Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Solusi agar Poster para Calon Bupati Bantul Nggak Membosankan

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
15 November 2020
A A
Solusi agar Poster para Calon Bupati Bantul Nggak Membosankan terminal mojok.co

Solusi agar Poster para Calon Bupati Bantul Nggak Membosankan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya selalu memegang teguh penggalan lirik lagu Iwan Fals, “Saudara dipilih bukan dilotre.” Itulah yang menyebabkan tiap ada nama yang ingin menjadi nomor satu di daerah, promosi mereka kadang lebih menyebalkan ketimbang sales panci. Spanduk, poster, pamflet, dan segala pernak-pernik wajah mereka berada di mana-mana. Menjemukkan.

Kita tentu tahu bagaimana sepak terjang Sri Mulyani di Klaten yang bikin garuk-garuk kepala. Ketika pilkada serentak dilakukan di berbagai daerah, seakan semua calon tingkat narsistiknya macak jadi seperti Bupati Klaten yang mbois itu. Wajah, nama, gelar, pose-pose template mereka menghiasi dinding, jalanan, tiap pertelon jalan, hingga depan rumah saya. Njelehi puol.

Masalahnya bukan di fisik lho, ya. Bukan juga gagasan mereka untuk kemajuan daerah dan tetek bengek di dalamnya. Saya hanya ingin muntab, kok ya poster calon bupati itu gitu-gitu terus. Orde baru sudah lewat, tapi pembaharuan makin gawat. Calon Bupati Bantul pun sama. Dua perwakilan yang harusnya mbois dan bikin saya gandrung, terjebak dalam pola kampanye yang monoton.

Lha ini lho, kalau saya ke depan rumah, ada poster mereka. Saya ke swalayan, di jalan ada wajah mereka. Saya mau nganter simbok ke pasar, lhadalah ada lagi, baliho pula, besar nggak karuan. Yang harusnya hafal nama, gagasan, dan wawasan para calon kontestasi ini, saya malah hafal font, warna, sampai jargon yang membosankan.

Harusnya nih, ya, mereka bergerak secara progresif dan sporadis. Mendekati milenial, itu nggak harus rekoso ikutan main media sosial atau mabar Mobile Legend, kok. Mendekati generasi enom seperti saya, cukup memperbaiki inisiatif pembuatan poster.

Ya, setidaknya jika poster saja diperhatikan, apalagi calon warganya. Kalau kepilih lho, ya. Kan, begitu? Dari hal sederhana seperti pola pembuatan poster saja kita jadi bisa—setidaknya—menilai keseriusan para calon ini dalam kontestasi politiknya.

Kemudian, apa solusi paling solutif untuk mencegah kebosanan desain poster yang monoton ini? Saya punya beberapa cara yang luar biasa mbois sekali. Melalui beberapa cara ini, saya yakin tingkat keberhasilan menggandeng generasi muda bakal naik pesat.

Pertama, hologram. Sekali-kali yang out of the box gitulah. Walau masang posternya di desa, dekat sawah atau dekat sendang, estetika itu nggak bisa diganggu gugat. Apalagi jika desain posternya ini hologram, meling-meling gitu seperti kartu Yu-Gi-Oh!

Baca Juga:

Pilkada, Momen Favorit para Begal di Probolinggo Beraksi: Sebuah Irama Kriminal yang Selalu Berulang

Pemilihan Bupati Sidoarjo Disambut Dingin oleh Warga, Harap Maklum Masih Trauma

Apalagi calon bupati ini sekalian cosplay jadi Dark Magician, Exodia, atau Blue-Eyes White Dragon. Saya jamin nggak bakal membosankan dan betah untuk dilihat berlama-lama. Tapi inget ya, asal jangan cosplay jadi trap card saja, sih.

Kedua, tiga dimensi. Pas ngepit melewati Jalan Imogiri Timur, mak tratap poster yang saya lewati nongol wajah calon bupati. Lantas bilang, “Jangan lupa taati protokol kesehatan selama berkendara, nggih.” Wah, apa yang lebih hebat dari desain poster macam ini? Apalagi jika pola unik seperti ini diterapkan di baliho.

Kekurangannya hanya dua. Pertama, jelas bikin kaget, edan po. Lha wong lagi berkendara enak-enak, kemudian nongol wajah blio-blio ini. Kedua, bikin rawan kecelakaan. Kalau saya kaget, palingan hanya misuh. Tetapi ada lho semisal kaget langsung kayang, menggambar, membaca, sampai menyelamatkan dunia.

Ketiga, virtual reality atau VR. Nah, yang ini dijamin para milenial nggak akan bosan, sih, bapak-bapak calon bupati. Apalagi tiap rumah distok satu VR. Nanti ada sebuah program di mana bapak-bapak sekalian menjelaskan program secara mendasar dan dalam. Di masa pandemi seperti ini, kampanye terbaik adalah nggak kampanye, eh, maksud saya kampanye di rumah.

Kan bisa juga bikin acara politik melalui VR. Yah, sebut saja dangdutan daring. Rame bareng-bareng, njoget di rumah masing-masing. Betapa menyenangkannya. Dangdut memang nggak bisa digantikan, tapi di masa seperti ini, kesehatan berada di atas segalanya. Sekalipun itu hentakkan gendang yang dirindu.

Namun, mbok menowo gagal kepilih jadi Bantul Satu, VR-nya jangan diambil lagi. Itung-itung sebagai tanda bahwa kampanye pernah tidak membosankan dalam hal teknologi. Tiga hal sakti dan nggak membosankan ini, boleh ditiru, boleh nggak. Semisal biayanya sudah habis, ya sudah jangan diikuti. Nanti rugi bandar. Eman-eman.

BACA JUGA Selain Harta Benda, Narasi Juga Tak Kalah Penting untuk Diwariskan dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 November 2020 oleh

Tags: BalihoPilkada
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Pilkada Bangkalan Madura Nggak Menarik: kalau Mau Tausiyah Lebih Baik di Masjid, Jangan di Panggung Politik

Pilkada Bangkalan Madura Nggak Menarik: kalau Mau Tausiyah Lebih Baik di Masjid, Jangan di Panggung Politik

28 September 2024
Baliho Caleg Muda dengan Pose Saranghaeyo Hanya Bikin Mual, Nggak Bikin Tertarik untuk Memilih

Baliho Caleg Muda dengan Pose Saranghaeyo Hanya Bikin Mual, Nggak Bikin Tertarik untuk Memilih

4 Januari 2024
aldi taher muncul sebagai bakal calon wakil gubernur sulteng gerakan millenials mengaji mojok.co

Orang Seperti Aldi Taher Jangan Terlalu Dipikir

5 September 2020
Daftar Kombinasi Tokoh Anime yang Cocok Jadi Paslon Kepala Daerah terminal mojok.co

Daftar Kombinasi Tokoh Anime yang Cocok Jadi Paslon Kepala Daerah

13 Desember 2020
Baliho di Jogja Ambruk, Sudahkah Waktunya Mengkaji Jumlah Baliho dan Menertibkannya?

Baliho di Jogja Ambruk, Sudahkah Waktunya Mengkaji Jumlah Baliho dan Menertibkannya?

13 Oktober 2024
jadi presiden selama sehari lambang negara jokowi nasionalisme karya anak bangsa jabatan presiden tiga periode sepak bola indonesia piala menpora 2021 iwan bule indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

Jokowi Layak Dinobatkan sebagai Kepala Keluarga Terbaik di Indonesia

12 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.