Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Sudah Saatnya Ma’ruf Amin Meniru Kinerja Gajah Mada

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
27 Januari 2023
A A
Sudah Saatnya Ma’ruf Amin Meniru Kinerja Gajah Mada

Sudah Saatnya Ma’ruf Amin Meniru Kinerja Gajah Mada (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kinerja Gajah Mada bisa banget ditiru Ma’ruf Amin, biar keliatan punya legacy gitu

Nusantara versi Majapahit, sering kali dianggap memiliki wilayah nan luas. Bahkan, banyak yang bilang ia seluas Asia Tenggara. Namun, hal itu masih perlu ditinjau ulang, layaknya candi Borobudur yang dahulu digembar-gemborkan sebagai bagian dari tujuh keajaiban dunia, atau benarkah kita dijajah tiga ratus lima puluh tahun?

Tapi, bila kita bicara soal Majapahit, tetap tak bisa dianggap sebagai sejarah kecil-kecilan. Peradaban yang pada akhirnya menjadi cikal bakal banyak peradaban besar di bawahnya itu, menghadirkan semacam kebanggan. Bahwa di (wilayah yang sekarang) Indonesia pernah berdiri kerajaan semaju dan semegah itu. Dan di masa itu pula kita mengenal seorang patih nan beken karena sekarang menjadi nama kampus, warung mi, dan jalan raya. Gajah Mada, ialah orangnya. Bukan Gaj Ahmada, bukan.

Ia adalah nama besar yang nyatanya lebih dikenal daripada nama rajanya. Selain karena mudah diingat dan punya legacy yang keren, nama itu melekat kuat karena sebuah sumpah. Sumpah Palapa menjadi sumpah paling dikenal oleh banyak orang Indonesia, tentu setelah sumpah pocong. Bayangkan, seorang patih yang pada akhirnya mampu bertahan hingga kini. Bukan jasadnya, tapi nama besarnya. Dan saya rasa, seorang wakil presiden harus banyak berguru padanya.

Apalah arti sebuah nama, karena yang paling utama memang apa yang dilakukannya. Sosok macam Gajah Mada memang bukan kaleng-kaleng. Kinerjanya tak hanya jadi legenda, juga menjadi perlambang semangat juang kelas wahid dan sikap ksatria yang pantang menyerah. Meski patih (bukan bermaksud bilang bahwa patih jabatan biasa saja), ia tak lekang oleh zaman. Sangat berbeda dengan wakil-wakil presiden di sini. Tentu patih dan wakil presiden memang jabatan yang berbeda, namun setidaknya mereka adalah tandem dari orang nomor satu.

Gajah Mada tetap lestari layaknya Bung Hatta. Mereka adalah lakon yang langka, nomor dua yang selalu terpatri di hati. Saya tak mau Pak Ma’ruf Amin bernasib sama dengan wakil-wakil presiden lain yang begitu mudah terlupakan. Ini sudah 2023, tinggal menghitung sedikit langkah yang tersisa untuk menuju 2024. Itu berarti waktunya mepet, tinggal seperminuman air satu gelas di bawah terik gurun Sahara. Namun, Pak Ma’ruf Amin ini unik, ia seolah menjalani konsep hidup slow living. Santai saja, alon-alon.

Bahkan, saking uniknya, saya sempat lupa bahwa Pak Jokowi punya wakil. Tentu akan lebih masuk akal kalau saya meminta Pak Ma’ruf untuk meniru Bung Hatta. Namun, tanpa bermaksud merendahkan, hal itu sepertinya sulit sekali untuk dilakukan. Segala perjuangan, sepak terjang, pengorbanan, dan rasa sakitnya tentu berat untuk ditiru. Bukan juga saya bermaksud merendahkan Gajah Mada, tapi meniru salah satu peninggalannya saya kira lebih masuk akal. Apalagi kalau bukan bikin sumpah.

Meniru kinerja nyatanya jelas berat dan kemungkinan menggapai keberhasilannya seperti punuk merindukan Pluto, jauh. Menyatukan negara ini? Haduh, itu bukan perkara remeh temeh. Cukuplah kiranya Pak Ma’ruf bikin sumpah cucur atau cilok di air mancur Bundaran HI. Selain tak terlalu berat menahan nafsu pada cucur dan cilok, ia juga mudah didapat. Bolehlah bikin janji yang ringan-ringan saja dahulu. Seperti berjanji tak akan makan cucur sebelum bisa melegalisasi ganja. Walau sudah pasti tak akan terjadi, setidaknya kelihatan ada usaha, nggak cuma gimmick semata.

Baca Juga:

Pak Ma’ruf Amin, Nggak Perlu Meminta Anak Muda untuk Jangan Tunda Nikah. Mau Bayarin Emangnya?

Pak Ma’ruf Amin, Nggak Usah Ikut-ikutan Ngomongin Childfree, yang Lain Aja!

Tapi, bikin sumpah yang serius juga boleh. Misalnya saja tak akan makan sebelum toleransi antarumat beragama ditegakkan di negara ini. Karena kalau hanya janji dan ucapan, sepertinya belum ada bedanya hingga hari ini. Minimal agar saudara-saudara sebangsa dan setanah air boleh mendirikan tempat ibadahnya dengan mudah dan aman. Seperti Gandhi yang baru mau makan setelah dua umat yang berseteru berdamai. Meski begitu, yang namanya sumpah dan janji hanya akan memberikan dua hasil. Kalau tak dijalankan ya, paling dilanggar.

Mari, Pak Ma’ruf, demi Indonesia yang lebih baik!

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Ma’ruf Amin: Baru Sebentar Dititipi Kekuasaan, Sudah Bikin Terobosan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Januari 2023 oleh

Tags: gajah madaMa'ruf Amin
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Pak Ma’ruf Amin, Nggak Perlu Meminta Anak Muda untuk Jangan Tunda Nikah. Mau Bayarin Emangnya?

Pak Ma’ruf Amin, Nggak Perlu Meminta Anak Muda untuk Jangan Tunda Nikah. Mau Bayarin Emangnya?

18 Mei 2023
sunda majapahit gajah mada penaklukan mojok

Mengapa Sunda Tidak Pernah Menjadi Bagian dari Majapahit?

25 September 2020
Pak Jokowi Lupa Menyapa, dan Kita Memang Hampir Melupakan Ma'ruf Amin maruf amin kyai wakil presiden indonesia terminal mojok.co

Pak Jokowi Lupa Menyapa dan Kita Memang Hampir Melupakan Ma’ruf Amin

18 September 2020
Pak Ma’ruf Amin, Nggak Usah Ikut-ikutan Ngomongin Childfree, yang Lain Aja!

Pak Ma’ruf Amin, Nggak Usah Ikut-ikutan Ngomongin Childfree, yang Lain Aja!

14 Februari 2023
Ma'ruf Amin: Baru Sebentar Dititipi Kekuasaan, Sudah Bikin Terobosan

Ma’ruf Amin: Baru Sebentar Dititipi Kekuasaan, Sudah Bikin Terobosan

30 Juni 2022
Ma’ruf Amin Mau Ajarkan India Soal Toleransi, Itu Ahmadiyah Apa Kabarnya Pak?

Ma’ruf Amin Mau Ajarkan India Soal Toleransi, Itu Ahmadiyah Apa Kabarnya Pak?

6 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.