Memblokir Steam tapi judi slot dibiarkan saja adalah contoh logika remuk Kemkominfo
Banyak generasi Z yang mengeluh salah jurusan. Dulu kuliah apa, sekarang kerjanya apa. Kebutuhan untuk memperoleh nafkah membuat latar belakang pendidikan dilupakan. Tapi, saya tetap menghormati mereka. Setidaknya mereka jelas bekerja demi sesuap nasi. Daripada Kemkominfo yang tidak jelas kerjanya apa.
Beberapa waktu sebelumnya, Kemkominfo mengancam memblokir aplikasi Whatsapp, medsos Twitter, dan produk Meta milik Zuckerberg. Alasannya, produk digital tersebut belum daftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat. Tapi, masyarakat bisa bernafas lega, karena ancaman itu hanya gertak sambal.
Tapi makjegagik Kemkominfo memblokir Steam serta Paypal. Steam adalah platform penyedia gim yang moncer karena gim DOTA dan CSGO. Sedangkan Paypal adalah penyedia sistem pembayaran internasional. Tiba-tiba kedua aplikasi tersebut tidak bisa diakses. Menyisakan sumpah serapah yang membuat Jeje terlihat lebih sopan.
Steam yang jadi sorotan. Pemblokiran ini dipandang sebagai bentuk kegoblokan Kemkominfo. Dan saya sepakat dengan mereka. Dengan memblokir Steam, Kemkominfo tengah memamerkan ketidakbecusan mereka dalam bekerja! Bahkan lebih dari itu, menurut saya Kemkominfo anti-program pemerintah.
Memang saya bukan pengguna Steam. Maklum, saya malas main gim yang malah menambah stres. Apalagi harus bayar. Tapi, saya merasa diuntungkan oleh para pengguna jasa Steam. Karena mereka adalah penyumbang pajak yang cukup besar semenjak transaksi digital dikenai PPN. Secara tidak langsung, fasilitas umum yang saya pakai ikut disumbang para pemain gim ini (termasuk anda yang noob).
Bayangkan skema sederhana ini: Menurut katadata.co.id, ada 52 juta orang Indonesia konsisten bermain gim. Katakan ada 1 juta orang yang konsisten bermain DOTA 2 tiap bulan. Dari 1 juta tadi, ada 100 ribu pemain gim DOTA yang melakukan transaksi setiap harinya. Mungkin sekitar 200 ribu rupiah per orang per hari. Berarti ada 20 miliar rupiah transaksi. Jika 10 persen diminta negara, berarti ada 2 miliar rupiah penerimaan negara SETIAP HARI. Ini pun dengan skema kecil.
Belum lagi dengan belanja gim lain dalam Steam. Transaksi ini hilang dalam semalam hanya karena Kemkominfo memblokir Steam. Terlepas dari mental konsumerisme, Kemkominfo telah menutup salah satu keran pajak yang terus berkembang. Sama saja tidak mendukung program pemerintah yang baru menggenjot penerimaan pajak kan?
Oh, belum cukup? Baiklah. Sebentar lagi, Valve, perusahaan pemilik Steam, akan mengadakan The International, piala dunianya DOTA 2. Beberapa bulan menuju The International, transaksi dalam Steam akan meningkat drastis. Satu pemain yang aktif bisa bertransaksi sekitar 500-2 juta rupiah per hari. Bayangkan, negara kehilangan potensi penerimaan pajak yang besar dalam waktu beberapa bulan justru gara-gara ulah mereka sendiri.
Kalau begini siapa yang goblok? Aku wae. Wis, kabeh salahku pokokmen.
Lucunya, masyarakat masih bebas menikmati judi online. Tidak ada upaya nyata Kemkominfo untuk memblokir akses menuju judi online terutama slot. Padahal transaksi yang dilakukan cenderung ilegal dan tidak tersentuh pajak. Justru judi online menjadi sumber masalah terutama kriminal. Dari pinjol ilegal sampai kasus pencurian sering bersumber dari kecanduan judi slot.
Belum pernah tuh saya melihat pemain DOTA 2 harus mencuri demi gim. Paling jelek ya memaki-maki teman yang noob.
Terlepas dari perkara pajak, Steam menjadi pintu bagi Indonesia untuk tampil di kancah dunia. Benar, melalui esports. Bahkan Menpora Zainudin Amali memastikan pemerintah memberikan dukungan penuh pada kemajuan esports. Atlit esports juga sudah menyumbangkan kemenangan, termasuk 2 emas saat SEA Games 2021. Di lain sisi, judi slot tidak menyumbang apa pun selain masalah sosial.
Tapi, yang pertama diberangus Kemkominfo adalah Steam yang menjadi salah satu penyokong utama esport.
Jadi apa kerja Kemkominfo? Kecolongan data belum teratasi. Wacana blokir konten porno malah berakhir blokir Reddit. Kecepatan internet masih tergolong rendah bahkan di Asia Tenggara. Dan sekarang, pendukung pajak dan esports diblokir ketika penyedia penyakit masyarakat dibiarkan. Maaf nih, sebenarnya fungsi Kemkominfo apa?
Yah bisa jadi nanti Kemkominfo membatalkan pemblokiran ini setelah ditentang masyarakat. Biasa, kalau sudah viral baru berbenah. Tapi, dari keputusan pemblokiran ini saja rakyat bisa menilai bagaimana kinerja Kemkominfo.
Dan itu menyisakan satu pertanyaan untuk kita: sebenarnya, Kemkominfo mikir apa?
Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Steam, Aplikasi Game yang Merevolusi Dunia Menjadi Digital