Terlahir dari keluarga keturunan Shaman (pengendali roh), membuat Yoh Asakura leluasa dalam mempelajari kemampuan berinteraksi sekaligus mengendalikan roh sejak kecil dengan Kakeknya. Bahkan, sejak kecil, Yoh sudah punya ambisi untuk menjadi Shaman King, agar bisa menciptakan semesta pengendali roh yang ideal.
Wajar saja jika ia punya pemikiran tersebut. Sebab, para pengendali roh lainnya terlalu ambisius. Menganggap para roh yang dikendalikan hanya sebagai alat untuk menguasai segala tatanan kehidupan.
Shaman King bukanlah anime yang baru saja diciptakan. Perjalanan Yoh dalam mendapatkan gelar “Raja Syaman” sempat hype pada 2000-an dalam versi anime sebanyak 64 episode. Sampai akhirnya, Netflix membuat versi reboot (remake) yang sudah tayang pada 9 Agustus 2021 lalu sebanyak 13 episode. Dan pastinya, akan membuat kalian—khususnya para penggemar—terpukau di setiap pertarungannya. Meski setiap duelnya terbilang singkat, tapi tetap memberikan kesan sekaligus menjadi nostalgia tersendiri bagi para penggemarnya.
Usut punya usut, status produksi Shaman King reboot masih on run. Dan akan selesai pada tahun 2022 mendatang. Artinya, 13 episode awal yang sudah tayang di Netflix saat ini adalah season pertama. Via netflixlife, season 2 akan tayang perdana pada November 2021.
Secara keseluruhan, alur cerita versi reboot tidak jauh berbeda dengan versi awal. Di tiap episodenya, mengisahkan petualangan Yoh Asakura dan Amidamaru—roh samurai dengan kemampuan adiluhung yang dikendalikan oleh Yoh—dalam menghadapi para pengendali roh dan sekelumit ceritanya, menuju pertarungan antar-Shaman yang digelar 500 tahun sekali untuk mendapat gelar Shaman King.
Dari segi grafis dan visual, karakter dalam cerita Shaman King reboot jauh lebih hidup dibanding versi awal. Lebih menarik dan punya kesan futuristik. Cerita di setiap episode pun semakin lugas. Tidak bertele-tele. Fokus dengan inti cerita yang ingin disampaikan. Satu yang pasti, tetap menarik dan on point.
Satu perbedaan mencolok yang terlihat pada Shaman King reboot adalah, konflik antara Yoh dan Hao Asakura—saudara kembar Yoh Asakura yang diculik oleh roh jahat sejak dilahirkan—yang tidak begitu kental dan tidak menggebu-gebu seperti versi awal. Pada season pertama, konflik justru lebih berpusat kepada petualangan Yoh dalam menemukan Shaman lainnya, sebelum akhirnya bersama-sama menuju turnamen Shaman.
Padahal, konflik sekaligus pertarungan antara Yoh dan Hao adalah salah satu scene yang paling dinanti dalam Shaman King universe. Dalam versi pertama, duel antara Yoh dan Hao tersaji cukup epik dan apik. Wajar saja jika saya—mungkin juga penggemar Shaman King lainnya—menantikan sekaligus membayangkan, bagaimana duel mereka akan divisualisasikan kembali dalam versi reboot ini.
Pada season pertama ini, kehadiran juga pertemuan tipis-tipis antara Hao dan para Shaman lainnya, termasuk Yoh, justru ada pada akhir-akhir episode. Namun, sisi positifnya adalah, perpindahan antara episode satu dengan lainnya lebih smooth. Selain itu, adanya candaan tipis-tipis antarkarakter membikin alur cerita pada tiap episodenya lebih hidup. Nggak membosankan untuk ditonton.
Soal soundtrack, barangkali kebanyakan penggemar Shaman King sepakat bahwa, “Oversoul” karya Megumi Hayashibara adalah yang paling cocok dan tidak bisa dipisahkan. Selain emosional, seakan sudah menjadi identitas dari Shaman King itu sendiri. Sayangnya, dalam Shaman King reboot, Oversoul-nya Megumi Hayashibara tidak lagi menjadi opening theme song. Namun, nggak perlu khawatir, Oversoul masih digunakan untuk backsound dalam pertarungan. Jadi, masih ada kepingan nostalgia dari sisi soundtrack yang bisa dinikmati di sela-sela menonton beberapa episodenya.
Terakhir, cerita klasik dan klise soal pertemanan pun masih bisa dinikmati dalam Shaman King reboot. Bagaimana para Shaman yang sebelumnya sangat tidak menyukai eksistensi Yoh Asakura sebagai Shaman berbakat dan salah satu kandidat terkuat Shaman King, secara perlahan malah berteman dan saling melindungi satu sama lain, karena sikap Yoh yang bijak dan setia kepada para roh. Betul-betul tulus menjadikan mereka sebagai teman. Hal tersebut dilakukan untuk merealisasikan visi utama: menciptakan dunia yang ideal bagi para pengendali roh dan mematahkan dominasi Hao Asakura, sebagai Shaman yang punya karakter antagonis.
Sumber gambar: YouTube ShadowShak
BACA JUGA ‘Rurouni Kenshin: The Final’, Live Action Terbaik yang Dibuat Persis Anime Aslinya dan artikel Seto Wicaksono lainnya.