Usai menyeruput kopi hangat, saya membaca tulisan dari Ade Vika Nanda Yuniwan tentang Sidoarjo sebagai tempat menggiurkan untuk membangun bisnis. Ya, saya setuju dengan argumen dari Ade bahwa Sidoarjo memang tempat strategis bagi orang yang ingin membangun bisnis. Mengingat, daerah ini adalah salah satu daerah penyanggah Surabaya. Ditambah lagi dengan banyaknya tempat industri, sehingga banyak orang luar akan merantau ke Sidoarjo.
Dengan kondisi sebagai daerah penyangga Surabaya dan banyaknya perantau, bukan hal mustahil bisnis-bisnis akan berkembang pesat. Dan saya sebagai orang yang berkuliah di Surabaya, kerap kali mengunjungi Sidoarjo. Ketika mengunjungi Sidoarjo, saya dibuat terperangah melihat berbagai tempat bisnis kuliner, kafe, dan tempat perbelanjaan tidak pernah sepi pengunjung.
Dalam hati, saya sering kagum sembari berkata, ini sungguh jauh berbeda dengan di Madura. Bisnis kuliner, kafe, dan tempat perbelanjaan, tidak pernah seramai ini. Cenderung banyak yang sepi pengunjung. Hanya tempat-tempat tersohor yang akan ramai pengunjung.
Kekaguman terhadap Sidoarjo yang menguap
Meski demikian, kekaguman saya pada Sidoarjo sebagai tempat menggiurkan untuk pebisnis, tidak bertahan lama. Kekaguman saya jika tidak salah hanya bertahan enam bulan. Selebihnya, saya menyadari bahwa Sidoarjo juga memiliki sisi gelap, terutama bagi orang perantau. Sidoarjo, bagi saya, bukan tempat yang menyenangkan untuk perantau.
Biaya hidup Sidoarjo ini tinggi. Dari aspek tempat tinggal, kos dan kontrakan di kota ini tergolong mahal. Saya akan ambil contoh kos dan kontrakan daerah Gedangan. Kebetulan, saya sering pergi ke daerah Gedangan karena memiliki kerabat. Saat sering mengunjungi Gedangan, saya menyadari kalau Gedangan memiliki banyak tempat industri.
Saat itu pula saya langsung bertanya pada kerabat saya, kalau biaya kos dan kontrakan di Gedangan mainnya berapa. Menurut pengakuan kerabat saya, harga kos di daerah sana bisa menyentuh tujuh ratus ribu sampai satu juta per bulannya. Ada juga di bawah tujuh ratus ribu, tetapi kondisinya kurang nyaman. Sedangkan kalau kontrakan mainnya bisa sepuluh sampai belasan juta setiap tahunnya.
Baca halaman selanjutnya
Sebuah harga yang cukup mahal…