Bagi para pencinta kopi yang mengeluh dengan menu Starbucks yang isinya frappucino doang, saya sarankan pindah ke Starbucks Reserve. Sek, sek, varian apa lagi ini?
Starbucks Reserve adalah versi premium dari Starbucks. Yak betul, Sbucks yang udah kalian anggep premium karena menunya yang mahal itu masih ada versi premiumnya. Ibarat Samsung, nggak lagi seri Ultra, tapi Plus Ultra.
Tapi, apa bedanya yang Reserve dengan yang biasa?
#1 Disajikan dengan teknik manual brew
Umumnya, ketika kita tiba di Sbucks, kita hanya melihat mesin espresso. Nah, di Starbucks Reserve, kita bisa pesan manual brew alias tak hanya main topping doang. Di sini, kemampuan barista adalah salah satu nilai plusnya.
Pengunjung bebas memilih mau dibuatkan secangkir kopi dengan alat apa. Hal ini jelas sangat menarik bagi orang yang suka minum kopi tanpa gula. Ya kita bisa sih pesen kopi tanpa gula di Sbucks biasa, tapi Reserve menyajikan menu kopi yang lebih lengkap.
#2 Jenis biji kopinya beragam
Di Starbucks biasa, kita hanya menjumpai satu jenis biji kopi yang ada di atas mesin grinder. Seingat saya sih yang paling sering digunakan oleh Starbucks adalah kopi Arabika Sumatera. Kalau mau pesan espresso atau americano, mau tidak mau pakai biji kopi tersebut. Intinya kita nggak bisa request biji kopinya.
Namun, di Starbucks reserve berbeda. Pengunjung diberi alternatif mau minum kopi jenis apa. Mau Arabica Kintamani, Brazilia, Kenya, Colombia, Tanzania, pokoknya banyak, tinggal pilih mau yang mana.
Menariknya lagi, setelah memilih jenis biji kopinya, nanti saat secangkir kopi dihidangkan, kita akan mendapatkan cemilan pendamping atau cookies yang rasanya disesuaikan dengan biji kopi pilihan kita. Sehingga setiap jenis kopi punya menu pendamping berbeda-beda. Nggak hanya itu, Starbucks reserve memastikan semua whole bean-nya akan diganti selambatnya setiap tiga bulan, sehingga rasa kopinya dijamin selalu fresh.
#3 Coffee master
Di Starbucks Reserve tidak ada barista, mereka menyebutnya coffee master. Bagi yang belum tahu, coffee master adalah seseorang yang memiliki sertifikasi lebih tinggi ketimbang barista. Seorang coffee master tidak hanya ahli dalam menyeduh kopi, tapi juga menguasai teknik seduh, jenis peralatan, lolos tes tulis, dan memiliki kemampuan berinteraksi dengan pelanggan secara baik.
Sebenarnya yang paling saya sukai dari Starbucks Reserve adalah adanya reserve bar, area yang memungkinkan kita melihat coffee masternya membuat kopi. Coffee master juga akan menjelaskan dengan detail soal biji kopi yang digunakan, rasio air dan kopinya juga diinformasikan. Nggak hanya itu, kita juga bebas bertanya apa saja tentang kopi, curhat soal pacar juga boleh-boleh saja sih kalau mau. Mau curhat soal gaji? Boleh, bebas. Los.
#4 Desain yang elegan
Desain di Starbucks Reserve berbeda dengan gerai biasa. Gerai biasa ya gitu-gitu doang bentuknya, kalau Reserve beda. Interior diperhatikan betul, desain ruangannya elegan. Namanya juga premium, semuanya dibikin mewah
Bagi kaum pemuja feed keren, Starbucks Reserve adalah tempat yang tepat untuk mempercantik feed. Serasa di Dubai. Kalau ini ngarang sih.
Oleh karena target pasarnya yang begitu segmented, gerai Starbucks Reserve di Indonesia tak sebanyak gerai biasa. Di Jakarta aja cuman ada tiga. Kota lain yang punya gerai premium ini adalah Surabaya dengan dua gerai, lalu Medan, Bandung, dan Bali yang masing-masing punya satu gerai.
Lho kok Jogja nggak ada? Nggak tau sih, tapi kalau mau menebak-nebak, kira-kira ya karena… tau sendiri lah.
Nah, itulah sedikit informasi tentang Starbucks Reserve ini. Biar makin pro, ngopinya di sini.
Pro uopoh, RA MASHOK.
Penulis: Tiara Uci
Editor: Rizky Prasetya