Stasiun Tegal itu Romantis, Sayang Dikorupsi

Stasiun Kota Tegal itu Romantis, Sayang Dikorupsi

Stasiun Kota Tegal itu Romantis, Sayang Dikorupsi (Ariyanto via Wikimedia Commons)

Kala melihat sejoli berpamitan sambil mencium tangan di emperan Stasiun Balapan, Didi Kempot terinspirasi menciptakan lagu patah hati berjudul “Stasiun Balapan”. Andai saat itu Sang Maestro nggak berada di Stasiun Balapan tapi sedang ngopi di Stasiun Tegal, tentu bukan lagu patah hati yang tercipta, melainkan lagu cinta.

Kenapa? Karena Stasiun Tegal adalah tempat yang romantis.

Kalian nggak akan menemukan sisi romantis Stasiun Tegal lewat bait lagu seperti Kla Project dengan “Yogyakarta”-nya. Kalian harus datang dan merasakannya sendiri. Di sini, niscaya kalian akan melihat betapa banyak hal manis nan romantis yang mengelilingi stasiun ini.

Misalnya bangunan stasiun yang masih mempertahankan konsep desain bangunan zaman belanda. Tampak pula cantiknya gedung bekas Universitas Pancasasakti di seberang stasiun, gagahnya Masjid Agung yang hanya sepelemparan batu, serta jangan lupakan juga monumen Pancasila dan ornamen lampu hias serta bangku cantik di area pedestrian dekat stasiun.

Sayangnya, Stasiun Tegal punya cerita suram. Beberapa waktu lalu proyek Track Lay Out (TLO) di Stasiun Tegal dikorupsi.

Proyek TLO

Proyek Track Lay Out (TLO) Stasiun Tegal merupakan paket pekerjaan dalam rangka meningkatkan sistem persinyalan dan telekomunikasi segmen Tegal-Pekalongan. Buat yang belum tahu, saat ini sistem persinyalan lintas Tegal-Pekalongan masih menggunakan sistem persinyalan Vital Processor Interlocking (VIP) yang telah digunakan sejak tahun 1993. Dengan kata lain, sudah 30 tahun belum juga ganti.

Konon, sistem persinyalan yang belum juga diganti itu telah banyak menimbulkan permasalahan. Pihak yang berwenang sebenarnya sudah mencoba banyak usaha untuk mengatasi gangguan tersebut. Tapi apa daya? Cari komponen dan suku cadangnya hampir mustahil. Maklum, keluaran lama sehingga nggak diproduksi lagi. Alhasil selama ini jika terjadi kerusakan kompenen, penggantiannya menggunakan produk refurbish/rekondisi dari suku cadang yang ada.

Bayangkan, Nder. Transportasi massal yang mengangkut ratusan bahkan ribuan nyawa, komponen sistem persinyalannya menggunakan produk rekondisi! Duh, ngeri banget. Jelas sangat berisiko terhadap keselamatan perjalanan kereta api. Padahal Stasiun Tegal adalah stasiun yang sangat sibuk. Bagaimana tidak, Stasiun Tegal adalah titik pertemuan antara lintas utara Jawa menuju lintas selatan Jawa.

Proyek multi years

Geliat proyek TLO Stasiun Tegal sebetulnya sudah dimulai sejak awal tahun 2023, yaitu dengan proses lelang yang berlangsung pada bulan Januari 2023. Dilansir dari website Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Departemen Perhubungan, jumlah peserta lelang saat itu sebanyak 28 perusahaan. Saya awam masalah lelang, tapi dari informasi yang disajikan di website, hanya ada 3 perusahaan dari 28 perusahaan yang terdaftar sebagai peserta lelang yang mencantumkan harga penawaran dan harga terkoreksi.

Kebetulan pemenang tendernya adalah perusahaan nomor urut pertama. Sisa 25 perusahaan lainnya gugur karena nggak mencantumkan harga penawaran, sedangkan 2 lainnya gugur karena alasan yang berbeda. Ada yang ditolak karena perusahaan nggak menyampaikan jaminan penawaran asli sebagaimana ketentuan dalam dokumen pemilihan, ada pula karena alasan personel yang terlibat nggak menyertakan daftar riwayat hidup atau referensi.

Baca halaman selanjutnya

Kasus korupsi proyek TLO Stasiun Tegal sudah masuk tahap pemeriksaan…

Tahap pemeriksaan

Kasus korupsi proyek TLO Stasiun Tegal ini memang sudah masuk ke tahap pemeriksaan. Beberapa orang juga ditangkap, di antaranya pejabat balai DJKA Jateng, pejabat pembuat komitmen/PPK proyek pekerjaan perkeretapian dan pihak swasta.

Apakah pihak swasta yang dimaksud adalah pemenang tender proyek TLO? Entahlah. Diubek-ubek beritanya, belum juga ketemu. Yang jelas, dari hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK, berhasil diamankan uang sebesar Rp350 juta, kartu ATM dengan saldo Rp300 juta, uang Rp900 juta, dan USD20 ribu.

Jangan tanya duit itu bersumber dari mana. Mau menduga kalau duit itu diambil dari nilai proyek TLO, ya, mbuh. Yang jelas, proyek TLO ini memang punya nilai fantastis. Mau tahu berapa total anggaranya? Rp78 miliar. Duit kabeh.

Jika, ini jika, ya. Jika barang bukti berupa duit itu memang diambil dari duit proyek atau punya rencana untuk memotong duit proyek, wah, sungguh pelakunya adalah si raja tega. Bayangkan, duit yang semestinya buat upgrade sistem persinyalan, malah disunat. Padahal kualitas sistem persinyalan berbanding lurus dengan keselamatan pengguna kereta api. Nanti jika ada sesuatu yang buruk terjadi, sebutlah kecelakaan kereta api, Netijen, tolong tandai orang-orang yang terlibat dalam kasus korupsi proyek TLO Stasiun Tegal.

Semrawut

Sambil menunggu kasus korupsi proyek TLO ini menemukan titik terang, agaknya masyarakat kota Tegal harus lebih memanjangkan usus. Ya, sejak mencuat ke publik, praktis proses perombakan dan penataan ulang track lay out di emplasemen Stasiun Tegal jadi mangkrak. Ada beberapa titik bekas galian dan juga timbunan material di sekitaran stasiun yang cukup menganggu kelancaran lalu lintas di depan stasiun. Apalagi saat weekend. Jalan seputaran stasiun menjadi jalur neraka yang layak untuk dihindari. Semrawut.

Makanya kalau kalian ada rencana untuk mencicipi keromantisan yang ada di Stasiun Tegal, waktu belakangan ini bukanlah waktu yang tepat untuk mampir. Nanti saja tunggu proyek TLO kelar. Kalau dilihat dari Kerangka Acuan Kerja (KAK)-nya sih harusnya kelar di bulan Maret 2024. Tapi, berhubung dikorupsi, nggak tau deh bakalan rampung kapan. Minimal tumpukan material dan bekas galiannya diberesin dulu sabi kali, ya. Sumpah sumpek banget lihatnya!

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ada Surga Bernama Sakila Kerti di Terminal Kota Tegal.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version