Bahasa orang Sumenep lebih halus dan sopan
Bahasa atau logat adalah faktor minor saat berwisata. Namun, tetap perlu mempertimbangkannya agar melancong menjadi lebih nyaman. Saya bukan orang Madura, tapi kebetulan punya beberapa teman orang Madura. Mereka bercerita, penggunaan bahasa di Madura, mulai dari Bangkalan ke arah timur, akan terdengar semakin halus dan sopan. Kalau dianalogikan dalam Bahasa Jawa, mungkin orang-orang di daerah-daerah itu menggunakan tingkatan bahasa krama inggil.
Informasi itu diiyakan oleh pemandu wisata saya ketika di Madura. Bahkan, saat saya mengunjungi Pantai Slopeng, pedagang di sana menggunakan Bahasa Madura yang paling halus. Artinya, kalau kalian menjadikan bahasa dan logat sebagai pertimbangan kenyamanan berwisata, Sumenep bisa menjadi salah satu pilihan ketika berwisata ke Madura. Bahasanya jauh dari kesan kasar dan keras.
Tidak hanya wisata pantai
Mungkin banyak orang beranggapan Sumenep adalah surganya pantai. Itu memang tidak salah. Setidaknya ada enam pantai yang terkenal seperti Pantai Sembilan, Slopeng, Lombang, Pantai Ropet, Pantai Badur, dan Pantai Gili Labak. Keindahannya tidak diragukan lagi.
Akan tetapi, destinasi wisata di Sumenep sebenarnya tidak hanya pantai saja. Di sana juga bisa berwisata sejarah, Keraton Sumenep misalnya. Letaknya yang berada di tengah kota sangat mudah untuk diakses. Selain itu ada Makam Raja Sumenep Asta Tinggi dan Benteng Kalimo’ok.
Sumenep tidak kalah menarik dikunjungi ketika melancong ke Madura, bukan? Sumenep seperti paket lengkap. Destinasi wisatanya menarik, banyak pilihan akomodasi, penduduknya ramah dan sopan lagi. Infrastruktur menuju destinasi wisata pun nggak buruk-buruk aman. Benar-benar lebih baik daripada ke Bangkalan.
Penulis: Audea Septiana
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Mensyukuri Tinggal di Sumenep, Kabupaten Termiskin Ketiga di Jawa Timur
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.