Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Stop Bilang Teknologi Pangan Adalah Jurusan yang Kuliahnya Cuma Masak dan Makan

Adi Sutakwa oleh Adi Sutakwa
19 Desember 2020
A A
Stop Bilang Teknologi Pangan Adalah Jurusan yang Kuliahnya Cuma Masak dan Makan terminal mojok.co

Stop Bilang Teknologi Pangan Adalah Jurusan yang Kuliahnya Cuma Masak dan Makan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kuliah Teknologi Pangan itu bukan jurusan yang isinya cuma masak doang. Jadi tolong, demi kemaslahatan bersama berhenti nge-judge anak tekpang itu kuliahnya enak, cuma makan dan masak. Tuduhan “enak ya kuliah jurusan pangan,” sudah beberapa kali saya dapati dalam berbagai kesempatan. Baik berupa reuni kecil-kecilan di kampung halaman yang tentu saja bisa saya maklumi, atau bahkan forum tingkat nasional yang bikin saya sering garuk-garuk kepala.

Seaneh itukah jurusan yang saya ambil sembilan tahun lalu, sampai-sampai dengan penjelasan paling sederhana pun mereka kadang nggak ngerti tentang apa yang dipelajari di jurusan pangan dan nanti kerja jadi apa. Saya sudah menjalani kuliah di prodi Teknologi Pangan pada dua jenjang, S1 dan S2, jadi kalian bisa pegang kata-kata saya. Sekarang tahun 2020, mungkin tekpang sudah jadi satu dari sekian banyak jurusan elite, mengingat terakhir kali saya lihat passing grade-nya selalu meningkat.

Barangkali perlu saya jelaskan dulu, body of knowledge atau konsep komplit dari prodi Teknologi Pangan itu sama saja dengan prodi serupa yang sering sekali beda nama tiap universitas. Mungkin inilah yang bikin khalayak luas gagal paham tentang jurusan pangan. Lihat saja di UGM namanya TPHP (Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian), di IPB istilahnya Teknologi Pangan (TP), di UNS prodinya Ilmu Teknologi Pangan (ITP), di UNILA, UNSRI, dan UNEJ disebut Teknologi Hasil Pertanian (THP).

Saya tegaskan sekali lagi, TP, ITP, TPHP, dan THP itu sama saja. Kami semua mengikuti kurikulum organisasi pakar bidang pangan yaitu PATPI (Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia), yang tentu saja mengacu pada standar internasional organisasi ahli serupa, Institute of Food Technologists (IFT).

Naiknya persaingan untuk memperebutkan jurusan tekpang sebenarnya sudah saya prediksi sejak lama. Beberapa kawan seangkatan saya mengaku bahwa mereka mengambil kuliah tekpang sebagai pilihan kedua, atau ketiga. Apalagi alasannya kalau bukan pelarian dan pelampiasan atas kegagalan menembus jurusan impian: Kedokteran.

Jadi, sejak awal memang input mahasiswa pangan itu isinya orang ambis semua. Bahkan, semasa studi S2 saya juga menemukan teman sekelas yang memilih S2 Pangan, padahal saat S1 dulu ia kuliah di Kedokteran. Gila nggak, tuh? Bayangkan sendiri betapa ngeri persaingan akademik di antara anak Teknologi Pangan. Makanya, salah besar kalau anak-anak yang biasa rangking lima besar di SMA ini direndahkan dengan sebutan “kuliah yang isinya cuma masak dan makan doang.”

Oleh karena itu, keputusan anak-anak yang gagal masuk Kedokteran menjadikan tekpang sebagai pelarian adalah blunder besar yang mendasar. Kuliah anak Teknologi Pangan itu berlipat-lipat lebih sulit dibandingkan anak Kedokteran. Kelihatannya sih gampang di semester satu hanya mengulang mapel SMA, tapi ingat, patut dicurigai kalau mapel yang diulang itu semua ilmu eksak, Matematika, Biologi, Kimia, Fisika. Dan kecurigaan saya terbukti benar di semester tiga hingga akhir.

Nggak kayak anak Kedokteran yang bisa dikatakan berfokus pada ilmu besar Biologi, anak Teknologi Pangan bahkan jauh lebih detil aspek yang dipelajari hingga konsep dan praktik mikrobiologi. Kami juga belajar gizi dan penyerapan makanan yang penelitiannya saja menggunakan hewan coba tikus putih. Mahal harganya, seekor tiga puluh ribu rupiah, padahal biasanya butuh tiga puluh ekor. Pakannya juga nggak murah, sekilo bisa sampai empat ratus ribu rupiah tergantung komposisi dan spesifikasinya.

Kalau anak Teknologi Industri belajar tentang fisika mekanisasi alat, anak tekpang juga mumet soal satuan operasi alat rekayasa, pengolahan pangan, proses termal, hingga perancangan pabrik. Iya, beneran bikin draft dengan tebal ribuan lembar berisi rancangan pabrik pangan. Selengkap mungkin sampai SDA, alat pengolahan, sampai SDM, pemasaran, bahkan menghitung HPP juga. Berasa jadi anak presiden yang punya banyak perusahaan pangan.

Nggak kalah sama anak Teknik Lingkungan, di jurusan Teknologi Pangan kamu juga akan mempelajari pengelolaan limbah dan pemanfaatan produk samping industri. Kalau iri sama anak Teknik Sipil, di jurusan pangan juga ada matkul pilihan kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 yang kerjanya nggak jauh-jauh dari lokasi proyek pembangunan. Tentu saja kami juga belajar manajemen mutu yang kerjaannya kelak jadi auditor ISO industri dan jalan-jalan melulu.

Praktikumnya, dari semester satu sampai semester enam. Banyak pula yang tulis tangan, laporannya bisa sampai ratusan halaman. Wong tiap makul minimal ada enam acara. Tiap acara bisa tiga sampai enam percobaan, bagaimana? Mau muntab apa muntah? Salah sambat bisa jadi public enemy kawan sejawat dan kakak tingkat, nilai praktikum jadi taruhannya. Kalau anjlok, ya tahun depan ngulang lagi, tentu saja nggak cuma praktikumnya, kuliahnya juga!

Masih berpikir anak tekpang kuliahnya cuma mangan? Meskipun demikian, menurut pengamatan saya, tekpang adalah jurusan yang tepat buat kalian para self-proclaimed introvert. Nanti kerja di pabrik sendirian soalnya, biasanya ada tiga shift giliran. Diberikan tanggung jawab pada salah satu bagian kecil dari line produksi tertentu. Satu line produksi bisa satu gedung sendiri lho, yang tingginya bahkan antara lima sampai tujuh lantai.

Kalau nggak di bagian produksi, anak pangan biasanya ada di bagian gudang dan pengemasan, Research and Development (RnD), serta Quality Control dan Quality Assurance (QC dan QA). Dan bukannya bermaksud diskriminatif atau sexist, kenyataannya lebih banyak lowongan kerja di pabrik pangan yang menuliskan syarat nomor satu: laki-laki.

Jadi, selain introvert, sebelum memutuskan untuk ambil jurusan pangan, pastikan dulu bahwa kamu laki-laki. Padahal, dulu di angkatan saya saja perbandingan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan sekitar 1:6, meskipun biasanya bagian QC, QA, dan RnD masih sering sih membuka lowongan tanpa syarat gender tertentu.

Intinya, jangan suuzan lah, jalani aja dulu empat tahun sampai lulus, coba tunggu panggilan satu dua tiga bulan, sampai enam bulan. Dan akhirnya menyerah lalu pilih kuliah S2 saja. Ingat, jangan putus asa, gantungkan harapan setinggi langit, jalani terus kuliah magister selama dua tahun. Lulus S2, melamar kerja, lalu sampai pada tahap wawancara rekrutmen dosen. Lantas melihat nominal gaji yang ditawarkan, pada akhirnya memilih mundur teratur dan kembali ke jalan ninja yang sebelumnya: kerja di pabrik aja.

BACA JUGA Review Kuliner Anti Mainstream ala Anak Teknologi Pangan dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: jurusanteknologi pangan
Adi Sutakwa

Adi Sutakwa

Overweight demi ibadah dan kemaslahatan umat.

ArtikelTerkait

Kisah-kisah Horor dalam Ruang Bedah Mayat Fakultas Kedokteran terminal mojok.co

Kawanku, Tak Harus Kuliah Kedokteran untuk Jadi Mulia

11 Mei 2023
Perbedaan Jurusan Favorit di SMK Zaman Dulu vs Zaman Sekarang Terminal Mojok

Jurusan SMK yang Jadi Favorit Zaman Dulu vs Zaman Sekarang

7 Juli 2022
Yang Tidak Dimasak Ketika Memasak di MasterChef Indonesia terminal mojok.co

Hal yang Tidak Dimasak Ketika Memasak di MasterChef Indonesia

15 Oktober 2020
3 Kebiasaan yang Harus Kamu Lakukan kalau Mau Selamat Kuliah di Jurusan Ilmu Politik

3 Kebiasaan yang Harus Kamu Lakukan kalau Mau Selamat Kuliah di Jurusan Ilmu Politik

27 April 2025
Kata Siapa Jurusan Sosiologi ketika Menjawab Soal Hanya Copy Paste Jawaban dari Internet_ terminal mojok

Bertobatlah Wahai Orang-orang yang Bilang Jurusan Sosiologi Jawab Soal Hanya Copas Jawaban dari Internet

4 Juli 2021
Curahan Hati Emak-Emak Jadi Guru di Rumah dan Dituntut Serba Bisa

PGSD, Jurusan Paling Dibutuhkan 5 Tahun ke Depan

29 September 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Seenak Apa pun Rasanya, Saya Nggak Akan Pernah Makan Jengkol! Terminal Mojok

Seenak Apa pun Rasanya, Saya Nggak Akan Pernah Makan Jengkol!

Nggak Harus Punya Kamera dan Peralatan Mahal buat Jadi YouTuber, Ngab! Terminal Mojok

Nggak Harus Punya Kamera dan Peralatan Mahal buat Jadi YouTuber, Ngab!

4 Hal yang Bisa Dilakukan Saat Antre di Bank selain Mainan HP Terminal Mojok

4 Hal yang Bisa Dilakukan Saat Antre di Bank selain Mainan HP

Terpopuler Sepekan

5 Nama Kecamatan di Blora yang Sukses Bikin Orang Awam Salah Paham

5 Nama Kecamatan di Blora yang Sukses Bikin Orang Awam Salah Paham

18 Juni 2025
Kenapa sih Sekolah Negeri Terobsesi dengan Kampus Negeri? Emang Kampus Swasta itu Jelek?  

Kenapa sih Sekolah Negeri Terobsesi dengan Kampus Negeri? Emang Kampus Swasta itu Jelek?  

21 Juni 2025
Cari Kos Murah di Jogja Makin Susah, 600 Ribu Cuma Dapat Fasilitas Seadanya dan Terletak di Pinggiran Mojok.co

Cari Kos Murah di Jogja Makin Susah, 600 Ribu Cuma Dapat Fasilitas Seadanya. Ada sih yang Mewah, tapi di Pinggiran

19 Juni 2025
Ormek Adalah Kumpulan Mahasiswa Gila Hormat yang Sebaiknya Diwaspadai Mojok.co

Ormek Lebih Cocok Disebut Kumpulan Mahasiswa Haus Pujian daripada Organisasi Mahasiswa

18 Juni 2025
Kendal, Surga bagi Tukang Parkir Liar, Nggak Ditindak, Nggak Kena Razia, Aman! jukir liar

Penertiban Juru Parkir Liar: Ketika Negara Tegas pada Rakyat, Lunak pada Akar Masalah

20 Juni 2025
Pasuruan Ideal, Lebih dari Kota dengan UMR Tertinggi di Indonesia (Unsplash)

Meninggalkan Keinginan Merantau di Kota dengan UMR Tertinggi di Indonesia, Saya Memilih Pasuruan Sebagai Kota Ideal untuk Merantau

21 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Haru dan Dramatis Sepak Bola Putri di Lapangan Tridadi: Tubuh-tubuh Mungil Tumbangkan Lawan Lebih Besar
  • Tersesat di ISI Surakarta dan Menjadi Dosen yang Gegar Intelektual tapi Kini Menikmati dan Jatuh Cinta kepada Solo
  • Sarjana Gaji Kecil Ngaku Bergaji Rp10 Juta buat Pamer ke Tetangga, Berujung Jadi Tempat Ngutang padahal Tak Punya Uang
  • Bisa Kuliah UGM karena Perjuangan Ibu, Bertekad Buktikan Kesuksesan ke Ayah yang Pergi Tinggalkan Keluarga
  • Pertama Kali Dapat Kerja di Jogja sambil Kuliah, Kaget Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan Besar di Amerika Serikat
  • Menikah dengan Anggota Pencak Silat Penuh Atraksi, Niat Ekspresikan Kebanggaan Malah Dicap Jamet

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.