Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Solo Tak Lagi Sederhana, Jalanannya Dipenuhi Mobil Sport Mewah: Banyak “Sultan” Tersembunyi di Kota Ini?

Alifah Ayuthia Gondayu oleh Alifah Ayuthia Gondayu
26 Mei 2025
A A
Solo Tak Lagi Sederhana, Jalanannya Dipenuhi Mobil Sport Mewah: Banyak "Sultan" Tersembunyi di Kota Ini?

Solo Tak Lagi Sederhana, Jalanannya Dipenuhi Mobil Sport Mewah: Banyak "Sultan" Tersembunyi di Kota Ini? (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu terakhir, warga Solo dibuat tercengang—mungkin iri, atau malah biasa saja karena sudah kebal—dengan kemunculan mobil sport mewah yang lalu-lalang tanpa beban di jalanan. Ferrari merah menyala mirip saus sambal, Lamborghini kuning mengilap yang mungkin lebih cocok di parkiran Monaco ketimbang Pasar Gede, hingga Porsche yang meluncur sehalus kain batik premium. 

Saya sendiri pertama kali melihat Ferrari di Solo waktu sedang menunggu gorengan di pinggir jalan. Suara knalpotnya yang keras, nge-bass, dan jujur saja agak mengganggu suasana bikin saya nengok seketika. Tetapi begitu mobilnya melintas, saya dan tukang gorengan refleks diam.

Beberapa hari kemudian, saya melihat Lamborghini kuning nangkring di parkiran minimarket di Solo. Parkirnya ambil dua slot, mungkin karena sadar kalau ia spesial. Lucunya, pemilik mobil keluar cuma beli air mineral dan sebungkus rokok. Saya perhatikan gayanya biasa saja: pakai kaos oblong, celana pendek, dan sandal jepit. Mau nggak mau saya jadi penasaran, orang mana dan kerja apa, sih, sampai bisa punya Lamborghini di Solo?

Lucunya, gaya hidup para “sultan” ini rupanya nggak bikin heboh berlebihan. Warga Solo tetap adem ayem. Mungkin karena mereka sudah terbiasa hidup berdampingan, bahkan di kota ini tukang sate pun bisa ngobrol santai sama pejabat tanpa merasa canggung. Jadi, wajar kalau Ferrari lewat, orang cuma nengok sebentar lalu balik ngopi lagi.

Ketika Solo mulai disapa oleh deru mesin sport

Entah kenapa mobil-mobil sport mewah ini muncul seperti jamur di jalanan Kota Solo. Padahal harga mobilnya jelas bukan untuk rakyat jelata macam saya. Sekali lihat, kita langsung tahu. Mobil-mobil itu bukan mobil cicilan 3 tahun, tapi cicilan hidup orang satu kampung.

Mobil sport mewah di Solo bukan lagi sekadar alat transportasi. Lebih dari itu, ia adalah pernyataan, “Lihat, saya sukses. Saya bisa beli mobil yang suaranya lebih berisik dari suara petasan tahun baru.” Mobil ini menjadi bentuk ekspresi diri, simbol status sosial, dan—ini yang paling menarik—alat untuk membangun komunitas.

Biasanya, mobil-mobil mewah ini nongol di tempat-tempat yang memang sudah jadi habitat alami mereka. Jalanan Slamet Riyadi Solo misalnya, yang kalau pagi sampai sore dipenuhi lalu lintas biasa, tapi menjelang malam bisa berubah jadi catwalk kendaraan mewah. Kalau nggak di Slamet Riyadi, mereka juga bisa kamu temukan di kawasan Banjarsari. Di situ, selain banyak rumah gede dan kafe fancy, suasananya juga cocok untuk mobil-mobil mahal. Kadang, Sabtu atau Minggu pagi, mereka touring santai ke daerah wisata sekitar Solo, Tawangmangu, Selo, atau bahkan cuma muter-muter Boyolali.

Solo yang kini makin nggak selow

Dulu, Solo dikenal sebagai kota budaya, kota tenang, bahkan kota pensiunan. Sekarang? Kota ini berubah menjadi medan tempur bisnis kreatif. Mulai dari kuliner kekinian, startup digital, hingga sektor otomotif yang tak kalah glamor dari BSD atau Jaksel. Ada McLaren lewat, Lamborghini nyelip, dan Porsche parkir manis di sini.

Baca Juga:

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

Pemilik mobil-mobil mewah ini jelas bukan orang sembarangan. Menurut bisik-bisik netizen otomotif, para empunya mobil-mobil mahal Solo ini kebanyakan adalah pengusaha. Ada yang punya usaha bisnis F&B dengan puluhan cabang, pabrik tekstil, dan ada yang mengembangkan usaha keluarga jadi digital brand yang go internasional.

“Sultan” tersembunyi?

Fenomena ini memunculkan satu pertanyaan eksistensial: siapa mereka? Apakah Solo menyimpan para “sultan” yang selama ini hidup dalam bayang-bayang kesederhanaan? Atau barangkali, Solo memang sudah jadi kota metropolitan layaknya Jakarta? Atau kita saja yang kurang update?

Istilah “sultan tersembunyi” rasanya cocok sekali. Mereka punya banyak uang sampai bisa membeli mobil yang harganya setara satu kompleks perumahan subsidi. Mereka mungkin tinggal di rumah yang tidak terlalu mecolok, identitas mereka juga kabur, namun nyata-nyata tajir melintir.

Beberapa warga lokal menyebutkan bahwa para sultan ini punya bisnis yang tidak mereka umbar. Ada yang bilang mereka pengusaha kayu, eksportir batik, sampai memiliki tambak udang skala ekspor. Ada pula yang mengatakan bahwa mereka sekadar warisan generasi ketiga dari konglomerat lokal. Tetapi semuanya simpang siur.

Solo, dengan segala kerendah hatiannya, menyimpan cerita yang tak terduga. Jadi, kalau suatu hari kamu melihat Ferrari nyelip becak di bundaran Gladag, jangan kaget. Bisa jadi kamu baru saja lihat “sultan tersembunyi” lewat, hehehe.

Penulis: Alifah Ayuthia Gondayu
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Solo Baru: Lokasi di Sukoharjo, tapi Gaya Hidup Mirip Solo, Bikin Sukoharjo Krisis Identitas dan Hilang Arah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Mei 2025 oleh

Tags: Kota Solomobil mewahsolo
Alifah Ayuthia Gondayu

Alifah Ayuthia Gondayu

Jika tidak ada tempat untuk mendengar, ceritakan lewat tulisan.

ArtikelTerkait

5 Kuliner Klaten yang Rugi Dilewatkan oleh Pelancong Jogja-Solo terminal mojok.co

5 Kuliner Klaten yang Rugi Dilewatkan oleh Pelancong Jogja-Solo

22 Juli 2023
Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming Terminal Mojok

Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming

31 Januari 2023
Jalan Slamet Riyadi Solo Tidak Seindah Dulu, Sudah Tak Nyaman Dilalui dan Bikin Waswas

Jalan Slamet Riyadi Solo Tidak Seindah Dulu, Sudah Tak Nyaman Dilalui dan Bikin Waswas

18 Oktober 2025
4 Alasan Kuliah di UNS Itu Menyenangkan

4 Alasan Kuliah di UNS Itu Menyenangkan

24 Juli 2022
Es Teh Ginastel, Es Teh Asal Solo yang Tidak Mengkhianati Namanya Mojok.co

Es Teh Ginastel, Es Teh Asal Solo yang Tidak Mengkhianati Namanya

16 November 2023
Nggak Perlu Kaget kalau KRL Jogja-Solo Penuh Sesak, yang Paham Transportasi Umum Bukan Cuma Orang Jakarta!

Nggak Perlu Kaget kalau KRL Jogja-Solo Penuh Sesak, yang Paham Transportasi Umum Bukan Cuma Orang Jakarta!

7 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.