Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Solo dan Jogja, 2 Kota yang Kelihatannya Sangat Mirip tapi Punya Perbedaan yang Nggak Banyak Disadari

Rizqian Syah Ultsani oleh Rizqian Syah Ultsani
1 Maret 2025
A A
Solo dan Jogja, 2 Kota yang Kelihatannya Sangat Mirip tapi Punya Perbedaan yang Nggak Banyak Disadari

Solo dan Jogja, 2 Kota yang Kelihatannya Sangat Mirip tapi Punya Perbedaan yang Nggak Banyak Disadari

Share on FacebookShare on Twitter

Jogja dan Solo adalah kembar, padahal mereka berbagi hal yang berbeda, tapi saling melengkapi

Masih dalam euforia keberhasilan PSIM Yogyakarta naik kasta ke Liga 1 sekaligus berhasil keluar jadi juara Liga 2 setelah mengandaskan tim Bhayangkara Presisi FC dengan skor 2-1 di Stadion Manahan, terdapat fakta unik sekaligus membanggakan bahwa PSIM juara di Stadion Manahan yang notabene adalah markas Persis Solo yang bertahun-tahun lalu selalu clash alias nggak akur (termasuk dengan PSS Sleman).

Tetapi setelah Peristiwa Kanjuruhan dan momen “Mataram Islah”, semuanya berubah drastis. Pendukung PSIM, Persis, dan PSS semakin dewasa dan bahkan saling mendukung satu sama lain. Terbukti saat Brajamusti dan The Maident (kelompok suporter PSIM) away ke Solo, Pasoepati (kelompok suporter Persis) menyambut baik bak saudara tua yang sedang berkunjung. Begitu pun dengan BCS dan Slemania (kelompok suporter PSS).

Sungguh menggambarkan persaudaraan darah Mataram yang indah yang mana Solo dan Jogja adalah dua kota bersaudara yang menurut saya plek-ketiplek selayaknya sepasang kembar identik yang “terpisah”, tapi di saat bersamaan juga bersatu. Kalaupun ada konflik di masa lalu mungkin itu hal yang lumrah. Mirip kayak adik berkakak yang sebenarnya saling perhatian.

Sebagai orang Jogja yang sejak mbrojol sampai besar tinggal di Jogja, jujur saja saya sangat nyaman kalau sedang ke Solo. Berasa di kota sendiri. Ada beberapa kesamaan seperti bahasa dan budaya, dan sama-sama punya kultur angkringan. Jadi kalau setiap kali ke Solo bahkan untuk tinggal lama, saya nggak perlu khawatir karena sudah paham. Pokoknya langsung kerasan.

Tapi setelah beberapa kali berinteraksi sama orang Solo Raya, mendengar beberapa cerita, dan membaca tulisan, ternyata antara Solo dan Jogja punya simpul yang agak berbeda yang nggak banyak disadari. Tulisan ini nggak bertujuan untuk membeda-bedakan dan bikin pemisah antara dua kota bersaudara ini. Tapi biar kita tambah memahami satu sama lain.

Konsep seni yang kelihatan mirip tapi ternyata agak beda

Mungkin konsep seni Solo dan Jogja kelihatannya mirip dan sama saja (sama-sama khas Jawa Mataraman), tapi ternyata ada sedikit perbedaan. Kalau seni Solo ada konsep yang namanya “Ndudut Ati” atau artinya mengambil hati. Ini karena seni Solo itu cenderung terlihat glamor, gebyar, dan kesannya wah. Makanya dapat mengambil hati siapa pun yang melihat.

Sedangkan konsep seni Jogja agak beda yaitu “Ngayang Batin” atau membuat hati melambung. Ini karena seni Jogja itu tampak sederhana, nggak terlalu heboh tapi nilainya jika dihayati oleh segenap hati sanubari, yang melihat akan merasa takjub dan bikin hati seakan melambung.

Baca Juga:

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Contoh mudahnya, batik Solo itu punya ornamen yang cenderung lebih mewah karena ada hiasan emasnya atau prodo. Sedangkan batik Jogja ornamennya terkesan lebih sederhana dan nggak ada emasnya tapi punya makna dan interpretasi yang dalam pada setiap motif dan polanya. Yang jelas, keduanya sama-sama indah secara rupa dan makna tapi dengan gayanya masing-masing.

Gaya komunikasi yang agak bertolak belakang

Gaya komunikasi orang Solo dan Jogja ternyata juga ada sedikit perbedaannya. Kalau orang Solo istilahnya “Umuk Solo” atau cenderung “menyombongkan” apa yang dipunyai. Tapi jangan mengartikan umuk semata-mata bermakna negatif. Ini karena dalam sejarahnya, warga Solo menerima dan hidup berdampingan sama Belanda. Secara psikologis, perilaku semacam ini diperlukan untuk menjaga kehormatan orang Jawa di depan orang Eropa.

Kalau Jogja, namanya “Glembuk Jogja” yang punya kesan “merendahkan diri” dengan tujuan biar terhindar dari suatu risiko dengan membiarkan orang lain yang berkorban. Biasanya dengan terlihat ngalah, padahal sebenarnya ingin dapat yang lebih besar. Tapi, jangan artikan juga glembuk soal tipu daya. Dalam sejarahnya, Kraton Jogja cenderung melakukan perlawanan halus kepada Belanda. Glembuk dipakai untuk memanfaatkan apa pun yang bisa dijangkau untuk perlawanan.

Menurut pengalaman pribadi, ada seorang teman dari wilayah Solo Raya yang punya sifat umuk ini. Sebagai orang Jogja, saya menjumpai juga ada orang Jogja yang berperilaku glembuk. Walaupun kadang malah terbalik, ada orang Solo yang glembuk dan orang Jogja yang umuk.

Madzhab kuliner Jogja dan Solo yang berbeda

Tentang kuliner pun begitu. Kuliner Solo punya madzhab “Keplek Ilat” atau memanjakan lidah. Ini berhubungan juga sama orang Solo yang hidup berdampingan sama Belanda. Jadi kuliner dari Solo lebih cenderung adaptif sama hidangan Eropa. Selat Solo, sate buntel, timlo, dan sebagainya adalah hidangan ala Solo yang dinikmati dengan cara barat yang cenderung dihidangkan fresh.

Kalau Jogja madzhabnya “Pawon Anget” atau dapur hangat. Ini karena kebersamaan di rumah lebih diutamakan. Untuk itu, harus masak lebih dari satu menu karena kadang makanan kesukaan tiap anggota keluarga beda-beda. Konsekuensinya, masakan itu kemungkinan akan sisa jadi akan dipanaskan lagi untuk besok. Seperti gudeg, brongkos, dan lodeh, akan semakin enak dan mantap kalau sudah dipanaskan berulang kali. Atau istilah Jawanya dingat-nget-ngat-nget.

Hal-hal tersebut adalah perbedaan-perbedaan (walaupun cuma tipis bedanya) di antara dua kota ini. Perbedaan ini bukan untuk menunjukkan siapa yang lebih baik tapi untuk saling melengkapi. Solo akan lebih berwarna kalau ada Jogja, begitu pula sebaliknya. Tlatah Mataram ini bukan hanya soal Jogja dan Solo atau warna biru, merah, atau hijau saja. Seluruhnya adalah kesatuan yang saling mendukung. Mataram is love.

Penulis: Rizqian Syah Ultsani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Maret 2025 oleh

Tags: glembuk jogjaJogjakesenianPerbedaansoloumuk solo
Rizqian Syah Ultsani

Rizqian Syah Ultsani

Tukang menguap yang suka menulis.

ArtikelTerkait

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Membayangkan Sewon Bantul Tanpa ISI Jogja, Cuma Jadi Daerah Antah-berantah Mojok.co

Sisi Baik Kuliah di ISI Jogja, Kampus Seni Terbaik dengan Banyak Kelebihan yang Menyertai

4 Juni 2025
nasi goreng di jogja pakem wonosari tegal jawa timur ciri khas mojok.co

Mengidentifikasi 3 Jenis Nasi Goreng di Jogja: Pakem Wonosari, Tegal, dan Jawa Timuran

28 Juli 2020
Aturan Tidak Tertulis Apotek, Sebaiknya Pelanggan Tahu supaya Tidak Merepotkan Apoteker Mojok.co jogja

3 Sisi Gelap Menjadi Apoteker di Apotek Pinggiran Jogja

22 Juli 2025
Derita Tinggal di Kecamatan Tegalrejo Jogja

Derita Tinggal di Kecamatan Tegalrejo Jogja

31 Maret 2023
Aturan Tidak Tertulis yang Terpaksa Harus Saya Tulis bagi para Pemudik di Solo

Aturan Tidak Tertulis yang Terpaksa Harus Saya Tulis bagi para Pemudik di Solo

7 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.