Perusahaan Singapura di bawah naungan Sea Group ini memang masih jadi idola e-commerce di Indonesia, khususnya untuk para buyer yang suka belanja online. Dibanding e-commerce lain, Shopee lebih banyak diiklankan di mana pun. Mulai dari iklan televisi, YouTube, Spotify, bahkan untuk pengguna android yang tiap buka apps harus melihat iklan pasti ketemu lagi dengan iklan Shopee. Ini akhirnya yang menjadikan Shopee masih begitu familier untuk berbagai kalangan.
Bagi seller sendiri, berjualan di Shopee bisa jadi pendongkrak baru untuk menggaet lebih banyak pelanggan. Apalagi dengan iming-iming berbagai konten katanya penjual di Shopee bisa tembus omzet hingga ratusan juta karena berbagai event. Memang nggak sepenuhnya salah. Iklan-iklan dari Shopee yang tiap tanggal kembar atau payday berlangsung membuat banyak orang menunggu tanggal event tersebut. Sebab, akan ada banyak diskon di Shopee untuk buyer, dan banyak program untuk seller ikuti supaya bisa mendongkrak penjualan.
Namun, hal itu tak lantas membuat Shopee jadi kebanggaan. Baik seller maupun buyer rasanya sudah kenyang love hate relationship dengan e-commerce oren satu ini. Terutama untuk seller. Saya yang juga seorang seller sekaligus buyer aktif saja kerap dibikin geram. Sebagai seller, rasanya saya kerap dibikin merana dengan kebijakan Shopee yang cuma memikirkan buyer. Tapi sebagai buyer, saya juga sebetulnya nggak benar-benar merasa puas.
Kebijakan Shopee yang bikin seller nelangsa karena laba seuprit
Omzet hanyalah penghasilan kotor, dan memang betul jumlahnya bisa sampai ratusan juta jika sudah punya ratusan pelanggan setia. Istilahnya, sama saja effort-nya apabila kita berjualan dengan promo online biasa atau berjualan offline. Walaupun di Shopee seller dibantu dengan beragam program, tapi itu nggak gratis. Tentu akan ada potongan dari penghasilan saya nantinya untuk Shopee yang dihitung sebagai pajak.
Untuk saat ini, Shopee menerapkan potongan pajak sebesar 10% kepada seller. Jumlah tersebut jelas bukan jumlah yang sedikit, apalagi untuk kelas usaha UMKM. Ditambah persaingan dagang di platform oren ini kebanyakan menggunakan harga yang murah. Rasanya jadi seller makin tertekan saja.
Nggak cuma itu, kebijakan lainnya juga dirasa makin merugikan seller. Ada opsi di mana barang dapat dicancel kapan saja oleh buyer. Tindakan yang sangat nggak beretika rasanya. Masalah COD saja belum clear, di mana ada buyer yang ogah bayar beralasan barang nggak sesuai padahal mengada-ada. Eh, ini ditambah dengan masalah cancel pesanan sesuai keinginan buyer. Tentu ini akan merugikan seller.
Makin ke sini rasanya Shopee makin nggak ada simpatinya pada seller. Saya sebagai seller merasa serba salah. Mau ninggalin, tapi kok banyak buyer saya yang juga bergantung membeli barang di platform oren ini.
Baca halaman selanjutnya: Buyer juga nggak selalu merasa puas dan bahagia…