Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Surabaya Selepas Hujan Tak Lagi Seindah Video Orang-orang, Hanya Tinggal Banjir dan Macet di Jalan

Rahadi Siswoyo oleh Rahadi Siswoyo
6 Maret 2024
A A
Surabaya Selepas Hujan Tak Lagi Seindah Video Orang-orang, Hanya Tinggal Banjir dan Macet di Jalan

Surabaya Selepas Hujan Tak Lagi Seindah Video Orang-orang, Hanya Tinggal Banjir dan Macet di Jalan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Surabaya selepas hujan sudah tak lagi menyenangkan. Ada banjir dan macet yang siap menemani kalian.

Semakin tua usia bumi kita, semakin ada saja kejutannya. Fenomena alam unik nan baru muncul tiada henti. Kadang membuat kita heran, sesekali juga membuat kita ingat kepada Sang Pencipta. Seperti hujan yang sekarang tak seromantis dulu.

Kalau ada yang masih bilang hujan adalah 1% cairan dan 99% kenangan, itu omong kosong. Sekarang hujan jadi sedikit lebih rumit untuk dimatematikakan seperti itu. Barangkali saat ini hujan adalah 30% cairan, 20% banjir, 10% petir, 10% angin, dan 10% macet. Nah, sisanya terserah mau digunakan untuk apa.

Tren video Surabaya setelah hujan mulai redup

Kenyataan itu membuat saya sadar kalau tren romantis-romantisan setelah hujan mulai meredup kiprahnya akhir-akhir ini. Tak seperti biasanya, sekarang hujan lebih dirayakan dengan sederhana, cukup berharap selamat dan tak terjadi hal aneh-aneh di sekitar kita.

Sebagai warga Surabaya, semakin jarang juga saya temui orang-orang, termasuk rekan saya yang membuat tren “Surabaya Selepas Hujan”. Tren berkeliling Kota Surabaya setelah hujan sebelumnya memang marak dilakukan. Katanya, Surabaya lebih romantis, syahdu, dan berbeda ketika selesai diguyur hujan.

Memang benar, saya pernah merasakannya. Tapi akhir-akhir ini, saya rasa Surabaya selepas hujan sudah berubah. Tak seromantis dan sesyahdu dulu. Memangnya ada apa dengan Surabaya selepas hujan?

Musim hujan ekstrem

Musim hujan yang terjadi di Indonesia sekarang boleh dibilang lebih ekstrem dari tahun-tahun sebelumnya. Curah hujannya lebih tinggi dan semakin tak menentu. Belum lagi paket tambahan dari hujan seperti petir dan angin kencang.

Menurut BMKG, hal itu disebabkan faktor-faktor gelombang atau siklon-siklon tertentu. Bukan karena tangismu yang turun karena belum bisa move on dari mantan.

Baca Juga:

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

Nah, cuaca ekstrem itu yang menurut saya jadi salah satu faktor malas keluar keluar rumah untuk menikmati suasana kota selepas hujan, tak terkecuali di Surabaya. Hujan bisa datang dan pergi sesuka hati seperti gebetanmu.

Mulai banjir di beberapa titik

Sudah menjadi rahasia umum kalau Surabaya menjadi langganan banjir akhir-akhir ini ketika selesai diguyur hujan. Teman-teman di Terminal Mojok sudah banyak yang membahasnya juga.

Banjir tentu jadi hal yang menyebalkan untuk semua orang, namanya juga musibah. Buat muda-mudi yang mau menikmati suasana Surabaya selepas hujan, apalagi. Boro-boro romantis dan syahdu, yang ada justru celana basah, motor mogok, dan bikin kapok. Instagram Story tak lagi membagikan momen estetis, tapi malah mendadak menjadi laporan situasi terkini seperti akun media berita.

Surabaya selepas hujan hanya milik pusat kota

Saya rasa, Surabaya selepas hujan hanya milik pusat Kota Surabaya. Saya rasa juga, teman-teman sepakat dengan apa yang katakan.

Bayangkan, betapa indah dan romantisnya melintasi jalanan balai kota, alun-alun, dan Jalan Tunjungan yang dihiasi lampu-lampu kota dengan sedikit gerimis dan udara sejuk setelah hujan. Apalagi kalau lewat sini saat malam hari. Momen berkendara jadi lebih syahdu dan romantis (((kalau sama pacar))).

Coba kalau selepas hujan kamu berkendara ke daerah lain selain daerah tersebut. Misalnya di daerah Ketintang, Mer, Bulak Banteng, atau Tandes. Biasanya kalau nggak ketemu macet, ya ketemu banjir. Nggak ada lagi pikiran estetik atau romantis. Jadi, menurut saya tren yang sudah ada ini keliru. Bukan Surabaya selepas hujan, tapi pusat Kota Surabaya selepas hujan.

Melihat situasi-situasi hujan akhir-akhir ini yang cukup medeni, ada baiknya kita merayakan hujan dengan sederhana. Seperti biasanya saja: memasak mie instan, menyeruput kopi, dan berpuisi. Nggak perlu keliling-keliling kota dengan tujuan sekadar mempercantik Instagram Story. Toh, kalau ketemu macet sama banjir, Instagram Story-mu akan berjudul “laporan situasi terkini”. Ingat, jangan hujan-hujanan juga supaya air matamu tersamarkan.

Penulis: Rahadi Siswoyo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Surabaya Itu Romantis kalau Malam, kalau Siang Jangan Harap!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 Maret 2024 oleh

Tags: banjirhujanjawa timurmacetmacet surabayamusim hujanSurabaya
Rahadi Siswoyo

Rahadi Siswoyo

Gemar menghibur teman tongkrongan.

ArtikelTerkait

Ambulans Berbasis MPV Suzuki APV, Bagaimana Rasanya? Kebiasaan Pengendara di Indonesia Ketika Ambulans Lewat: Bukannya Meminggirkan Kendaraan, Malah Menutup Lajur

Kebiasaan Pengendara di Indonesia Ketika Ambulans Lewat: Bukannya Minggir, Malah Tutupin Jalan!

12 Februari 2020
Orang Waru Sidoarjo Lebih Suka Disebut Orang Surabaya daripada Orang Sidoarjo

Orang Waru Sidoarjo Lebih Suka Disebut Orang Surabaya daripada Orang Sidoarjo

25 Januari 2024
Nasib Pilu Ketintang Surabaya di Musim Hujan, Masih Jadi Langganan Banjir meski Sudah Ada Perbaikan dari Pemkot

Nasib Pilu Ketintang Surabaya di Musim Hujan, Masih Jadi Langganan Banjir meski Sudah Ada Perbaikan dari Pemkot

5 Desember 2024
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Jember Terlalu Sibuk Karnaval Sampai Lupa Angka Stunting di Daerahnya Tertinggi Se-Jawa Timur  Mojok.co

Jember Terlalu Sibuk Karnaval Sampai Lupa Angka Stunting di Daerahnya Tertinggi Se-Jawa Timur 

8 Februari 2024
3 Jalan di Bekasi yang Sebaiknya Dihindari di Musim Hujan

3 Jalan di Bekasi yang Sebaiknya Dihindari di Musim Hujan

14 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.