Banyak yang menyayangkan dan heran akan keputusan Casemiro pindah ke Manchester United. Rekan lini tengahnya di Real Madrid, tak menyangka keputusan tersebut. Wajar, ketika kau menguasai Eropa hampir satu dekade, pergi ke tim juru kunci bukanlah hal yang wajar. Bahkan Carlo Ancelotti sampe bingung sama keputusannya.
🎙️| Ancelotti: “I can’t reply as to why Casemiro traded European Champions for a struggling side, it’s his decision.” #rmalive
— Madrid Zone (@theMadridZone) August 19, 2022
Namun itulah kenyataannya. Casemiro sudah berlabuh ke Old Trafford, meninggalkan gemerlap piala yang ada di Bernabeu. Tantangan baru, katanya. Dan ya, nyatanya Madrid ikhlas-ikhlas saja. Gimana nggak ikhlas, 85 juta euro untuk pemain berusia 30 tahun, yo ikhlas lah wqwqwq.
Kita tidak perlu berbicara tentang betapa pentingnya transfer ini untuk Manchester United atau betapa hebatnya Casemiro. Kita sudah tahu seberapa banyak piala yang ia dapat di Real Madrid dan seberapa penting ia di lapangan. Kita juga tahu seberapa penting transfer ini, sebab, siapa pun yang didatangkan United, asal lebih bagus ketimbang McTominay dan Fred, itu sudah masuk kategori penting.
Dan ya, banyak banget pemain yang lebih bagus ketimbang McTominay dan Fred. Mau daftarnya? Bikin aja sendiri. Tapi serius, banyak banget.
Pertanyaan apakah Casemiro akan nyetel dengan Manchester United itu juga nggak perlu ada. Orang MU sendiri nggak tahu mereka mau main kek mana, rencananya kek apa, dan butuh pemain kayak apa. Jadi, pertanyaan meragukan ini harusnya nggak perlu ada.
Memang, Casemiro bagus itu karena tandemnya memang kelas dunia, pun Real Madrid punya sistem permainan yang jelas. Wajar sih pertanyaan semacam ia bakal nyetel dengan MU itu muncul.
Namun, apa yang menyebabkan “The Tank” mau-maunya pindah ke klub semenjana, dan meninggalkan kans menyamai rekor Paco Gento?
Saya yakin, salah satu faktornya adalah duit. Gaji pemain Real Madrid memang besar, tapi nggak besar-besar amat. Apalagi jika dibandingkan dengan tim sekelas MU yang ngegaji pemain tanpa mikir. MU itu emang mirip Barcelona, suka ngawur dalam ngasih gaji. Bedanya ya MU nggak bangkrut aja.
Kita nggak ngomongin permainan tim lho. Masak ya saya mau bandingin permainan Barcelona sama MU. Dembele sarungan wae isih iso ngepur Maguire.
Setau saya, dan koreksi andai keliru, gaji Casemiro di Real Madrid, menurut AS, adalah 5,5 juta euro net. Sedangkan di MU, dia dapat 18,2 juta pounds gross atau sekitar 11 jutaan euro lah. Dua kali lipat, Bos, sopo sing wegah?
Perkara menggaji pemain, Real Madrid memang saya akui aneh. Beberapa pemain terkesan underpaid. Vinicius Junior, pemain andalan Madrid aja sebelum diperpanjang kontraknya, hanya dapat 3,5 juta euro per tahun. Coba itu dia main di Inggris, minimal 15 lah. Kalo Sancho saja bisa digaji gede, apalagi Vini.
Tapi tak bisa dimungkiri, kebijakan untuk tidak ugal-ugalan dalam menggaji itulah yang menyelamatkan Madrid dari minus. Real Madrid masih bisa surplus saat pandemi menyerang, ora sangar seko endi?
Jadi, kalau memang urusannya duit, ya nggak masalah Casemiro pindah. Toh, Madrid juga sudah punya pengganti. Aurelien Tchouameni dibeli untuk menggantikan Case, Camavinga pun sebenarnya bisa main di posisi sama. Kroos berkali-kali dipasang di posisi yang sama. Meski tak begitu memuaskan, bisa dibilang Madrid sebenarnya siap ketika ditinggal punggawanya. Valverde-Camavinga-Tchouameni, bisa dibilang adalah the next Kroos-Casemiro-Modric. Jadi, there is no really big fuss about that.
Saya juga punya satu asumsi terkait alasan kepindahan The Tank ke Manchester United.
Begini. Seorang pemain yang sudah kenyang juara, akan mencari tim yang punya tekanan lebih rendah untuk menutup karier. Digaji lebih besar itu bonus, biasanya juga begitu. Sebisa mungkin, ia menghindari tekanan yang besar. Hanya ingin menutup karier dengan bahagia, bermain sepak bola seperti biasa, tanpa beban yang besar di pundaknya. Dan hal itu, hanya bisa didapat dengan pindah atau bermain untuk tim semenjana.
Maka dari itu, sudah benar Casemiro pindah ke Manchester United. Dia pindah ke tim semenjana, dengan tekanan yang tak membebani, plus digaji besar. Pada titik ini, saya sudah rela betul ia pindah. Dia bisa menikmati sepak bola, bermain dengan pemain kelas gurem macam Maguire, Bissaka, Shaw, plus kantongnya tetap tebal.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Buang Sial, Sebaiknya Manchester United Ganti Logo Saja