Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Stereotip Orang-Orang tentang Masyarakat Asli Lombok

Aliurridha oleh Aliurridha
4 April 2020
A A
Stereotip Orang-Orang Luar Lombok tentang Masyarakat Asli Lombok
Share on FacebookShare on Twitter

Ada berbagai stereotip yang saya terima sebagai orang Lombok ketika pergi ke suatu tempat. Salah satunya yang paling sering terjadi adalah orang Lombok pasti suka pantai. Mentang-mentang saya dari Lombok teman saya mengajak saya ke salah satu Pantai di Selatan Jogja. Mungkin saya disangka suka sekali pantai karena saya dari pulau tersebut.

Pulau ini dikenal sebagai destinasi wisata yang menggoda para wisatawan dengan keindahan pantainya. Mungkin itu alasan teman saya mengajak saya ke pantai ketika saya berkunjung ke Jogja pertama kali. Padahal kan ada banyak daerah wisata di Jogja yang lebih dekat dan tidak melulu harus pantai. Apalagi jika saya tidak salah ingat butuh waktu 3 jam lebih naik motor tempuh dari Kalasan ke Gunungkidul, itu belum sampai di pantainya.

Saya bandingkan dengan pejalanan dari tempat tinggal saya ke pantai yang paling lama hanya 10 menit. Bahkan dari mana pun tidak terlalu butuh waktu lama untuk tiba di pantai jika di Lombok. Saking pantai itu bejibun karena pulau Lombok adalah pulau kecil yang di tengahnya penuh oleh Gunung Rinjani. Jadi di mana pun tinggal pasti tidak akan jauh dari pantai. Belum lagi saya ini sebenarnya tidak terlalu suka pantai, apalagi jika situasinya ramai.

Daripada dikatakan anak pantai, saya lebih ke anak gunung. Saya lebih suka menyepi di gunung nyari wangsit ketimbang berdesak-desakkan liburan di pantai. Meski begitu saya lebih suka diam di rumah daripada keduanya. Apalagi di situasi seperti sekarang ini, rebahan lebih aman, murah, dan jauh lebih tentram. Ayo semua kaum rebahan seluruh dunia bersatulah, jadilah pahlawan kemanusiaan dengan menjalani passion kalian, rebahan.

Selain suka pantai ada satu hal lagi stereotip yang diterima oleh orang Lombok. Stereotip ini datang dari teman pengajian istri saya ketika di Jogja. Ia mem-forward pesan broadcast dari temannya bahwa warga Lombok itu hedon dan hobi party sama bule. Belum lagi katanya di sepanjang pantai di pulau ini, banyak sumur alias susu berjemur, itulah makanya orang Lombok mendapatkan murka Allah. Syukurnya waktu itu dia menutup pesannya dengan bertanya. Kalau tidak… kalau tidak… ya tidak apa juga.

Stereotip lainnya saya dapatkan dari dosen saya sendiri ketika di kelas. Dia mengatakan takjub melihat begitu banyaknya masjid di Lombok. Apalagi saat dia melihat Islamic Center yang begitu megahnya itu. Awalnya saya berpikir dia mau memuji, ternyata dia bilang mungkin itu alasan Lombok dirundung musibah gempa berkepanjangan karena masjid dibangun untuk pamer. Makjleb, mau ngebantah juga tidak berani karena nilai A saya di tangan beliau. Hahaha.

Meski itu cocoklogi yang nyebelin, ngawur, dan saya tidak percaya untuk segala hal yang spekulatif dan konspiratif macam itu, tapi hal ini dijadikan bahan perenungan oleh warga Lombok. Sampai saat masih banyak orang yang hidup di garis kemiskinan, tapi masjid tidak henti-hentinya dibangun di Lombok. Hal ini membuat Lombok dikenal juga sebagai negeri 1001 masjid yang punya 1001 cara meminta sumbangan.

Stereotip lainnya adalah warga Lombok berkecukupan karena pariwasata yang maju. Tidak dimungkiri, sejak pemerintahan Gubernur sebelumnya, perekonomian Lombok secara makro meningkat. Tapi sayang sekali itu bukan hasil dari penerapan kebijakan-kebijakannya seperti “wisata halal”, tapi karena semakin banyaknya warga Lombok yang jadi TKI keluar negeri.

Baca Juga:

4 Sisi Gelap Kebumen yang Jarang Diceritakan hingga Wisatawan Pikir Dua Kali untuk Kembali

4 Tempat Wisata Kulon Progo yang Direkomendasi Warga Lokal untuk Mencari Ketenangan

Pemerintahan sebelumnya mendapat pujian karena dianggap berhasil menurunkan angka kemiskinan. Padahal sebenarnya yang menurunkan angka kemiskinan ya warga Lombok sendiri yang rela menjadi pembantu di negeri orang dan menjadi pahlawan devisa. Aslinya nasib mereka ya masih begitu-begitu saja karena yang meningkat kemampuan finansialnya adalah pemain besar di industri pariwasata. Warga lokal mah ibarat penonton di negeri sendiri.

Ada satu cerita lucu dari seorang warga lokal yang tinggal di sekitar jalur sirkuit MotoGp yang sedang dibangun di Lombok. Ketika ditanya apa yang akan dilakukan ketika sirkuit MotoGp bertaraf internasional selesai dibangun di Lombok. Seorang di antara mereka mengatakan akan berjualan. Ketika ditanya lagi jual apa?

Pisang Goreng!!!

BACA JUGA Sambal Adalah Teman yang Paling Klop untuk Pisang Goreng atau tulisan Aliurridha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 April 2020 oleh

Tags: Lombokstereotipwisata
Aliurridha

Aliurridha

Pekerja teks komersial yang sedang berusaha menjadi buruh kebudayaan

ArtikelTerkait

tren bersepeda di tempat wisata sompok imogiri jogja pemandangan sawah hutan mojok.co

Bersepeda di Tempat Wisata Jadi Tren: Berkah yang Jika Tak Diolah, Bisa Jadi Bencana

13 September 2020
5 Hal yang Perlu Kamu Siapkan jika Hendak Jalan-jalan ke India biar Nggak Kaget terminal mojok

5 Hal yang Perlu Kamu Antisipasi jika Hendak Jalan-jalan ke India biar Nggak Kaget

20 September 2021
4 Rekomendasi Sate Khas Lombok terminal mojok.co

4 Sate Khas Lombok yang Menggiurkan untuk Dicoba

15 Februari 2022
karya fiksi UT kuliah ekonomi kuliah sastra kuliah online mahasiswa s-1 dan s-2 Sebagai Penulis, Saya Sering Disangka Romantis dan Bisa Menjadi Sekretaris kuliah online

Sebagai Penulis, Saya Sering Disangka Romantis

20 Mei 2020
Pulau Seram yang Tak Ada Seram-seramnya

Pulau Seram yang Tak Ada Seram-seramnya

29 Desember 2021
Selamat Ulang Tahun Kota Mataram, Jangan Jadi Tua dan Menyebalkan

Selamat Ulang Tahun Kota Mataram, Jangan Jadi Tua dan Menyebalkan

1 September 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet Mojok.co

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet

11 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.