Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Fatwa Haram MUI Nggak Ngefek untuk Sound Horeg yang Tetap Berjalan Hingga Pasangkan Logo Halal, Bukti yang Keras Bukan Cuma Suara Horeg, tapi Juga Kepala Kebanyakan Manusia

Ifana Dewi oleh Ifana Dewi
29 Juli 2025
A A
Sound Horeg Jalan, Fatwa Haram Dilawan dengan Kemunafikan (Unsplash)

Sound Horeg Jalan, Fatwa Haram Dilawan dengan Kemunafikan (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Belakangan ini, seolah tak henti-hentinya, media dan netizen Indonesia sibuk menyoroti isu sound horeg. Sound horeg sendiri, sebetulnya merupakan istilah untuk menyebut sekumpulan sound system yang sengaja ditumpuk menjulang tinggi. 

Gunanya tentu untuk menciptakan suara yang menggelegar hingga membuat jantung berdebar. Biasanya, sound horeg dikemas dalam sebuah acara karnaval yang menampilkan banyak pertunjukkan. Sudah barang tentu bukan hanya menawarkan seonggok tumpukan sound semata. 

Fatwa haram

Yang jelas, saat ini, tren sound horeg tengah digandrungi masyarakat dan terus berkembang di daerah jawa, terutama bagian timur. Mulanya, pemandangan sound horeg hanya kita temukan di acara-acara besar seperti 17 agustusan. 

Tetapi hari ini, lain cerita. Tren mendatangkan atau mengundang sound horeg bukan lagi bersifat lokal-insidental, melainkan bahkan nyaris tampil di saban harinya. 

Seperti melakukan ekspansi, kini sound horeg terus merambat cepat. Dari desa satu ke desa lainnya, dari kota satu ke kota selanjutnya, dan seterusnya hingga ke jawa bagian tengah seperti Rembang dan Pati. 

Sebelumnya, yang terlihat dan menjadi sorotan media hanyalah serangkaian karnaval yang meresahkan sebagian masyarakat. Dalam banyak video yang tersebar, alih-alih menghibur, sound horeg justru menimbulkan banyak kerusakan. 

Tak hanya bangunan fisik saja yang runtuh atau rusak akibat getaran audio berdesibel tinggi. Kesehatan dan moralitas masyarakat pun ikut rusak dibuatnya. Maka tak dapat dimungkiri, jika MUI Jatim mengeluarkan fatwa No.1 tahun 2025 yang berisi tentang keharaman sound horeg. 

Sederet pertimbangan fatwa keharaman MUI Jatim untuk sound horeg

Sebenarnya, sebab keharaman sound horeg bukan datang dari objek (sound-nya). Sound system hanyalah benda mati untuk mengeluarkan suara keras. Keharaman tersebut datang dari gangguan dan kerusakan yang ditimbulkan. 

Baca Juga:

Jalan Pantura Rembang Adalah Jalan Nasional Terburuk, Tidak Pernah Benar-benar Layak Dilewati

Derita 3 Tahun Bertetangga dengan Pemilik Sound Horeg, Rasanya seperti Ada Hajatan Tiap Hari

Sebagaimana yang dituturkan oleh pengusaha sound horeg, bahwa kerasnya suara di-setting hingga 135 db. Konon, kerasnya suara itu melebihi suara band metal Slipknot. Dan parahnya, suara itu disetel bukan di tanah lapang, melainkan di tengah perkampungan sempit. Maka tak heran jika banyak bangunan rumah ikut rusak sebab audio super keras yang menggetarkan.

Selain bangunan yang rusak, sudah barang tentu kesehatan (pendengaran) pun turut rusak. Tidak serta merta, tapi bertahap dan nyata. Di sisi lain, ketika mengeluarkan fatwa haram, MUI juga mempertimbangkan kesehatan moralitas masyarakat, khususnya anak muda. 

Pasalnya, dalam serangkaian karnaval tersebut, terdapat sebaris penari latar (wanita) yang mengiringi musik sambil berjoget dengan gaya erotis. Tak jarang juga disertai dengan minum-minum.

Sekalipun keharaman MUI ini tidak digubris oleh pegiat sound horeg, kegiatan ini tetap menyalahi aturan perundang-undangan tentang perizinan kerumunan, acara, dan juga penggunaan sound.

”Kami mau diatur, tapi tidak ingin dilarang”. Nafsu vs akal, siapa yang menang?

Begitulah kiranya tanggapan pengusaha sound horeg pada forum diskusi panas dalam kanal stasiun TV One. Dalam perdebatan tersebut, pihak pro yang diwakili oleh pengusaha sound horeg (David dan Gus Rafi’i) mengemukakan alasan, sanggahan, dan pendapatnya atas keputusan haram dari MUI yang dinilai tidak bijak dan solutif. Mereka juga merasa bahwa MUI terlalu gegabah memutuskan keharaman ini.

Salah satu keresahan pihak pro cenderung menitikberatkan pada kerugian yang dialami oleh banyak pihak. Keputusan haram ini dinilai menghambat roda perekonomian rakyat. Sebab ada banyak orang yang menggantungkan kehidupannya dari kegiatan ini. Seperti tukang parkir, pedagang, dan tentunya juga pengusaha sound itu sendiri. 

Hingga pada saat sesi tim pro menanggapi soal kesehatan yang lebih dulu dipaparkan oleh dokter ahli spesialis THT, David (pengusaha sound horeg) justru memberikan pertanyaan balik sebagai bentuk perlawanan. “Sejauh ini apakah ada orang yang tuli sebab sound horeg?”

Sudah diberi tahu, tapi tetap ngeyel. Apakah sifat dasar manusia?

Bicara sifat dasar manusia, mengingatkan saya pada pelajaran yang dulu pernah saya dapatkan saat duduk dibangku Aliyah (SMA). Dalam suatu kesempatan, kiai saya pernah menerangkan, bahwa manusia memiliki dorongan biologis atau naluri dasar. “Kabeh menungso ki ndue gawan bayi,” dawuhnya. Maka tugas manusia hanyalah bagaimana mengelola naluri itu.

Istilah yang beliau sebut sebagai “gawan bayi” atau bawaan lahir ini, mencakup sifat dasar manusia yang baik maupun yang buruk. Yang dalam ilmu psikologi teori Freud, diistilahkan dengan ID, sebagai sifat dasar yang buruk dan superego, sebagai sifat dasar manusia yang baik (moralitas).

Sifat dasar yang buruk atau ID ini, lebih familiar dengan sebutan hawa nafsu. Yang mana kita tahu bahwa nafsu adalah sesuatu yang identik dengan hal-hal yang kurang baik. Persoalan ini bertambah menjadi ruwet saat setan dengan janjinya pada Tuhan akan menggoda manusia agar menuruti hawa nafsunya hingga hari akhir. Sungguh job yang tak tanggung-tanggung.

Adapun sifat ngeyel, seperti yang ditunjukkan oleh David sound horeg dan oleh kebanyakan orang, adalah salah satu gawan ba. Jika tidak mampu ditaklukkan, sifat ngeyelan nya itu lebih mendominasi dibanding sifat patuhnya.

David sound horeg bukan satu-Satunya

Yang membuat heran geleng-geleng kepala bukan hanya kerasnya suara sound horeg, tapi juga kerasnya kepala kebanyakan manusia. Sudah tahu difatwakan haram, tapi masih tetap ngeyel dijalankan. 

Saya rasa dalam kasus ini bukan hanya sound horeg, kita bisa lihat pola ini di banyak hal lain, seperti korupsi, narkoba, zina, dan semacamnya. Semuanya dilarang, tapi tetap jalan. Agaknya memang, yang dibutuhkan manusia bukan hanya pengetahuan, tapi juga kesadaran. Dan kesadaran inilah yang oleh agama diistilahkan sebagai hidayah.

Disinilah kita bisa melihat sifat dasar (gawan bayi) manusia. Diberi pemahaman? Sudah. Dijelaskan? Sering. Diberi tahu? Tentu. Tapi mirisnya tetap ngeyel. Bukannya sibuk sadar dan berbenah diri, malah justru mencari celah alasan untuk menghalalkannya dengan segala cara. 

Jadi jangan heran kalau fatwa haram sound horeg justru dilawan dengan logo halal. Mungkin bukan karena mereka tidak tahu, tapi karena manusia sudah terlalu terbiasa memoles kesalahan menjadi seolah kebaikan demi sebuah kepentingan.

Penulis: Ifana Dewi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Penyesalan Orang Surabaya yang Tinggal di Malang, Ingin Hidup Tenang malah Dipaksa “Berdamai” dengan Sound Horeg

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 Juli 2025 oleh

Tags: david sound horegfatwa haram sound horegfatwa MUIMUI Jatimpatirembangsound horeg
Ifana Dewi

Ifana Dewi

Hamba amatir, suka ngopi.

ArtikelTerkait

Hal-hal yang Lumrah di Nganjuk, tapi Sulit Ditemui di Jogja Mojok.co

Hal-hal yang Lumrah di Nganjuk, tapi Sulit Ditemui di Jogja

12 September 2024
Surat Cinta untuk Bupati Rembang: Pak, Jalan Nusa Indah Rembang Magersari Rusak Parah, Kasihan Anak-anak Sekolah

Surat Cinta untuk Bupati Rembang: Pak, Jalan Nusa Indah Magersari Rusak Parah, Kasihan Anak-anak Sekolah

16 Maret 2024
5 Kosakata Bahasa Jawa Khas Orang Pati yang Sulit Dimengerti Orang Demak

5 Kosakata Bahasa Jawa Khas Orang Pati yang Sulit Dimengerti Orang Demak

14 Februari 2024
Setelah Pati Bergerak, Saya Berharap Lamongan Juga Tidak Tinggal Diam

Setelah Pati Bergerak, Saya Berharap Lamongan Juga Tidak Tinggal Diam

17 Agustus 2025
2 Alasan Bioskop Sebenarnya Belum Layak Didirikan di Demak

2 Alasan Bioskop Belum Layak Didirikan di Demak

20 Januari 2025
Jalan Pantura Rembang Adalah Jalan Nasional Terburuk, Tidak Pernah Benar-benar Layak Dilewati

Jalan Pantura Rembang Adalah Jalan Nasional Terburuk, Tidak Pernah Benar-benar Layak Dilewati

26 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.