Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Soal Negara Demokrasi, Semua Orang di Dunia Itu Norak!

Winwibisma Putra Anggara oleh Winwibisma Putra Anggara
28 Januari 2021
A A
demonstrasi Soal Negara Demokrasi, Semua Orang di Dunia Itu Norak! terminal mojok.co

Soal Negara Demokrasi, Semua Orang di Dunia Itu Norak! terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

“Pokoke nek sing nggawe Amrika ki mesti apik.” (Pokoknya kalau barang yang bikin Amerika pasti bagus!) Begitu kata tokoh tukang becak di film pendek Anak Lanang. Tokoh tukang becak tadi adalah kebanyakan dari kita yang melihat Amerika Serikat sebagai negara terhebat dan patut dipuja. Dengan noraknya, kebanyakan dari kita pasti kalau mendengar kata Amerika, atau orang Amerika pasti langsung gentar. Dengkule mropok, njahit, ndredek. Seolah olah yang dibicarakan adalah malaikat Jibril. Pahala cuma sebuah negara demokrasi yang peradaban sudah maju duluan.

Belum lagi masalah demokrasi ini yang juga membuat minder. Terhitung sejak 1998, berarti sudah 22 tahun Indonesia menapaki jalur negara demokrasi yang menuju sehat. Alih-alih baik, indah, dan benar, demokrasi Indonesia justru tambah ruwet akhir-akhir ini. Kerusuhan demonstran pada unjuk rasa UU KPK, omnibus law, dan hasil pilpres 2019 membuat sebagian kalangan minder. Bisa nggak sih orang-orang Indonesia jadi masyarakat yang berdemokrasi seperti negara-negara barat, seperti Amerika Serikat misalnya?

Padahal sebenarnya biasa saja, tidak perlu minder. Mau orang Magelang, Ohio, Anderlecht, maupun Nairobi sama saja. Orang Amerika sama persis seperti kita kebanyakan. Sama-sama butuh makan, sama-sama butuh kencing, dan untuk hal yang ekstrem: Sama-sama goblok, dan sama-sama norak!

Nggak percaya? Tuh, lihat sendiri buktinya di media. Amerika Serikat yang self-claim bahwa mereka juru selamat dunia chapter demokrasi dengan cara merusuh di negara-negara ketiga, nyatanya juga hancur gara-gara pemilihan presiden. Gedung parlemen sampai diduduki sama ribuan orang bloon fanatik yang nggak taat hukum. Norak.

Pemilu di Amerika Serikat kemarin dimenangkan oleh Joe Biden dengan 306 suara elektoral, sedangkan Trump hanya mengantongi 232 suara elektoral. Pendukung Trump yang tidak terima Trump kalah, menuding terjadi kecurangan yang masif dan terstruktur saat pemilu. Akhirnya pendukung Trump turun ke jalan, merusuh sepanjang jalan hingga menduduki gedung parlemen. Trump mendukung aksi mereka dan mengompori lewat Twitter. Kok kayak deja vu ya? Bukan deja vu, sudah saya bilang kalau kelakuan orang norak itu sama di semua tempat kok.

Di penghujung 2020, awal bulan desember tepatnya, negara fashion Prancis bergejolak. Banyak unjuk rasa terjadi di kota-kota besar seperti Paris, Lile, dan Marseille untuk memprotes rancangan undang-undang keamanan. Dikhawatirkan rancangan undang-undang keamanan yang baru mengekang kebebasan sipil di Prancis.

Unjuk rasa di Prancis diwarnai dengan kerusuhan dan pembakaran. Bahkan pendemo sampai masuk ke kantor bank dan membakar dokumen-dokumen di dalamnya. Deja vu lagi? Hahaha bukan! Ini juga salah satu bentuk keburukan manusia chapter Prancis. Di satu sisi mereka menentang undang-undang keamanan, tapi di sisi lain mereka justru melakukan tindakan anarkis. Di negara maju yang mempunyai slogan Liberte, Egalite, Fraternite (kebebasan, keadilan, persaudaraan) orang-orang di dalamnya masih punya kehendak merusuh dan melawan hukum juga ternyata. Norak!

Unjuk rasa dan berdemonstrasi sebenarnya adalah hal yang sangat lumrah di negara demokrasi. T. Pranaji, 2016, bahkan menyebutkan demonstrasi adalah denyut nadi demokrasi. Barang siapa di negaranya tidak ada, tidak boleh, dan tidak legal melakukan demonstrasi, maka bisa disimpulkan bahwa negara tersebut bukanlah negara demokrasi. Bisa jadi negara monarki, ataupun otoriter, atau malah negara demokrasi abal-abal yang cuma gimik. Oleh karena itu yang dilakukan orang-orang dengan berunjuk rasa dan demonstrasi saya rasa itu normal dan bahkan luhur karena pesannya menyangkut hajat orang banyak.

Baca Juga:

5 Kejadian Luar Biasa yang Bikin Ospek UIN Gempar dan Viral, Ada Apa dengan UIN (yang Sekarang)?

Mantan Narapidana Korupsi Jadi Ketum Parpol Adalah Bukti Bobroknya Sistem Demokrasi Indonesia

Masalahnya kemudian ada pada kelakuan demonstran yang di luar kendali. Memecah kaca, membakar fasilitas umum, melempari polisi, dan berbagai tindakan anarkis lain tidak bisa dibenarkan dalam kacamata manapun. Apalagi sekelas Amerika Serikat yang sudah ratusan tahun berdemokrasi, seharusnya peradaban pemerintahan dan penyampaian pendapat di sana lebih indah. Tanpa kekerasan. Hal-hal diluar penyampaian pendapat secara damai dan taat aturan dikatakan norak, titik.

Sayangnya demonstran juga manusia. Mereka tidak secara sadar bangun tidur langsung melakukan hal-hal norak dengan melakukan Tindakan anarkis. Mereka punya panca indera plus otak yang pastinya digunakan sepenuhnya untuk merespons berita dan perkembangan luar. Berita-berita yang mereka dengar dan lihat setiap harinya menggerakkan mereka untuk berbuat suatu hal. Di sinilah masalahnya, elit politik dan pemangku kekuasaan dengan mudahnya memainkan isu di masyarakat sehingga terjadilah kejadian yang sangat norak.

Elit politik bertanggung jawab penuh dalam berbagai kerusuhan yang norak di seluruh dunia. Nafsu mereka seperti kucing oren yang tak kapok walau dilempar sandal. Amerika Serikat misalnya, dengan terang-terangan kandidat yang kalah menyerukan dukungan untuk melakukan protes yang berujung pada pendudukan Gedung Parlemen. Tanpa seruan dan dukungan Trump, saya rasa kerusuhan itu tak akan terjadi.

Tidak jauh beda dengan Amerika Serikat. Di Prancis Presiden Macron membuat rancangan undang-undang yang digunakan untuk menjerat warga negara yang menghina polisi dan aparatur negara. Padahal di lain sisi Prancis adalah negara yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat. Lagi pula yang namanya menghina itu tidak bisa diejawantahkan dalam kata maupun angka. Abstrak. Saya rasa mereka kurang melakukan sosialisasi dan seharusnya tidak mengkhianati slogan mereka sendiri.

Ternyata manusia yang norak itu ada di berbagai tempat. Tapi, jauh di atasnya, manusia norak ini berasal dari elit politik norak yang birahi politiknya tinggi. Berbagai macam alasan entah untuk berkuasa, ekonomi, maupun hanya sebatas tidak mau kalah pokoknya norak! Politisi norak menciptakan masyarakat yang norak.

Saya rasa tinggal menunggu waktu ada headline dari media Prancis yang sama kocaknya kayak media lokal: Demo Besar di Paris, Presiden Macron ke Kalimantan untuk Melihat Itik.

BACA JUGA Sebelum Nyinyir, Sebaiknya Kenali Dulu Anarko dan tulisan Winwibisma Putra Anggara lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2021 oleh

Tags: Demokrasidemonstrasi
Winwibisma Putra Anggara

Winwibisma Putra Anggara

Panggil saya Alex. Petroleum database engineer. Sedang berkarya dan berdarma di Kota Jambi. Bisa ditemui di Twitter @winwibisma. Blog winwibisma.com.

ArtikelTerkait

hormat tiga jari demonstrasi anak sekolah mojok

Arti Hormat Tiga Jari oleh Demonstran di Thailand ala ‘The Hunger Games: Mockingjay Part I’

23 Oktober 2020
Menanti Demonstrasi Besar yang Dilakukan oleh Pasukan Revolusi One Piece terminal mojok.co

Menanti Demonstrasi Besar yang Dilakukan oleh Pasukan Revolusi One Piece

15 Oktober 2020
Eyang Habibie

Surat Untuk Eyang Habibie

27 September 2019
jadi presiden selama sehari lambang negara jokowi nasionalisme karya anak bangsa jabatan presiden tiga periode sepak bola indonesia piala menpora 2021 iwan bule indonesia jokowi megawati ahok jadi presiden mojok

Kritik dalam Negara Demokrasi: Benarkah Presiden Adalah Lambang Negara?

15 Agustus 2021
Beragam Keanehan Pertimbangan Hakim dalam Kasus Korupsi Terminal Mojok.co

Mantan Narapidana Korupsi Jadi Ketum Parpol Adalah Bukti Bobroknya Sistem Demokrasi Indonesia

16 Juli 2023
5 Kejadian Luar Biasa yang Bikin Ospek UIN Gempar dan Viral, Ada Apa dengan UIN (yang Sekarang)?

5 Kejadian Luar Biasa yang Bikin Ospek UIN Gempar dan Viral, Ada Apa dengan UIN (yang Sekarang)?

10 September 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.