Sri Tanjung: Andalan Arek Jawa Timur yang Merantau di Jogja

Sri Tanjung: Andalan Arek Jawa Timur yang Merantau di Jogja

Sri Tanjung: Andalan Arek Jawa Timur yang Merantau di Jogja (Mourizal Sativa via Unsplash.com)

Sri Tanjung, membelah Banyuwangi-Jogjakarta, mengantarkan kita ke perantauan

Rasanya klise kalau saya membuka paragraf pertama dengan kalimat “kereta api adalah moda transportasi favorit banyak orang karena murah dan nyaman”. Tapi, setelah saya coba cari-cari pembukaan lain, saya kembali lagi ke kalimat tersebut. Sebab, itu benar adanya.

Tidak bisa dimungkiri, kereta api memang nyaman dan murah. Makanya, transportasi ini selalu jadi pilihan para perantau, terutama perantau antarprovinsi. Menempuh jarak yang amat jauh, bikin kenyamanan jadi keutamaan. Bus mungkin menawarkan hal yang sama, tapi perkara keamanan, saya rasa kereta lebih unggul.

Maka dari itu, banyak orang merasa punya kedekatan secara emosional dengan kereta api tertentu. Bagi perantau Solo-Jogja, mereka dekat dengan Prameks. Dan bagi perantau Jawa Timur-Jogja, mereka dekat dengan Sri Tanjung.

Nama Sri Tanjung diambil dari legenda Banyuwangi, yang mengisahkan tentang kesetiaan istri kepada suaminya. Kalau tanya kenapa harus pake legenda Banyuwangi, ya saya nggak tahu. Asumsi saya, karena kereta ini berangkat dari Stasiun Banyuwangi baru. Tahu dari mana?

Dari Sumedang. Duh nggak lucu.

Seperti yang saya bilang di atas, Sri Tanjung jadi primadona karena tiketnya yang murah. Harganya sekitar 90 ribu rupiah. Oh, itu mahal menurutmu? Mending numpang truk wae yakin.

Selain murah, ada beberapa alasan yang bikin kereta ini jadi primadona.

Pertama, tentu saja kenyamanan. Begini, kebanyakan orang memilih kereta itu karena nggak pengin capek dan nggak kena macet. Dan itu semua berarti satu hal: kenyamanan. Sri Tanjung jelas menyediakan itu. Tinggal duduk, atau tidur, nanti sampai tujuan juga.

Kedua, mudah dalam membeli tiket. Kalian bisa beli tiketnya di aplikasi KAI lewat gawai kalian. Bayarnya pun mudah. enak to?

Sebenarnya kereta lain pun menawarkan ini sih, tapi tetep kita masukin aja. Biar banyak. Segini aja.

Ketiga, dan yang paling utama, adalah wisata alam gratis sepanjang perjalanan.

Tak bisa dimungkiri, Jawa Timur punya pesona alam yang begitu memanjakan mata. Apalagi jika berkesempatan naik kereta sri Tanjung, dan duduk di dekat jendela. Ah, indahnya melihat pemandangan sawah hijau di Nganjuk, kerlip air Bengawan Solo, serta kokohnya pohon di hutan jati di Ngawi.

Kenikmatan ini jelas tidak bisa Anda rasakan secara penuh saat naik motor atau mobil. Ya bisa, tapi kurang aman. Tetep aman kereta dah, nggak perlu takut nabrak.

Itulah alasan-alasan kenapa Sri Tanjung bisa dibilang sobat arek Jawa Timur yang merantau ke Jogja. Dari Banyuwangi ke Jogja, mereka bisa menikmati perjalanan tanpa harus merasakan capek berlebih dan kantong tetap aman. Bagi kalian orang Jatim yang merantau ke Jogja tapi belum pernah nyoba naik kereta ini, saya sarankan untuk segera nyoba. Dijamin nggak bakal nyesel.

Apalagi jika kalian punya pacar di Jogja, yang akan menyambut kalian di Lempuyangan. Duh, makin-makin pokoknya. Buat yang jomblo gimana? Ya nggak apa-apa kalau mau naik Sri Tanjung. Sampai di Lempuyangan langsung balik kos. Terus nangis.

Penulis: RMuhammad Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 3 Hal yang Akan Saya Rindukan dari Stasiun Gambir

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version