Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Sisi Gelap Coffee Shop di Jogja: Jadi Tempat Cuci Uang para Owner “Gelap”

Riyanto oleh Riyanto
9 Maret 2024
A A
Sisi Gelap Coffee Shop di Jogja: Jadi Tempat Cuci Uang para Owner "Gelap"

Sisi Gelap Coffee Shop di Jogja: Jadi Tempat Cuci Uang para Owner "Gelap" (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau ditanya ada atau tidak coffee shop di Jogja—dalam kasus ini maksudnya area DIY—yang menjadi lahan cuci uang, jawabannya ada. Ya sudah. Artikelnya sampai sini saja.

Sulit untuk membahas permasalahan ini tanpa khawatir di-blacklist dari beberapa coffee shop yang terindikasi cuci uang. Terlebih saat saya mencoba menggali lebih dalam terkait praktik ini, calon narasumber saya, yang merupakan sesepuh perkopian Jogja, dengan tegas menolak bersuara. Sebab, menurutnya, isu ini cukup berbahaya dan berpotensi menyinggung beberapa pihak.

Tetapi dasarnya saya bandel, ya sudah saya coba ulik permasalahan ini dengan seaman mungkin, tanpa menyebut maupun menunjukkan lokasi coffee shop yang terindikasi menjadi lahan cuci uang. Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan, ditambah pengalaman pribadi menyaksikan aksi ini, maka terciptalah artikel ini.

Alasan kenapa coffee shop kerap menjadi lahan cuci uang

Konsep sederhana cuci uang adalah, seseorang mendapatkan uang ‘kotor’ hasil dari trik-trik nakal, kemudian diputarkan ke bisnis jadi-jadian, mengakali laporan Keuangan bisnis tersebut, sehingga uang yang dimiliki seolah berasal dari bisnis tersebut. Dengan demikian, uang yang tadinya kotor, kini menjadi tampak bersih.

Bisnis apa saja sebenarnya bisa menjadi lahan cuci uang. Bisa bisnis barbershop, bisa bisnis percetakan, bisa bisnis cuci pakaian, bahkan startup sekalipun bisa menjadi arena cuci uang. Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa coffee shop menjadi arena yang sangat seksi untuk mencuci uang?

Beberapa alasan di antaranya adalah karena coffee shop kerap menerima pembayaran tunai, sehingga lebih sulit terlacak aktivitas transaksinya. Selain itu, coffee shop juga wajarnya memiliki traffic pelanggan yang tinggi. Hal ini bisa digunakan untuk oknum bersembunyi. Artinya, di antara pemasukan asli coffee shop, oknum pencuci uang bisa menyembunyikan uang-uang kotor miliknya.

Model bisnis coffee shop yang beragam juga bisa menjadi alasan. Coffee shop bisa menjual makanan dan minuman yang siap disantap, bisa juga menjual roasted beans, bahkan bisa juga berjualan merchandise. Dengan banyaknya jenis pemasukan tersebut, oknum pencuci uang bisa menyamarkan transaksi kotor mereka.

Tanda-tanda coffee shop di Jogja yang berpotensi menjadi lahan pencucian uang

Apabila ada sebuah coffee shop yang sudah berdiri bertahun-tahun, selalu terlibat sepi, tetapi masih eksis di tengah banyaknya coffee shop tumbang, biasanya ada dua kemungkinan. Pertama, pemiliknya punya bisnis lain yang sudah sangat profit dan membangun coffee shop sebagai bisnis pemuasan idealisme. Ramai nggak ramai, tetap jalan terus. Alasan kedua adalah, ya memang coffee shop tersebut digunakan sebagai lahan cuci uang.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Kenapa bisa begitu? Bisnis coffee shop itu, apalagi yang tempatnya mewah, luas, estetik, ditambah dengan peralatan kopi super mahal, itu beban pengeluarannya sangat besar. Sehari pemasukan jutaan pun entah bisa menutup operational atau tidak. Bayangkan saja, sekali menyalakan mesin espresso, itu sudah mengkonsumsi listrik tiga ribu watt sendiri. Belum lagi AC yang harus selalu nyala. Belum lagi chiller, freezer, dan peralatan lain. Semua itu berkonspirasi menjebol tagihan listrik.

Artinya, mustahil sebuah coffee shop yang sepi, bisa kuat bertahan dengan beban pengeluaran biaya yang super tidak masuk akal tersebut. Dengan demikian, apabila kita melihat sebuah coffee shop sepi tetapi masih bertahan bertahun-tahun, terlebih tak diketahui dengan jelas siapa pemilik coffee shopnya, maka ada potensi coffee shop tersebut digunakan sebagai lahan pencucian uang.

Tidak ada QRIS? Boleh curiga

Hal lainnya lagi adalah, patut dipertanyakan apabila sebuah coffee shop dengan vibes megah tetapi tidak menyediakan pembayaran digital. Seperti yang tadi dibahas, alasan kenapa transaksi tunai harus dilakukan di bisnis pencucian uang adalah agar transaksi yang berlangsung tidak bisa dilacak. Apalagi saat semua orang ketagihan melakukan digital payment, kemudian ada coffee shop super megah yang tidak menyediakannya, maka patut diwaspadai.

Memang, ada beberapa owner coffee shop kenalan saya belum menyediakan payment via QRIS dengan alasan potongannya kurang transparan. Akan tetapi, biasanya mereka tetap menyediakan opsi transfer ke rekening bank ownernya. Hal ini masih masuk akal karena transaksi di coffee shop tetap bisa dilacak. Namun apabila ada yang benar-benar hanya menerima tunai, maka waspadalah.

Oleh karenanya, tinggal selidiki saja coffee shop di Jogja yang terlihat sepi terus, tidak menerima digital payment, tidak jelas siapa ownernya, dan masih eksis setelah bertahun-tahun. Jika berhasil menemukan coffee shop yang saya maksud, nah selamat, Anda baru saja menemukan arena pencucian uang.

Ownernya maju caleg, baristanya ditelantarkan tanpa gaji berbulan-bulan

Ada sebuah kasus yang saya amati sangat jelas. Sebuah coffee shop di Jogja tempat teman saya kerja terindikasi adalah praktik pencucian uang. Semua tanda-tanda pencucian uang terlihat cukup detail. Siapa yang memiliki coffee shop tidaklah jelas. Bisnisnya juga melebar mulai dari jual makanan dan minuman, penyewaan studio, bahkan ada juga coworking space-nya. Usut punya usut, pemiliknya—atau salah satu pemiliknya—merupakan orang penting di sebuah parpol.

Awalnya coffee shop tersebut berjalan wajar. Meski masih relatif sepi, tetapi tak terlalu mencurigakan. Hal aneh mulai terjadi beberapa bulan sebelum coffee shop itu bangkrut total. Ownernya—atau salah satu ownernya—menghilang. Padahal dia yang bertanggung jawab atas gaji-gaji karyawan. Alhasil, semua karyawannya tidak digaji selama beberapa bulan.

Setelah bulanan menghilang, baru ketahuan si owner sedang mempersiapkan diri untuk maju caleg. Karena fokus kampanye, maka hasil upaya memutar uang itu sepenuhnya digunakan untuk mencetak baliho, menyebar poster, memberi serangan fajar, dan lain-lainnya. Hal itu membuat keuangan coffee shop semakin gonjang-ganjing. Para pekerja semakin terlantar tanpa gaji.

Sampai akhirnya, beberapa bulan kemudian, coffee shop tersebut bangkrut total. Tak ada pembayaran gaji ke semua pekerja, sementara tak ada kejelasan juga apakah oknum laknat itu menang pemilu atau sudah menempati rumah sakit jiwa.

Bagaimana menyikapi praktek cuci uang di coffee shop?

Semisal ternyata coffee shop di Jogja langgananmu terduga sebagai lahan pencucian uang, lantas apa yang harus dilakukan? Tidak ada sama sekali. Jangan melakukan apa-apa. Soalnya seperti calon narasumber yang saya sebut di awal, bahwa biarlah sesuatu yang ada di bawah tanah, tetap berada di bawah tanah.

Lagian kalian juga tak kena rugi apa-apa. Tinggal nongkrong, nikmati kopimu, dan pantengin akun media sosial mantanmu yang tak seberapa itu.

Penulis: Riyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Rekomendasi Coffee Shop di Jogja yang Baristanya Ramah Abis

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 Maret 2024 oleh

Tags: baristaCoffee Shopcuci uangJogjaKorupsiowner
Riyanto

Riyanto

Juru ketik di beberapa media. Orang yang susah tidur.

ArtikelTerkait

Orang Demak Culture Shock ketika Merantau ke Jogja, Ternyata Jogja Nggak Sempurna Mojok.co

Orang Demak Culture Shock ketika Merantau ke Jogja, Ternyata Jogja Nggak Sesempurna Itu

2 Mei 2024
Tanpa Coffee Shop, Sleman Akan Berisi Manusia Stress dan Hopeless Terminal Mojok menu

Tanpa Coffee Shop, Sleman Bakal Disesaki Manusia Stres dan Hopeless

2 Agustus 2022
Di mata orang Jember, Jogja Lebih Unggul daripada Bali sebagai Tempat Study Tour Mojok.co

Di Mata Orang Jember, Jogja Lebih Unggul daripada Bali sebagai Tempat Study Tour

11 Februari 2024
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

2 Agustus 2022
Selamat Ulang Tahun Jogja, Selamat Ulang Tahun Cinta Pertama

Selamat Ulang Tahun Jogja, Selamat Ulang Tahun Cinta Pertama

8 Oktober 2022
Kursi Prioritas KRL Jogja-Solo, Cara Mudah Menguji Empati Seseorang Mojok.co

Naik di Gerbong KRL Jogja-Solo Paling Belakang Adalah Upaya Menjaga Kewarasan

27 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.