Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Stop Glorifikasi Kemampuan Anak Naik Motor. Nggak Ada Keren-kerennya Tau!

Rina Purwaningsih oleh Rina Purwaningsih
19 September 2021
A A
Stop Glorifikasi Kemampuan Anak Naik Motor. Nggak Ada Keren-kerennya Tau! terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Pembelajaran tatap muka (PTM) sudah dimulai awal bulan ini, termasuk sekolah anak saya. Perubahan itu berpengaruh pada jadwal harian saya. Apa pasal? Karena saya harus bangun pagi sekali, menyiapkan sarapan, dan mengantar anak ke sekolah. Walaupun di jalan saya sering bertemu dengan anak-anak berseragam sekolah naik motor sendiri ke sekolah, saya nggak tergoda. Saya lebih memilih mengantar anak saya, meski itu berarti jadi repot sendiri. Satu yang saya cari: keamanan.

“Anakku udah naik motor sendiri dari dia masih kelas 7,” kata Bu Broto bangga.

“Lho, anakku malah dari kelas 5 udah bisa aku suruh-suruh belanja di Indomaret. Praktis!” kata Bu Poyo.

“Anakku apalagi. Nggak cuma bisa naik motor. Kemarin ke Mal XYZ, dia lho yang nyetir. Aku mah tinggal ongkang-ongkang kaki nggak repot,” timpal Bu Karyo nggak mau kalah.

Hehehe. Saya cuma bisa nyengir sekaligus miris dengar ibu-ibu grup arisan membanggakan anak-anak mereka. Tahu sendiri, nanggepin emak-emak lagi pamer jatuhnya malah jadi debat kusir. Mereka kusirnya, saya kudanya. Mau koprol guling-guling, nggak bakal ngerti juga. Sia-sia, deh. Dijamin!

Kenapa sia-sia? Karena memang nggak semua orang mau memikirkan faktor risiko. Oh, kalau saya pilih begini, akibatnya A, kalau pilih begono akibatnya B. Simpel sebenarnya, tapi nggak gampang. Ya kayak gini, sudah salah, bangga pula. Hadeh.

Di masa sebelum pandemi, sebenarnya polisi sudah nggak kurang memberi edukasi ke sekolah-sekolah soal tata tertib berlalu lintas. Saya pernah bertanya ke anak saya, “Diajari apa sama Pak Polisi, Dek?”

“Kalau naik motor harus pakai helm buat melindungi kepala, karena kepala adalah bagian tubuh yang paling berisiko tinggi terluka jika sampai terjadi kecelakaan. Bisa berakibat pada kematian, Mah,” begitu kata anak saya.

Baca Juga:

4 Hal Menyebalkan yang Membuat Ibu-ibu Kapok Pergi ke Posyandu

Alasan Banyak Nama Anak Zaman Sekarang Semakin Rumit

“Terus, kata Pak Polisi, helmnya jangan yang abal-abal, harus ada SNI-nya. Kalau mau naik motor, harus punya SIM, yang belum punya motor nggak boleh mengendarai motor. Bahaya kalau anak-anak dan remaja yang belum 17 tahun naik motor.”

Dan seterusnya. Endebra endebre.

Ngomong-ngomong, informasi itu sampai ke orang tua anak-anak sekolah itu nggak, ya? Apa mungkin anak-anaknya lupa ngasih tahu ke orang tua mereka sepulang sekolah? Atau Ayah Bunda yang lupa bertanya soal kegiatan anaknya di sekolah hari itu apa saja? Hayooo, ketahuan pakai alasan sibuk nggak punya waktu. Ini tentang anak, lho.

Balik ke obrolan ibu-ibu arisan tadi, kalau ditarik benang merahnya sebenarnya membiarkan anak berangkat sekolah naik motor sendiri adalah perkara repot dan nggak repot. Padahal bicara soal repot, begitu memutuskan untuk menikah dan punya anak, berarti kita sudah siap repot. Oke, saya nggak mau suuzan dulu, deh. Mungkin bagi sebagian ibu-ibu membiarkan anak-anak mereka naik motor sama seperti membiarkan mereka belajar sepeda gowes. Sekilas bentuknya mirip, sih, sama-sama beroda dua. Padahal risikonya berbeda karena sejatinya motor adalah sebuah mesin, dan mesin harus dikendalikan dengan kesadaran penuh dan keadaan emosi stabil.

Yakin, anak-anak yang masih dalam usia remaja dan sedang rebel-rebelnya itu dikasih kepercayaan menjalankan mesin yang biasanya dipakai untuk memuaskan hasrat manusia terhadap kecepatan? Di belantara jalan raya yang ganasnya melebihi hutan Kalimantan, risikonya nggak main-main, lho. Nyawa taruhannya!

Alasan nggak mau repot dan mencari sisi praktis pribadi, kok, terdengar egois banget, ya? Banyak, lho, nyawa yang melayang sia-sia di jalanan bukan karena mereka nggak berhati-hati, melainkan karena perbuatan orang-orang yang ceroboh yang hanya memikirkan diri sendiri. Ya semacam trio ibu-ibu arisan tadi. Mereka dapat praktisnya, orang lain yang kena getahnya. Nyebai banget, kan?

Jadi, please deh, Bund, stop glorifikasi kemampuan naik motor anak klean, deh. Itu bukan sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Nggak ada keren-kerennya acan! Malah bikin was-was saya dan emak-emak pencinta keamanan berkendara lainnya. Kita yang hati-hati, eh kadang malah apes disenggol motor pelajar. Ya kalau habis nyenggol nyawer gitu mah enak. Lha ini, abis nyenggol-jatuh-rumah sakit-polisi-bengkel motor. Memangnya dipikir semua itu gratis? Nggak!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 September 2021 oleh

Tags: Anaknaik motorOrang Tua
Rina Purwaningsih

Rina Purwaningsih

Perempuan beneran yang B aja.

ArtikelTerkait

Sosok Ayah yang Tak Akan Pudar Jasanya walau Telah Lama Meninggal terminal mojok

Sosok Ayah yang Tak Akan Pudar Jasanya walau Telah Lama Meninggal

15 Agustus 2021
Panduan Misuh Jawa Timuran, Dijamin Mantap dan Paten terminal mojok.co

Selain ‘Anjay’, 5 Kata Ini Seharusnya Juga Dilarang Komnas Perlindungan Anak

30 Agustus 2020
program kb sudah pakai kb tapi tetap hamil kebobolan anak banyak mojok.co

Yang Suka Nge-judge Pasangan Punya Anak Banyak = Nggak KB, Tolong Mulutnya Dijaga

12 Juli 2020
Alasan Guru Malas Melakukan Pendampingan terhadap Murid Bermasalah, Takut Diviralkan Mojok.co

Alasan Guru Malas Melakukan Pendampingan terhadap Murid Bermasalah, Takut Diviralkan

21 Februari 2024
basa-basi

Basa-Basi Orang Indonesia yang Bikin Keki

7 Juli 2019
Nasib Guru Honorer Menjelang Idulfitri: THR Nggak Turun, Upah Bulan Lalu Nanti Dulu orang tua guru korea

Belajar dari Konflik Guru dan Orang Tua Siswa di Korea, Sudah Saatnya Orang Tua Juga Mendidik Dirinya Sendiri

12 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.