Surabaya Lebih Jago Memanfaatkan Jembatan Suramadu daripada Bangkalan Madura

Surabaya Lebih Jago Memanfaatkan Jembatan Suramadu daripada Bangkalan Madura Mojok.co

Surabaya Lebih Jago Memanfaatkan Jembatan Suramadu daripada Bangkalan Madura (unsplash.com)

Membicarakan Jembatan Suramadu memang tak ada habisnya. Salah satu yang sering dibahas, jembatan terpanjang di Indonesia ini bak gerbang metaverse. Jembatan ini jadi penghubung kehidupan perkotaan yang diwakili Surabaya dan kehidupannya pedesaan yang diwakili Bangkalan Madura. 

Kedua daerah itu memang punya perbedaan mencolok, apalagi saat malam hari. Surabaya tampak lebih hidup dengan gemerlap lampu dan gedung-gedung tinggi. Sebaliknya, Bangkalan Madura tampak gelap, seperti nggak berpenghuni. Perbedaan juga terlihat dari bagaimana kedua daerah itu mengelola ujung Jembatan Suramadu. 

Ujung Jembatan Suramadu sisi Surabaya suasana lebih ramai. Di sana banyak warkop lesehan atau jajanan ringan. Walau tampak sederhana, titik ini tampak hidup dengan kehadiran anak muda yang nongkrong sambil ngopi atau sekedar keluyuran. Apalagi saat sore atau malam hari.

Akan tetapi, kondisinya jauh berbeda dengan ujung Jembatan Suramadu di Bangkalan Madura. Di sana sangat sepi. Jangankan anak muda, warung-warung yang ramah di kantong saja sangat jarang. Itu mengapa, Bangkalan Madura perlu meniru konsep ujung Jembatan Suramadu sisi Surabaya. Siapa tahu, spot itu bisa ramai dan semakin banyak menarik orang berkunjung ke Bangkalan Madura. 

Ujung Jembatan Suramadu Sisi Surabaya konsepnya sederhana, tapi bikin nyaman

Di bagian Surabaya, ujung Jembatan Suramadu dibuat warkop-warkop lesehan yang dikonsep sangat sederhana sebenarnya. Hanya ada stand penjual minuman, tikar untuk lesehan pelanggan, dan terpal untuk mengantisipasi hujan. Pengunjung bisa ngopi atau minum es menghadap pantai sambil memandangi Jembatan Suramadu yang membentang. 

Sembari melihat lalu-lalang kendaraan di atasnya, desir angin dan ombak menambah suasana lebih nyaman, apalagi kalau berdua dengan orang tersayang. Itu mengapa, banyak sekali muda-mudi yang berkunjung ke lokasi ini.

Di area Bangkalan Madura belum ada lokasi seperti ini. Lahannya kurang dimanfaatkan dengan baik. Malah dibangun gedung yang unfaedah, yakni rest area yang dilengkapi dengan foodcourt, landscape, hingga jalur pedestrian. Pembangunannya bahkan memakan dana hingga puluhan miliar rupiah. Bahkan, pembebasan lahannya mencapai ratusan miliar rupiah. Namun, sampai sekarang lokasi tersebut masih sepi, nggak ramai, cuma jadi pajangan. Jangankan pengunjung, foodcourt-nya saja belum ada pedagang yang berjualan. 

Baca halaman selanjutnya: Harga makanan dan minuman …

Harga makanan dan minuman sangat bersahabat

Ini lagi salah satu hal yang bikin saya nggak kapok nongkrong di tepi pantai pinggir Jembatan Suramadu area Surabaya. Selain suasana yang sangat nyaman, saya nggak perlu khawatir dengan harga makanan dan minumannya. Sebab, namanya juga warkop, tentu harganya lebih bersahabat di kantong warga lokal.

Terakhir kali saya kesana, saya memesan kopi kapal api dengan harga Rp5.000 saja. Ditambah jajanan telur gulung yang harganya seribuan. Minuman dan makanan yang murah membuat pengalaman nongkrong di pinggir pantai semakin lengkap. 

Bangkalan Madura sebenarnya berpotensi seperti Surabaya

Konsep sederhana dengan harga makanan yang murah meriah ternyata bisa menarik banyak pengunjung. Bahkan, di hari-hari tertentu, saya sampai kesulitan mencari warkop lesehan tepi pantai yang sepi. Kondisinya benar-benar ramai. 

Sebenarnya, ujung Jembatan Suramadu sisi Bangkalan Madura juga punya potensi dikunjungi oleh banyak orang. Apalagi, waktu tempuh antara dua ujung jembatan itu nggak sampai 15 menit. Ketika ujung jembatan sisi Surabaya sudah terlalu ramai, orang-orang bisa menyebrang dahulu ke ujung sisi Bangkalan Madura. 

Suasananya tentu tidak akan jauh berbeda, sama-sama di tepi pantai dan masih bisa lihat bentangan Jembatan Suramadu. Bedanya, kalo dari Surabaya kita melihat pemandangan hijau area Bangkalan Madura, kalau dari Bangkalan Madura kita lihat pemandangan gedung tinggi di Surabaya.

Menurut saya pribadi, Bangkalan Madura seharusnya banyak belajar dari Surabaya. Sebenarnya ujung Jembatan Suramadu sisi Bangkalan Madura sangat disayangkan, sudah menelan banyak dana, tapi malah nggak nggak terpakai. Namun, mau bagaimana lagi, itulah dampak dari membangun fasilitas yang kurang pertimbangan dan riset. Semoga pemerintah setempat segera melakukan perbaikan dan tidak mengulanginya lagi. 

Penulis: Abdur Rohman
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Surabaya Klaim Tempat-tempat Penting Milik Sidoarjo, Mulai dari Bandara hingga Sekolah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version