ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Selain Harta Benda, Narasi Juga Tak Kalah Penting untuk Diwariskan

Khotib Nur Mohamad oleh Khotib Nur Mohamad
21 Oktober 2020
A A
Selain Harta Benda, Narasi Juga Tak Kalah Penting untuk Diwariskan terminal mojok.co

Selain Harta Benda, Narasi Juga Tak Kalah Penting untuk Diwariskan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Di banyak warung makan yang agak legendaris, biasanya kita menemui tulisan, “Bediri sejak tahun (sekian-sekian)”. Di Yogya, warung makan seperti ini ada di mana-mana. Biasanya ditambahi pajangan gambar mbah buyut yang babat alas warung tersebut. Lengkap dengan konsep ruangan dan dapur produksi yang serba lawas juga.

Zaman sudah jauh berubah. Kuliner seperti ini tetap menjual produk dengan cara produksi yang nyaris tak berubah. Misalnya, bakul soto kwali langganan saya di Jalan Cokroaminoto. Dapurnya justru terletak di muka warung. Lengkap dengan dua gantungan kwalinya. Atau warung-warung joglo mewah (mepet sawah) yang bertebaran di sepanjang Jalan Kaliurang.

Seluruh konsep kelawasan itulah yang justru jadi semacam brand tersendiri. Properti-properti yang digunakan sanggup mengantarkan siapa saja yang datang ke sana untuk dibawa pergi ke kisah masa lalu.

Pada warung-warung kuliner seperti ini, pengunjung datang menukar uangnya untuk membeli dua hal sekaligus: makanan dan nuansa. Nuansa yang dihadirkan merupakan representasi konsep yang lahir dari suatu narasi. Akhirnya kita tahu bahwa orang tak hanya butuh makan nasi, tetapi juga makan narasi. Akhirnya kita tahu, kenapa ada orang suka membaca novel, berkunjung ke museum dan monumen, atau mendengar cerita nabi-nabi dari ceramah guru ngaji di langgar.

Pendek kata, narasi tak kalah tinggi derajat kebutuhannya dengan nasi. Dan selain harta, narasi juga tak kalah penting dipersiapkan sebagai warisan.

Foto atau gambar mbah-mbah yang terpajang di warung kuliner mengingatkan saya pada baliho-baliho gambar Megawati PDIP yang pernah terpajang di jalanan. Ia selalu menampakkan gambar bapaknya di belakang punggungnya. 

Hal ini bikin saya mikir, “Apa bisa kekuasaan politik diwariskan seperti kulineran?” Entahlah. Tetapi toh, Megawati pernah menjadi orang pertama sama dengan bapaknya. Bahkan menjadi ketua partai yang dibilang cukup abadi. Begitu juga Puan, kariernya di politik tak kalah cemerlang. Dari menjadi menteri hingga ketua DPR RI.

Lalu, seorang teman menulis buku dari kumpulan esainya berjudul Profesi Tak Diwariskan. Judul bukunya ia ambil dari salah satu esai yang ditulisnya dalam buku itu pada halaman 212. Ia menulis sepotong kisah kuliah Kewirausahaan. Dosennya mengecam bahwa profesi PNS sulit atau setidaknya kecil kemungkinan untuk bisa diwariskan, dibanding profesi lainnya seperti pengusaha.

Dari situ kemudian saya ingat seorang teman lagi. Orang tuanya PNS. Entah golongan berapa. Sejak awal SMP, katanya, dia dikasih uang saku yang lebih sedikit dibanding teman-teman sejawatnya. Uang saku diterimanya seminggu sekali dengan jumlah yang sangat sedikit. Itu pun, kalau saya tak salah ingat, hanya bisa ia dapatkan setelah membereskan berbagai pekerjaan rumah. Fakta yang sulit diterima oleh remaja seperti kami karena mereka sama sekali bukan keluarga miskin.

Tradisi tersebut berlangsung dari ia SMP hingga kuliah. Teman saya bertumbuh agak beda dengan yang lain. Lingkar pergaulannya boleh dibilang lebih acak. Sebab, waktunya sangat sedikit untuk berkumpul atau dolan bersama teman-teman. Ia harus nyambi kerja untuk nyari makan. Dan sangat jarang punya uang. Efeknya, ia selalu merasa diperlakukan tidak adil. Sejak saat itulah, orang tuanya dianggap sebagai musuh utamanya.

Singkat cerita, kuliahnya terbengkalai. Jalan hidupnya menyintas. Ia benar-benar jadi usahawan dengan kemampuan internet marketingnya. Kelak ia bercerita bahwa telah menyesali kemarahan masa lalunya karena baru tahu orang tuanya mendidik dengan sangat keras demi pemupukan kemandiriannya.

Ia menjadi sukses sekarang terutama bukan karena apa yang ia miliki. Tetapi karena caranya bertahan dengan memiliki kedaulatan diri semacam itu. Orang tuanya yang PNS memang benar tidak mewariskan profesi. Tetapi mewariskan tradisi hidup melalui narasi. Pengejawantahannya langsung pada pendidikan praktis dengan selalu menempatkan anaknya pada keterbatasan. Saya selalu senang mendengar cerita penderitaannya yang konyol tetapi ajaib. Seperti senang saat mendengar cerita nabi dari guru ngaji di langgar.

BACA JUGA Seni Menghadapi Harta Dunia Melalui Peribahasa Madura Asel Ta’ Adina Asal atau tulisan Khotib Nur Mohamad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2020 oleh

Tags: hartanarasiwarisan
Khotib Nur Mohamad

Khotib Nur Mohamad

Bercita-cita menjadi Joko Umbaran atau Joko Lelono.

ArtikelTerkait

Keunikan Suku Semende dari Sumatera Selatan, Ketika Anak Perempuan Sulung Mendapatkan Privilese

Keunikan Suku Semende dari Sumatera Selatan, Ketika Anak Perempuan Sulung Mendapatkan Privilese

31 Mei 2023
Mental Qarun: Kere Pusing Sugih Flexing, ngemis online

Mental Qarun: Kere Pusing Sugih Flexing

21 Januari 2023
Harvest Moon Mengajarkan bahwa Kesuksesan Berawal dari Warisan

Harvest Moon Mengajarkan bahwa Kesuksesan Berawal dari Warisan

9 Januari 2023
Pentingkah Revisi KUHP karena Warisan Belanda?

Pentingkah Revisi KUHP karena Warisan Belanda?

10 Desember 2022
Kendal, Kabupaten di Jawa Tengah dengan Kekayaan Harta Sejarah Zaman Belanda (Unsplash.com)

Kendal, Kabupaten di Jawa Tengah dengan Kekayaan Harta Sejarah Zaman Belanda

23 September 2022
Suka Duka Berduka Drama Komedi Lokal yang Segar Terminal Mojok

Suka Duka Berduka: Drama Komedi Lokal yang Segar

20 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Dari Semua Kopi Saset, Nescafe Classic Adalah Kopi Hitam Terbaik yang Pernah Ada terminal mojok.co

Dari Semua Kopi Saset, Nescafe Classic Adalah Kopi Hitam Terbaik yang Pernah Ada

Yamaha Vixion: Motor yang Mudah Dicintai dan Bikin Nyaman Pengendaranya terminal mojok.co

Yamaha Vixion: Motor yang Mudah Dicintai dan Bikin Nyaman Pengendaranya

Konsekuensi Memberi Predikat “Paling” dalam Menilai Film atau Serial terminal mojok.co

Konsekuensi Memberi Predikat 'Paling' dalam Menilai Film atau Serial



Terpopuler Sepekan

Jalan Sepanjang Waduk Mrica Adalah Jalan yang Paling Hancur di Banjarnegara

Jalan Sepanjang Waduk Mrica Adalah Jalan yang Paling Hancur di Banjarnegara

oleh Yanuar Abdillah Setiadi
16 September 2023

Mati Tua di Jalanan Yogyakarta sumbu filosofis jogja unesco

7 Catatan Masalah di Sumbu Filosofis Jogja yang Kini Resmi Jadi Warisan Dunia UNESCO

oleh Prabu Yudianto
22 September 2023

Toyota Calya, Mobil Berbodi (Terlihat) Gede, tapi Tenaga Memble

Toyota Calya, Mobil Berbodi (Terlihat) Gede, tapi Tenaga Memble

oleh Yanuar Abdillah Setiadi
19 September 2023

Semester 5, Semester Paling Neraka bagi Mahasiswa: Mulai Takut Skripsi, Mulai Berpikir Kapan Rabi

Semester 5, Semester Paling Neraka bagi Mahasiswa: Mulai Takut Skripsi, Mulai Berpikir Kapan Rabi

oleh Agung Anugraha Pambudhi
19 September 2023

25 Kosakata Bahasa Bali yang Biasa Digunakan Sehari-hari

25 Kosakata Bahasa Bali yang Biasa Digunakan Sehari-hari

oleh Ni Putu Roshinta Dewi
22 September 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=UYaA2xiqS2A

DARI MOJOK

  • 4 Alasan Mengapa Wacana Dua Poros di Pilpres 2024 Sulit Terlaksana
  • Underpass di Jogja itu Ada Empat, Bukan Tiga! Salah Satunya Pemegang Rekor Terpanjang di Indonesia
  • Tan Malaka: Sang Pemikir Militerisme dan Ahli Strategi Perang Indonesia
  • 5 Rekomendasi Template Canva untuk Membuat Poster Pendidikan
  • 11 Universitas PGRI Terbaik di Indonesia, Nomor Satu Berada di Madiun
  • Pendaftaran Capres-Cawapres Pemilu 2024 Tidak Maju, Tetap 19-25 Oktober 2023
ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!