Ada yang tau atau bahkan menggunakan hape iQOO? Gimana menurut kalian?
Apes betul, akhir bulan lalu tiba-tiba hape istri saya mati total. Saya dan istri langsung mengotak-ngatik dan mengira-ngira kerusakan hape tersebut. Kalau berdasarkan analisis sotoy kami, kerusakan hape itu terjadi pada bagian baterai dan/atau layar.
Sebelum pergi ke tempat perbaikan gadget terdekat, saya coba bertanya ke teman-teman yang hapenya pernah diservis terkait perkiraan biaya servis baterai dan layar. Hasil tanya-tanya tersebut jatuh pada kesimpulan bahwa biayanya bisa sampai satu jutaan. Hal ini mengingat domisili saya di luar Jawa yang apa-apa serba mahal.
Belum lagi fakta bahwa hape istri saya adalah Asus, merek yang hari ini kurang tersohor di dunia smartphone. Ditambah usia hapenya sudah lumayan lawas. Hape tersebut keluaran tahun 2016, berarti mencari sparepart hape ini mesti susah sekali.
Daftar Isi
Memilih kandidat hape pengganti
Dengan pertimbangan biaya servis yang nggak murah dan sparepart yang sulit dicari, saya memutuskan membeli hape baru untuk istri. Toh, kami memang sudah punya tabungan untuk gadget baru seumpama gadget lama kami mengalami kerusakan.
Sebagai orang yang paling melek dunia perponselan di lingkup keluarga, saya ditugaskan istri untuk memilih tipe dan merek hape yang paling pas untuk dia. Kebutuhan istri saya sebenarnya nggak muluk-muluk. Dia hanya butuh hape android 5G dengan budget 3 jutaan yang tahan lama, baterainya badak, serta RAM dan ROM-nya besar.
Setelah melihat banyak ulasan hape dari kreator konten macam Sobat Hape dan GadgetIn, pilihan saya mengerucut pada Samsung dan iQOO. Terus terang, saya agak condong ke Samsung. Sayangnya, hape Samsung yang saya incar tak dilengkapi kepala charger bawaan. Jadi, konsumen harus merogoh kocek lagi hanya untuk membeli kepala charger.
iQOO, merek hape yang nggak familier di telinga istri
Sampailah saya pada sesi tersulit sebelum meminang hape, yakni meyakinkan istri. Setelah saya merekomendasikan istri untuk membeli hape iQOO Z7X, pertanyaan pertama yang terlontar dari mulut istri saya adalah, “Merek apaan tuh?” Dia bertanya dengan wajah kaget bercampur bingung. Bagi saya, ekspresi dan pertanyaan tersebut sangatlah wajar.
iQOO memang merek hape yang belum dikenal luas oleh masyarakat. Bukan hanya istri saya, mungkin kalian juga baru pertama kali mendengarnya setelah membaca tulisan ini. Terlebih, sebagai merek hape yang baru masuk Indonesia, iQOO tak begitu masif dalam beriklan.
Meski baru di pasar Indonesia, iQOO bukan merek abal-abal. iQOO itu sub-brand dari Vivo yang sudah lama malang melintang di jagat ponsel Indonesia. Hanya saja fokus jualan utama iQOO bukan seperti Vivo yang mengandalkan desain menarik dan kamera ciamik. Jualan utama iQOO adalah performa.
Soal sub-brand ini, saya sampai pakai perumpamaan guna menjelaskan ke istri. Perumpamaan yang saya pakai begini, Vivo dan iQOO sama halnya dengan Indomie dan Pop Mie. Perusahaan pemilik kedua merek tersebut sama. Bahan dasar produksinya juga serupa. Maka, nggak perlu lagi konsumen meragukan produk buatan iQOO.
Desain hape iQOO
Istri saya ini lebih suka desain hape lawas yang simpel, terutama pada bagian kamera. Menurut istri, kamera hape itu cukup satu saja dengan ukuran yang kecil. Asal dalam sekali jepret hasil foto sebuah hape dapat menghasilkan gambar yang bagus.
Sementara mayoritas hape android zaman now memiliki kamera lebih dari satu dengan desain yang besar, tak terkecuali si iQOO ini. Dengan sekuat tenaga saya menjelaskan ke istri bahwa desain hape zaman sekarang memang begitu trennya. Kalau pun ada yang desainnya sederhana mirip hape jadul, harganya yang nggak sederhana. Layaknya Restoran Padang Sederhana yang harganya tak sesederhana namanya.
Untungnya, istri saya mau mengerti hal ini. Walaupun dengan cara melihat berbagai desan hape merek lain seperti Vivo, Oppo, dan Samsung.
Layanan servis hape iQOO
Kekhawatiran berikutnya istri saya perihal hape iQOO adalah layanan servisnya. Biasanya, merek hape yang baru masuk Indonesia memang belum memiliki jaringan layanan servis yang luas. Akan tetapi hal ini nggak berlaku buat iQOO.
Merek iQOO sudah memiliki jaringan layanan servis yang luas, nyaris ada di seluruh provinsi se-Indonesia. Kenapa bisa demikian? Sebab, sebagai “adiknya” Vivo, jaringan layanan servis Vivo yang telah lama dibangun dapat dijadikan tempat perbaikan iQOO juga. Jadi, pusat perbaikan hape Vivo dan iQOO itu sami mawon.
Setelah berdiskusi panjang yang penuh dengan pertanyaan dan penjelasan, istri saya akhirnya mantap membeli hape iQOO Z7X. Pada titik tersebut, saya merasa kemahiran marketing di dalam diri ini tak kalah dengan sales Oppo yang terkenal jago jualan produk-produknya.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Rekomendasi Hape 4 Jutaan dengan Kualitas Menawan.