Artinya, warga protes bukan cuma masalah patung yang sudah nggak gagah lagi, tapi juga karena mereka nggak dilibatkan dalam pembahasan revitalisasi. Jadi wajar dong kalau warga sekitar bertanya-tanya. Lha wong nggak diberitahu kok ujug-ujug diganti. BTW, mahal juga, ya, Pak, anggaran bikin patung sapi. Cen apa-apa mahal sekarang tuh.
Maksud saya begini, Pak. Itu harusnya bisa dijadikan pelajaran kalau warga sebenarnya juga butuh ruang untuk menyampaikan aspirasi. Warga bapak ini nggak pengin apa-apa kecuali bersuara dan suaranya didengar. Itu tok. Persoalan patung sapi, taman kota, pembukaan kawasan wisata, hingga Tugu Tobong Gamping itu sebenarnya persoalan sepele saja. Sebab, ada persoalan krusial di sistem pemerintahan yang panjenengan pimpin itu, yaitu masalah aspirasi warga yang terkesan disepelekan. Bukankah negara ini menganut sistem demokrasi, ya, kan, Pak?
Lagian apa sih urgensi bikin taman kota dan pembangunan Tugu Tobong Gamping itu, Pak. Saya sebenarnya bodo amat mau diganti jadi tobong atau apa saja, monggo lah, silakan. Tapi, ya, mbok lihat-lihat situasi dan kondisi dulu. Banyak lho, Pak, hal-hal lebih mashok akal ketimbang bikin taman kota. Sebut saja minimnya penerangan jalan, banyaknya jalan rusak, pengelolaan tempat wisata yang masih amburadul, hingga tingginya kasus bunuh diri di Gunungkidul. Ini yang seharusnya bapak perhatikan, bukan malah fokus bikin taman kota nirfaedah yang semata-mata cuma pengan “menghibur” wisatawan.
Kalau wisata berdampak besar dan bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat secara keseluruhan saja, silakan, lha nyatanya pendapatan wisata sebegitu banyaknya, yang menikmati cuma segelintir orang saja. Kadang saya heran betul lho, Pak, pemasukan sebegitu melimpahnya, lha kok masyarakat kita ini masuk 15 besar kabupaten paling melarat sak-Indonesia. Kenapa kira-kira, ya, Pak?
Itu saja, ya, Pak, surat terbuka dari saya. Kalau saya teruskan bakal panjang, rumit, dan berbelit-belit ini. Ya, kayak para pejabat di Negeri Wakanda sana ituuuu, sak menang-menange dewe. Sebelumnya terima kasih banyak lho, Pak, sudah mau meluangkan waktu membaca dengan teliti dan saksama surat ini.
Pokoknya jaga kesehatan fisik dan mental terus, lho, Pak Bupati. Cuaca di Gunungkidul akhir-akhir ini cukup labil dan lumayan bikin pusing. Jangan sampai sakit, biaya pengobatan mahal soalnya.
Salam.
Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Jogja (Sudah Tidak) Istimewa, Gunungkidul (Tetap) Merana