Si Doel Anak Sekolahan episode 26 ini dibuka dengan kesibukan Mak Nyak mempersiapkan perlengkapan untuk piknik bersama Sarah. Mak Nyak merasa kebutuhan pangan adalah yang nomor satu dalam keluarganya. Jadi Mak Nyak berpikir segalanya akan lebih praktis bila dia membawa peralatan masak dari rumah. Kompor minyak, panci, kukusan, rantang, termos, sampai beras semuanya siap. Tinggal dibawa.
Mas Karyo yang sudah siap dengan tas dan buntelan barangnya datang mendekati Mak Nyak. Dia takut kalau tidak diajak oleh Sarah, jadi dia minta tolong ke Mak Nyak untuk bilang kepada Sarah bahwa dia mau ikut. Mak Nyak cuek, Mas Karyo bilang sendiri ke Sarah saja katanya. Gagal minta tolong pada Mak Nyak, Maa Karyo mencoba ke Atun. Dia merayu Atun supaya diizinkan ikut, tapi Atun bilang lebih baik Mas Karyo saja yang izin langsung ke Babe Sabeni.
Pantang menyerah, Mas Karyo mencoba lagi ke Doel yang berangkat mandi. Lagi-lagi, jawaban Doel sama. Tidak berani memutuskan karena yang punya ide dan acara kan Sarah. Jadi Mas Karyo bilang saja sama Sarah langsung, begitu kata Doel.
Mas Karyo bergeser ke halaman depan, ada Babe yang lagi asyik menyemir sepatu barunya sambil mendengarkan musik dengan earphone. Mas Karyo merayu Babe supaya bisa ikut, tapi Babe menolak dengan tegas dan malah meninggalkan Mas Karyo sendirian di depan. Tak putus asa, Mas Karyo coba mendekati Engkong Ali. Hasilnya? Sama saja. Engkong tidak peduli sama sekali.
Kasihan deh, Mas Karyo.
Harapan satu-satunya tinggal Bang Mandra. Mas Karyo mengeluarkan jurus terakhirnya untuk merayu Mandra yaitu duit. Mas Karyo bilang dia rela membayar asalkan bisa ikutan piknik ke laut. Mandra tentu memanfaatkan kesempatan ini. Dia pasang tarif. Kalau Mas Karyo mau membayar lima belas ribu, Mandra akan mengusahakan dia ikut piknik. Setelah tawar-menawar, akhirnya Mas Karyo dengan berat hati memberikan uang itu ke Mandra. Tapi, tepat setelah transaksi kelar, Andre datang. Mandra bilang lebih baik Andre ikutan piknik, jadi Mas Karyo bisa duduk di bangku mobil tidak usah duduk di bawah. Mas Karyo gengsi, dia tidak mau ikutan bila Andre juga ikut. Dia meminta uangnya kembali, yang, hohooo, tak semudah itu, Ferguso! Mandra kekeuh uang yang sudah diberi tidak bisa dikembalikan apa pun alasannya.
Sarah datang saat Mas Karyo lagi ngedumel di depan warung Mak Nyak. Dengan ramah Sarah mengajak Mas Karyo untuk ikutan juga. Hahaha. Telanjur nyogok Mandra eh ternyata malah diajakin!
Doel yang keluar kemudian bertanya pada Sarah,
“Kamu serius nih?” Kumat lagi deh sinisnya si Doel.
“Lho, kamu pikir aku main-main? Emang kenapa kalo aku ngajakin keluarga kamu weekend ke pantai? Nggak boleh?” Sarah balik bertanya.
“Kamu nggak mau ikut?” tanya Sarah lagi.
“Apa harus?”
“Ya, iya dong.”
“Buat apa?”
“Lho kok buat apa sih? Ya biar rame dong, Doel. Kalo kamu nggak ikut kan nggak lucu.”
“Nggak lucu? Jadi kamu masih mau lihat yang lucu-lucu dengan keluargaku?”
“Iiihhh, kamu gitu deh. Sinis. Paling sebel saya dengerinnya. Ya udahlah kalo nggak mau ikut juga nggak papa,” Sarah pergi meninggalkan Doel sendiri di teras.
(Tahaaan, pemirsa. Jangan emosi. Tahaaaan.)
Doel yang malah melamun di teras, akhirnya mau tidak mau bergerak juga untuk ikut. Setelah ketabrak oleh Mandra yang membawa kasur, diteriakin Mak Nyak untuk mengunci jendela dan pintu, Doel menyusul juga ke mobil.
Sarah kaget dengan bawaan keluarga Doel. Dia bilang bahwa sebenarnya tidak usah membawa barang sebegitu banyaknya karena mereka akan menginap di cottage. Makan dan tempat tidur sudah pasti tersedia. Mandra ditugaskan untuk mengembalikan semuanya ke dalam rumah. Mereka berangkat setelah pembagian tempat duduk di mobil. Atun, Babe dan Mak Nyak ikut di mobil Andre, sisanya ikut mobil Sarah.
Sementara itu, Zaenab datang ke rumah Doel. Dia heran melihat rumah yang sepi dan tertutup semua pintunya. Berkali-kali Zaenab mencoba memanggil tapi tidak ada jawaban. Zaenab duduk menunggu di teras rumah Doel dengan (seperti biasa) gundah gulana.
Keluarga Babe plus Sarah dan Andre sampai juga di cottage. Mas Karyo yang tidur sepanjang perjalanan tidak merespons saat dibangunkan oleh Doel. Doel kesal dan meninggalkan Mas Karyo di mobil. Waduh! Hari sudah gelap saat Mas Karyo terbangun dan kebingungan karena sendirian di mobil sementara yang lain sudah tidak ada. Mas Karyo panik. Dengan membawa barang-barangnya dia keliling mencari orang-orang.
Sarah sempat bertanya di mana Mas Karyo, tapi tidak seorang pun yang tahu. Mandra dengan asal menjawab mungkin Mas Karyo sedang mandi di laut. Setelah keliling-keliling, akhirnya Mas Karyo ketemu juga dengan Doel dan keluarga tapi harus rela kehabisan jatah makanan karena sudah dimakan oleh Mandra.
Pagi harinya semua orang sedang berenang di kolam. Babe dan Mak Nyak yang duduk di tepi kolam mendapatkan minuman yang sepertinya jus jeruk.
“Bang, minuman apa nih? Kok pake kembang?” tanya Mak Nyak.
“Tadi gue lihat orang bule minum ini. Gue demen nih ada kembangnye, kayak penganten,” kata Babe sambil mencicipi minuman itu.
Doel dan Sarah sedang berjalan di tepi pantai sambil mengumpulkan kerang. Sarah bertanya kenapa Doel menolak tawaran Hans yang mengajaknya bekerja di perusahaan ekspor-impor milik Hans. Seperti biasa, Doel punya seribu satu alasan.
“Aku tidak berani melangkah kalau aku ragu. Lebih baik aku menunggu yang aku yakin pasti bisa,” kata Doel.
“Sampai kapan?” tanya Sarah.
Iya, benar. Doel memang tidak pernah tahu sampai kapan, Sar.
Mak Nyak membawakan kopi untuk Babe yang sedang melamun di depan cottage. Babe bilang ternyata enak juga kalau punya rumah di dekat laut. Babe juga bilang bahwa sepertinya Sarah naksir Doel. Mak Nyak malah bertanya apa Babe setuju.
“Kalau si Doel setuju, gue sih ikut aje,” kata Babe bahagia.
“Si Zaenab kasihan juga ye, Bang,” kata Mak Nyak.
“Lah, kan bukan salah kita. Terserah si Rohim kalau dia mau jodohin si Zaenab ama Ahong.”
“Iya, tapi kasihan kalau harus sama orang yang nggak didemenin.”
Obrolan ini terhenti karena Mas Karyo yang tiba-tiba nongol dari dalam cottage. Sementara Engkong Ali memanfaatkan jasa pijat yang disediakan oleh pemilik cottage sambil sedikit nyepik, Mas Karyo yang disuruh masuk oleh Babe malah gantian nyempil ke sesi pijat Engkong. Diusir lagi lah dia oleh Engkong.
Andre sedang ngobrol intim sama Atun. Mas Karyo lagi-lagi nongol mengganggu. Diomelin oleh Atun, dia kabur mendekati Mandra yang lagi nyanyi sambil main gitar di pinggir kolam.
Doel terlihat sedang membaca buku filsafat pemberian Sarah di pinggir pantai saat Sarah datang mendekat.
“Kapan kamu balik ke Belanda?” tanya Doel pada Sarah.
“Kayaknya nggak,” jawab Sarah.
Doel tertawa kencang di sini.
“Baru sekarang aku lihat kamu ketawa, Doel. Kenapa? Ada yang lucu?”
“Nggak, kamu ironis. Dulu kamu selalu menuduh aku cuma bisa menjawab nggak tahu, belum tahu. Sekarang terbalik. Malah kamu yang nggak tahu.”
Si Doel Anak Sekolahan episode 26 ini ditutup dengan adegan Sarah yang bertanya satu hal penting pada Doel.
“Doel, aku mau tanya sesuatu sama kamu. Tapi kamu janji ya jangan marah.”
“Kenapa musti marah?”
“Hmmm… sebenarnya, gimana sih hubungan kamu dengan Zaenab?”
Doel kaget mendengar pertanyaan ini.
“Yah, gimana yah. Aku sama Zaenab boleh dibilang masih saudara.”
“Tapi aku denger katanya kamu dijodohin sama Zaenab sejak kecil?”
“Yaaah, itu cerita saat kami masih kecil. Masih main-main.”
“Sekarang gimana?”
“Dia sudah mendapat jodoh yang lain sekarang,” kata Doel.
Sarah tersenyum.
Apakah ini pertanda Sarah dan Doel bakal jadian? Wuhuuu. Sampai ketemu di Si Doel Anak Sekolahan musim ketiga, mylov!
BACA semua sinopsis sinetron Si Doel Anak Sekolahan musim 1 di sini. Klik ini untuk mengikuti sinopsis Si Doel Anak Sekolahan musim 2.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.