Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Stasiun Wates Kulon Progo Dianaktirikan padahal Perlu Perhatian

Muhammad Iqbal Habiburrohim oleh Muhammad Iqbal Habiburrohim
27 Agustus 2024
A A
Stasiun Wates Kulon Progo Dianaktirikan padahal Perlu Perhatian

Stasiun Wates Kulon Progo Dianaktirikan padahal Perlu Perhatian (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pulang pergi Jakarta-Jogja membuat saya beberapa kali menggunakan transportasi kereta api sebagai pilihan. Keuntungan utama menggunakan kereta api adalah pilihan waktu keberangkatan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Setelah beberapa kali turun di Stasiun Tugu dan Lempuyangan, belum lama ini saya mencoba turun di Stasiun Wates yang berada di Wates, Kulon Progo. Ya hitung-hitung mencoba suasana baru.

Pertama kali turun di stasiun ini, saya langsung berucap dalam hati, “Wah, ini mah stasiun yang dianaktirikan.” Stasiun Wates memang bukan pilihan utama untuk turun karena masih ada dua stasiun yang lebih besar di Jogja, yaitu Stasiun Tugu dan Lempuyangan. Tapi, saya nggak menyangka kalau ternyata perbedaan suasananya cukup jauh. Menurut saya, banyak hal yang masih bisa dibenahi di sini.

Bukan stasiun yang ramai, tapi tetap perlu perhatian

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, Stasiun Wates bisa dibilang menjadi pilihan terakhir stasiun pemberhentian para pengguna kereta. Selain ukurannya yang relatif kecil, stasiun ini letaknya juga cukup jauh dari pusat kota Jogja dan mungkin hanya dijadikan pilihan oleh pengguna kereta yang rumahnya di sekitar Kulon Progo.

Meski begitu, saya rasa Stasiun Wates juga nggak layak dianaktirikan. Kesan tersebut langsung muncul sesaat saya turun dari kereta. Biasanya ada petugas keamanan yang berjaga paling nggak di beberapa pintu gerbong. Nah, kebetulan saat saya turun, saya hanya melihat satu petugas keamanan yang berjaga. Alhasil pada beberapa pintu gerbong nggak disediakan semacam pijakan kaki/tangga bagi para penumpang yang hendak turun.

Kalau saya yang masih muda sih nggak masalah karena bisa melompat dari pintu gerbong menuju peron, tapi kalau penumpang lansia bagaimana? Jarak antara pijakan dan peron lumayan, lho~

Nggak hanya petugas keamanan, saya rasa Stasiun Wates juga perlu beberapa tambahan tenaga di beberapa posisi lain karena di bagian boarding pun saya hanya melihat satu orang petugas. Iya sih penumpang yang naik dari stasiun ini nggak seramai itu, tapi kan sebaiknya petugas yang berjaga nggak cuma satu. Entah saya kebetulan nggak melihat petugas lain, atau memang sedang jamnya sepi. Yang jelas berdasarkan pengamatan saya saat itu stasiun memerlukan tenaga lebih.

Fasilitas Stasiun Wates kurang memadai

Nggak berhenti sampai di situ, fasilitas di Stasiun Wates juga masih kurang memadai. Para penumpang yang baru saja datang tentu nggak semuanya sudah dijemput. Pada saat itu, syukurnya saya sudah dijemput, tapi saya melihat beberapa penumpang lain masih “ngemper” di selasar depan stasiun karena nggak banyak kursi khusus penumpang di area kedatangan untuk menunggu. Saya memahami kalau ini stasiun kecil, tapi kalau dilihat dari luar banyak orang ngemper kan kesannya jadi gimana gitu.

Belum lagi, jumlah tenant yang ada di Stasiun Wates juga nggak sebanyak di stasiun lainnya. Kalau saya waktu itu belum dijemput, sih sudah pasti bingung mau menunggu di mana. Terkadang ada penumpang yang bawa barang bawaan cukup banyak. Nah, kalau tempat tunggunya kurang proper kan kasihan.

Baca Juga:

Nggak Semua Orang Cocok Makan Mie Ayam Pakde Wonogiri, Saya Salah Satunya

Kulon Progo Nggak Cuma Punya Bandara YIA dan Pantai Glagah, tapi Juga Kopi Menoreh, Kopi yang Mengajarkan Perlawanan

Di area keberangkatan sebenarnya banyak kursi kosong. Tapi, biasanya kan ada aturan kursi tersebut hanya ditujukan pada penumpang yang akan berangkat dari Stasiun Wates.

Penumpang dari area kedatangan juga bingung. Mau menunggu di dalam stasiun, tapi ruangannya sempit. Mau nunggu dijemput sambil makan, tapi kok pilihan tenant makanannya nggak banyak. Akhirnya pilihan terakhir adalah ngemper di stasiun. Pegel-pegel sedikit harus ditahan karena bawa koper besar dan oleh-oleh dari perantauan.

Sebenarnya Stasiun Wates masih oke untuk para penumpang yang akan berangkat dari Kulon Progo. Tapi, semua akan berubah kalau kalian memilih stasiun ini sebagai stasiun kedatangan. Setidaknya jangan keliatan dianaktirikan banget gitu meskipun bukan stasiun utama di Jogja. Sepi-sepi gini juga masih ada penumpang yang turun di sini. Nggak perlu sempurna, yang penting cukup nyaman. Makanya kesetaraan diperlukan di sini.

Penulis: Muhammad Iqbal Habiburrohim
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Stasiun Alastua, Stasiun Penolong Semarang yang Juga Butuh Ditolong.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Agustus 2024 oleh

Tags: kulon progostasiun keretaStasiun Wates
Muhammad Iqbal Habiburrohim

Muhammad Iqbal Habiburrohim

Mahasiswa biasa yang ingin mencurahkan keresahan

ArtikelTerkait

Kalibawang Kulon Progo, Daerah yang Dianggap Terbelakang dan Sepi, padahal Menawarkan Ketenangan Batin yang Paripurna

Kalibawang Kulon Progo, Daerah yang Dianggap Terbelakang dan Sepi, padahal Menawarkan Ketenangan Batin yang Paripurna

28 September 2024
Nanggulan, Tempat Terbaik untuk Healing dan Nongkrong di Kulon Progo

Nanggulan, Tempat Terbaik untuk Healing dan Nongkrong di Kulon Progo

20 September 2024
Stasiun Nambo Bogor, Rock Bottom "SpongeBob SquarePants" di Dunia Nyata yang Dihindari para Anker

Stasiun Nambo Bogor, Rock Bottom “SpongeBob SquarePants” di Dunia Nyata yang Dihindari Anker

14 Oktober 2023
Serba-serbi Jembatan Pandansimo, Jembatan Terpanjang di Jogja yang Akan Mulai Beroperasi Lebaran 2025  

Serba-serbi Jembatan Pandansimo, Jembatan Terpanjang di Jogja yang Akan Mulai Beroperasi Lebaran 2025  

2 Maret 2025
7 Rekomendasi Tempat Wisata Terbaik di Jogja yang Sayang Dilewatkan  

7 Rekomendasi Tempat Wisata Terbaik di Jogja yang Sayang Dilewatkan  

7 Oktober 2024
5 Wisata Kuliner di Kulon Progo dengan Pemandangan Sawah terminal mojok.co

5 Wisata Kuliner di Kulon Progo dengan Pemandangan Sawah

25 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.