebaiknya segera diperhatikan oleh pemangku kebijakan. Alas Gumitir bukanlah jalur yang sepi, justru amat vital. Jalur vital, harusnya, punya treatment yang khusus. Harusnya sih, prioritas.
Selain itu, percepat perbaikan. Kasih lah waktu perbaikan yang lebih cepat barang satu-dua bulan, jangan seperti sekarang. Hampir setengah tahun perbaikan nggak kelar-kelar. Saya nggak minta yang berat-berat kok ke kalian, cuman minta waktu perbaikan yang nggak lambat.
Kalau masih nggak bisa ngasih perbaikan jalan yang cepat, ya sudah, emang cuman segitu berarti kualitasnya.
Penulis: Anik Sajawi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Melatih Kesabaran di Jalan Kalimantan Jember