Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Suka Duka Jadi Tukang Parkir Selama 6 Bulan

Iqbal AR oleh Iqbal AR
17 September 2020
A A
scan barcodetukang parkir sinis pekerjaan mojok

tukang parkir sinis pekerjaan mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Dari sekian banyak jenis pekerjaan, mulai dari yang wajar hingga tidak wajar, pekerjaan menjadi tukang parkir adalah pekerjaan yang bisa dibilang dilematis. Di satu sisi, tukang parkir sangat dibutuhkan, selain untuk keamanan, juga untuk kerapian dan ketertiban posisi kendaraan. Namun, di sisi lain tukang parkir kadang tidak diharapkan keberadaannya dan kadang dipandang sinis oleh beberapa orang.

Apalagi tukang parkir di minimarket, atau di tempat fotokopi, yang sepertinya sudah kebal dengan hujatan atau tatapan sinis dari pelanggan. Bahkan guyonan sinis tentang mereka juga beredar bebas di masyarakat.

Saya adalah orang yang cukup beruntung pernah mencoba dan merasakan bagaimana kerasnya dan susahnya menjadi tukang parkir. Sekitar dua tahun lalu, selama beberapa bulan, saya sempat menjadi tukang parkir di sebuah warung mi cukup terkenal di kota saya.

Sebelumnya, warung mi ini tidak ada tukang parkirnya dan para pelanggan bisa parkir bebas. Tetapi setelah dapat komplain dari masyarakat akibat parkirnya yang berantakan dan mengganggu jalan, saya dan beberapa teman saya sebagai anggota karang taruna berinisiatif untuk membuat sistem parkir di warung mi tersebut. Pemilik warung mi juga tidak keberatan, maka jadilah untuk pertama kali warung mi tersebut ada parkirnya, yang berarti sekarang kalau parkir harus bayar.

Keberadaan tukang parkir sebenarnya dibutuhkan, dan saya merasakan hal itu. Semenjak warung mi tersebut ada sistem parkir, kendaraan para pelanggan yang ada di warung mi tersebut jadi ditata rapi oleh saya dan teman-teman saya. Warga pun juga sudah tidak komplain lagi soal berantakannya kendaraan para pelanggan di warung mi.

Sebenarnya tanggung jawab besar ada di pundak saya dan teman-teman untuk menjaga dan memastikan bahwa puluhan sepeda motor dan mobil ini tetap aman dan tidak cacat sedikit pun. Tapi setidaknya ada sedikit rasa bangga karena akhirnya pekerjaan ini diapresiasi dan saya ada di dalamnya.

Penghasilan pekerjaan ini tidak bisa dibilang sedikit. Warung mi tempat saya bekerja sebagai tukang parkir ini sangat terkenal dan banyak sekali pelanggan yang datang. Meski sepi, saya dan teman-teman bisa dapat Rp100.000, dan kalau ramai, Rp200.000 bisa kita dapat. Jam kerja kita pun normal, mulai jam 18.30 hingga 02.00. Kita gajian seminggu sekali, dan hanya menyisihkan sekitar Rp. 50.000 untuk uang kas. Tentu bagi mahasiswa seperti saya, jumlah ini bisa dibilang cukup. Lumayan, lah, untuk beli kopi, rokok, atau untuk uang saku kuliah.

Namun, hujatan dan tatapan sinis juga saya dan teman-teman rasakan akibat adanya sistem parkir di warung mi tersebut, terutama di hari-hari pertama ada sistem parkir. Para pelanggan setia yang selama ini tidak pernah membayar parkir (karena memang tidak ada) agak terkejut dengan sistem parkir yang baru, yang mengharuskan mereka bayar Rp2,000 per kendaraan.

Baca Juga:

Jangan-jangan, Kita Ini Sebenarnya Butuh Tukang Parkir dan Nggak Benci sama Mereka

Kursi Besi FamilyMart: Obat Pengurang Stres Pekerja Jakarta selain Kursi Indomaret

Mereka kadang bertanya dengan dahi mengernyit nada tinggi, yang mengisyaratkan ketidaksukaan, “Kok sekarang ada parkirnya sih, Mas?” Saya jawab saja sejujurnya bahwa ada komplain ini itu, dan mereka dengan tatapan sinisnya berlalu saja tanpa menanggapi jawaban saya.

Belum lagi masalah posisi kendaraan, terutama sepeda motor. Saya memang tidak menganjurkan para pelanggan untuk mengunci ganda sepeda motor mereka supaya bisa mudah dirapikan. Toh, saya dan teman-teman juga menjaga kendaraan mereka sampai selesai. Pernah ketika salah satu pelanggan selesai makan dan menjumpai motornya berpindah tiga meter ke depan, alias hanya pindah barisan, si pelanggan itu ngomel-ngomel tidak karuan terhadap saya sebagai tukang parkir. Bahkan dia seperti tidak ikhlas membayar biaya parkirnya. Saya sebenarnya bisa balik memarahi, tetapi saya tetap sabar, menahan emosi saja. Ini adalah risiko pekerjaan yang harus saya terima.

Berjalan sekitar lima sampai enam bulan, saya ternyata sudah tidak sanggup lagi jadi tukang parkir. Selain banyak dihujat, saya juga ada kesibukan lain yang lebih penting. Teman-teman saya tetap melanjutkan pekerjaannya, tentu dengan anggota yang kadang keluar-masuk.

Selama lima sampai enam bulan itu, saya sebenarnya belajar bahwa menjadi tukang parkir memang sangt berat. Tukang parkir itu bertanggung jawab atas puluhan, bahkan ratusan kendaraan. Mereka kadang dipandang sebelah mata, ditatap sinis, bahkan dianggap tidak ada. Ya, meskipun memang ada sih tukang parkir yang menyebalkan, yang kalau kita datang mereka tidak ada, tetapi ketika kita mau pulang, mereka tiba-tiba muncul. Namun, bagaimana pun keadaannya, tukang parkir tetap patut dihargai. Mereka bekerja dan mereka juga manusia.

BACA JUGA Rawon, Makanan Primadona Ketika Resepsi Pernikahan dan tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 September 2020 oleh

Tags: minimarketpekerjaanTukang Parkirwarung
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

privilege

Cerita Soal Privilege dan Pilihan Hidup

10 Oktober 2019
5 Hal yang Ada di Indomaret dan Tidak Disadari Pelanggan

5 Hal yang Ada di Indomaret dan Tidak Disadari Pelanggan

5 April 2024
scan barcode juru parkir Pengalaman Berurusan dengan Tukang Parkir yang Nggak Mau Kepanasan terminal mojok.co

Eksistensi Tukang Parkir Ilegal sebagai Martir untuk Menguji Kualitas Iman Kita

14 Oktober 2021
Sisi Gelap Kota Makassar: Pak Ogahnya Sangar, Tukang Parkirnya Kasar!

Sisi Gelap Kota Makassar: Pak Ogahnya Sangar, Tukang Parkirnya Kasar!

18 Februari 2024
Pemilik Warung Membeberkan 5 Rahasia Indomie Racikannya Bisa Lebih Enak daripada Buatan Rumahan Mojok.co

Pemilik Warung Membeberkan 5 Rahasia Indomie Racikannya Bisa Lebih Enak daripada Buatan Rumah

29 Oktober 2025
4 Alasan Seseorang Menanyakan Pekerjaan Orang Lain Saat Ngumpul

Golongan yang Nggak Mungkin Work Life Balance. Kerja, Kerja, Kerja, Tipes!

11 Maret 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.