Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Skripsi Versi Cetak Itu Sudah Kolot, Nggak Berguna, Malah Bikin Mahasiswa Semester Akhir Lebih Sengsara

Ahmad Dani Fauzan oleh Ahmad Dani Fauzan
28 September 2025
A A
Unpopular Opinion: Skripsi Adalah Matkul Favorit Saya Sampai Rela Kuliah 7 Tahun Mojok.co

Unpopular Opinion: Skripsi Adalah Matkul Favorit Saya Sampai Rela Kuliah 7 Tahun (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya sepakat kalau mahasiswa semester akhir itu cenderung lebih gampang stres daripada semester lain. Pasalnya, semua hasil jerih payah selama kurang lebih 4 tahun bakal ditentukan di sini, lewat skripsi, tugas akhir, atau sejenisnya. Apakah kuliah kita ada hasilnya atau nggak, semuanya akan ketahuan ketika sudah ada di semester akhir.

Bayangkan saja, kalau selama 4 tahun kuliah, ternyata sama sekali nggak membuahkan hasil. Maka apa gunanya kuliah? Mendingan bantuin orang tua saja membajak sawah, atau ikut ngurusin sapi-sapi ternak. Lebih untung karena sekali-kali bisa dapet cuan, daripada nggak sama sekali.

Yang paling membuat mahasiswa akhir stres itu salah satunya tugas skripsi. Semua rangkaian kegiatan untuk merampungkan tugas ini nggak ada yang nggak bikin stres. Mulai dari bikin proposal, diteror dosen penguji sempro, bimbingan skripsi, sampai proses nulis skripsi.

Apakah setelah skripsi selesai ditulis kemudian mahasiswa semester akhir bebas dari tanggungan? Oh, tunggu dulu. Ada satu proses lagi yang nggak kalah bikin stres: tugas akhir skripsi wajib diberikan versi cetak!

Percayalah, ngeprint satu saja sudah beban, apalagi lebih dari satu!

Saya mahasiswa semester akhir, tapi belum sampai pada tahap mencetak tugas menulis ini. Tapi, belajar dari pengalaman kakak angkatan, saya sadar bahwa kewajiban mencetak skripsi itu bebannya bisa lebih besar daripada menggarap skripsi itu sendiri.

Kalian tentu sudah tahu kalau mahasiswa semester akhir juga mempunyai banyak tanggungan finansial. Sebelum masuk ke proses penelitian, kita sudah wajib buat mengirit uang jajan untuk bisa ikut sempro. Belum lagi ditambah biaya penelitian yang kadang-kadang lebih dari perkiraan. Tentu saja ini juga memperhitungkan biaya wisuda yang bahkan bisa mencapai jutaan.

Kalau semua itu dikalkulasikan, menjalani semester akhir bisa berarti menghabiskan berapa juta, coba?! Untuk mahasiswa seperti saya yang masih minta kiriman orang tua, nominal itu nggak bisa dibilang murah. Ingat, ini cuma proses menjalani semester akhir saja, belum ditambah UKT dan kewajiban-kewajiban lainnya.

Maka dari itu, saya katakan bahwa aturan skripsi wajib berbentuk versi cetak justru menambah beban mahasiswa semester akhir. Pasalnya, skripsi yang dicetak bukan cuma 1 buah, melainkan bisa sampai 4 atau 5, tergantung kebutuhan saat ujian skripsi. Nah, berapa nominal uang yang harus dikeluarkan lagi?

Baca Juga:

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

4 Aturan Tidak Tertulis Saat Menulis Kata Pengantar Skripsi agar Nggak Jadi Bom Waktu di Kemudian Hari

Alasan biar skripsi bisa dikoreksi sekaligus dicorat-coret penguji itu nggak masuk akal!

Saya pernah liat skripsi kakak angkatan yang kebetulan sudah dikoreksi dosen penguji. Di dalamnya ada banyak corat-coret penguji yang menandakan bahwa beberapa bagian harus direvisi.

Semula saya pikir, mungkin inilah alasan mengapa setiap dosen penguji minta diberi satu skripsi cetak. Supaya ngoreksinya gampang, bisa dicorat-coret. Akan tetapi, setelah saya perhatikan lagi, ternyata corat-coret yang ada dalam skripsi itu jauh dari kategori bisa dibaca. Tampaknya, ya, cuma seperti coretan-coretan iseng saja.

Nah, masak iya, kita ngeprint skripsi cuma buat dicorat-coret saja? Kalau tulisannya jelas, sih, mendingan. Masalahnya, ini udah nggak bisa dibedakan antara tulisan dan coretan-coretan iseng.

Padahal, tanpa dosen menulis banyak keterangan yang nggak bisa dipahami pun, mahasiswa akan tetap mencatatnya sendiri. Kita juga sadar, kok, bahwa revisi itu penting buat menyempurnakan skripsi. Maka, kalo cuma mau buat coret-coret nggak jelas, baiknya nggak usah minta dicetak, deh!

Pak, Buk, skripsi buat kebutuhan dokumentasi itu nggak perlu banyak-banyak! Cukup satu!

Alasan yang tak kalah digembar-gemborkan adalah: skripsi mahasiswa semester akhir akan didokumentasikan, maka wajib menyerahkan dalam bentuk cetak.

Padahal yang diperlukan buat kebutuhan dokumentasi hanya satu. Namun, kita masih diwajibkan buat ngeprin 4 sampai 5. Lantas, ke mana sisanya yang sudah dicetak mati-matian sampai bertengkar dengan penjaga percetakan itu? Ya, paling-paling akhirnya juga jadi sampah!

Lagian, mahasiswa semester akhir kadang juga masih susah mendapat akses buat menemukan skripsi kakak angkatan. Masih bilang mau dijadikan dokumentasi, padahal skripsi para pendahulu kita juga nggak jelas juntrungnya.

Sekarang sudah zaman digital. Apa gunanya ada laptop kalau masih wajib pakai versi cetak?

Saya kira, kita semua sudah mafhum bahwa kehidupan saat ini sudah lebih banyak memanfaatkan digitalisasi. Seharusnya, hal tersebut bisa kita manfaatkan sebaik-baiknya demi meringankan segala urusan.

Sebenarnya bisa saja saat ujian skripsi mahasiswa semester akhir tak perlu menyodorkan karya skripsinya dengan versi cetak. Kita bisa memanfaatkan keberadaan laptop. Masing-masing penguji bisa menyimpan file skripsi milik para mahasiswa semester akhir.

Cara ini tentu lebih ekonomis dan efisien. Selain mahasiswa nggak perlu wara-wiri ngeprint ke percetakan, dosen penguji juga nggak perlu iseng-iseng bikin coretan-coretan nggak jelas. Tentu saja ini juga buat menghindari potensi adanya skripsi nanti cuma jadi sampah.

Saya ingatkan, ya. Tugas akhir skripsi itu penting, makanya harus melewati proses panjang dan berat. Tapi, kalau bisa dimodif sedemikian rupa untuk memberi keringanan, kenapa tidak?

Penulis: Ahmad Dani Fauzan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Saya Bukan Mahasiswa Pintar, tapi Bisa Menyelesaikan Skripsi dalam 2 Minggu, Sini Saya Kasih Tahu Strateginya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 September 2025 oleh

Tags: seminar proposalSkripsiskripsi versi cetakujian skripsi
Ahmad Dani Fauzan

Ahmad Dani Fauzan

ArtikelTerkait

Buku RPUL Adalah Google Zaman Old yang Dirindukan terminal mojok.co

Dari Pengalaman Saya, 5 Cara Ini Beneran Bisa Bikin Skripsi Selesai

16 Mei 2020
Dosen Pembimbing Bersifat Buruk, Skripsi dan Lulus Jadi Lama! (Unsplash) berkas kelulusan jasa edit skripsi

Mengganti Tugas Akhir Skripsi dengan Magang Itu Pendapat yang Naif dan Nggak Berpikir Panjang

3 Agustus 2025
Emang Ngasih Ucapan Happy Semprotulation itu Penting?

Dilema Mahasiswa Rantau Ekonomi Pas-pasan di Tengah Gempuran Semprotulation

20 Maret 2023
Semprotulation, Budaya Bodoh yang Menyusahkan Mahasiswa dengan Ekonomi Pas-pasan ujian skripsi sempro

Semprotulation, Budaya Bodoh yang Menyusahkan Mahasiswa dengan Ekonomi Pas-pasan

25 Februari 2024
Dear Dosen Pembimbing, Menerima Revisi Skripsi dalam Bentuk Hard Copy Itu Merepotkan Mojok.co

Dear Dosen Pembimbing, Menerima Revisi Skripsi dalam Bentuk Hard Copy Itu Merepotkan

28 Mei 2024
Skripsi Molor Bukan Sepenuhnya Salah Mahasiswa, Dosen Juga Terlibat kesalahan dosen terminal mojok.co

Skripsi Molor Bukan Sepenuhnya Salah Mahasiswa, Dosen Juga Terlibat

9 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.