Ketika Series "Sex Education" Dibuat di Indonesia – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Featured

Ketika Series “Sex Education” Dibuat di Indonesia

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
10 Juni 2020
0
A A
sex education

Ketika Series "Sex Education" Dibuat di Indonesia

Share on FacebookShare on Twitter

Edukasi tentang seks di Indonesia, kebanyakan, kalau nggak dianggap tabu ya hanya sebatas pamflet yang dibagikan di puskesmas. Jika di sekolah, paling hanya dipelajari dalam kelas. Itu pun sekadar dalam buku Biologi dan disambut dengan malu-malu. Pol mentok, terpampang dalam poster UKS dengan gambar anatomi penis dan vagina. “Ini namanya ovum, ureter, kandung kemih,” dan lain semacamnya. Jika hanya itu, anak SD saja sanggup menghafal.

Jangan terlalu berharap dengan televisi mengedukasi tentang ini karena setelah lengsernya TVRI, tugas stasiun swasta bukanlah mencerdaskan manusia Indonesia. Ya, bagaimana mau berharap lha wong foto Sandy Cheeks yang notabene sehewan tupai yang memakai bikini saja tidak lolos uji. Atau patung torso wudo saja nggak lupa kena sensor. Apa lagi mau mengedukasi tentang seks.

Mak bedundug, muncul sebuah drakom yang menelanjangi semua hal tabu tersebut. Sex Education (2019) judulnya, memang tidak senyentrik The Girl Next Door, American Pie atau Skin, namun melalui Otis Milburn (Asa Butterfield) sang pemeran utama drakom ini, kita dibawa untuk mentertawakan ironi ketimbang menggurui.

Premisnya sama dengan drakom lain bertemakan seks, namun eksekusi jelas berbeda. Ketika American Pie menelanjangi remaja kikuk dan perjaka mencari celah untuk melepaskan keperjakaannya, lain halnya dengan Sex Education dan Otis sebagai tokohnya. Alih-alih menyalakan lampu di dalam kegelapan, Otis justru menjadi jembatan bagi tokoh-tokoh lain. Pun, hal-hal tabu di negeri ini seperti homofobia, penyakit seksual hingga aborsi, dibahas secara berimbang.


Menengok budaya tayangan televisi di negara ini yang gemar meniru tema dari luar, bagaimana jadinya jika ada yang mau membuat Sex Education dibuat versi Indonesia? Alih-alih tokoh utamanya seorang anak bawang seperti Otis, bisa saja yang jadi tokoh utama adalah guru biologi. Atau scene ketika Maeve (Emma Mackey) hendak aborsi, bukannya memberi pemahaman, yang ada malah scene ibu-ibu sedang mengolok-olok Maeve dengan mata melotot. Kata-kata di Bonbin ditambah anak haram atau sundal, keluar semua.

Di sini saya punya skenario yang tepat agar drakom Sex Education bisa ramah untuk ditayangkan di negara yang memperbolehkan tayangan Dokter Boyke di atas jam sembilan malam saja. Begini sekiranya.

Otis tidak pernah pacaran seumur hidupnya. Jika dalam drakom aslinya Otis tindak pernah pacaran dan swaseks karena waktu kecil ia tidak sengaja melihat ayahnya selingkuh sehingga menimbulkan perasaan jijik, lain halnya dengan Otis versi Indonesia. Ia memutuskan tidak pacaran karena ia adalah kader Indonesia Tanpa Pacaran.

Lalu, Sex Education versi Indonesia pasti tidak blak-blakan menggambarkan karakter-karakternya. Sudah pasti tidak akan lolos sensor karena yang lolos itu sinetron anak muda yang hobi tawuran dan motornya ninja semua.

Pokoknya jangan pernah mengatakan orientasi seksual Eric (Ncuti Gatwa) adalah homoseksual di televisi. Selain bakal kena teguran, bisa-bisa rumah produksi drakom ini digeruduk masa. Atau Maeve yang doyan baca bacaan feminis, bisa-bisa dimarahin mba-mba grup Facebook. Mereka pasti bakal menegur dengan gambar-gambar untuk DP BBM yang burem.

Untuk cari aman, gambarkan saja ciri mereka dengan sesuatu yang lain. Konsumsi membaca portal media barangkali. Misalkan Eric suka membaca Mojok dan Maeve suka membaca Magdalene. Tunggu dulu, bukan berarti Mojok adalah gambaran orientasi seksual Eric. Namun, sifat riang dan slengekan Eric sangat cocok digambarkan sebgai pembaca setia Mojok. Kalau Maeve….ya, begitulah. Mother Earth banget. Jadi, televisi bisa aman dari terma-terma tabu tersebut.

Konflik dimulai ketika Otis melihat pasangan muda-mudi sedang pacaran di halaman sekolah. Sebut saja pasangan tersebut bernama Boy dan Reva. Dengan penuh jiwa membara, Otis mendatangi mereka dan berkata, “stop pacaran! Mendingan menikah saja! Kita kurangi beban orangtua kita!” katanya dengan menggebu. Ia membagikan stiker-stiker Indonesia Anti Pacaran.

Maeve dan Eric datang. Ujug-ujug, Eric nyelekop begini, “wah, Otis nggak sedikit nakal banyak akal banget, deh. Kurang mbois dalam menasehati dan memberikan arti.” Maeve juga nimpali, “iya, nggak women-focused publication with a feminist perspective banget.”

Otis kembali menasehati Boy dan Reva yang lagi naik motor Ninja dengan mesra. Lha yo to, hora Ninja hora mesrah. Otis menunjukkan ponselnya, ia merekomendasikan kanal YouTube favoritnya. Nih, bisa dijadikan contoh dan rujukan! Video tersebut berjudul “Hamil 17 Tahun”.

Eric dan Maeve yang dari tadi memperhatikan sahabatnya ini kemekelen sambil bisik-bisik berkomentar. Eric ngrememeng begini, “awokawokawok hamil 17 tahun, lama banget, buos! Keluar-keluar bayinya udah brengosen kayak Adam Inul.”

Maeve pun turut berkomentar, “ckckck, sangat standar ganda sekali kawan kita yang satu ini.”

Otis yang menceramahi Boy dan Reva pun kembali mengeluarkan khotbah no jutsu. “Nih, baca thumbnail! Gimana rasanya pertama kali tidur sama suami? YouTuber Ukhti Mega Official memang panutan di antara semua panutan. Makanya, nikahlah ketimbang baper melihat orang lain nikah muda!” katanya sampai ngumpluk.

Eric kembali berkomentar, “awokawokawok yang lain sibuk mengejar prestasi, dia sibuk baper liat orang hamil 17 tahun. Dap, dap, utek kok isine mung kuawuin wae awokawokawok.”

Melihat peluang ini, Maeve pun melihat celah bisnis. Ia mengajak Otis untuk membuat sebuah grup seks terapis untuk anak-anak di sekolah ini. Tujuannya satu, mempropagandakan pendidikan seks. Otis pun langsung nimpali, “pendidikan seks adalah budaya liberal aseng komunis sosialis smurf the simpson! Ide macam apa ini?” dibuat lebay karena konsumsi pasar Indonesia suka drama yang penuh efek suara dan transisi seperti sinetron India.


Berbeda dengan drakom aslinya yang mereka berdua saling tertarik, di sini justru berbeda. Maeve dan Eric rajin menulis untuk portal media kesukaan mereka. Sedangkan Otis membuat Instagram @IndonesiaTanpaKamuNikahTua untuk mengajak para muda-mudi untuk tidak pacaran dan lekas menikah muda.

Ujung-ujungnya, jalan ninja yang ditempuh Otis pun lebih manjur. Ia lebih kaya ketimbang dua temannya karena Instagram bikinanya laku, banyak yang mau ikut pola pikir Otis. Karena sosial medianya ramai, ya jelas ia jadikan tempat bisnis seperti jualan marchandise seharga ratusan ribu dan dapat endorse sana-sini.

Karena drakom ini laku, jumlah episodenya tidak hanya 8 seperti aslinya, namun ditambah seribu episode lagi sampai anaknya Otis punya anak. Judulnya pun bukan Sex Education, tapi Endorse Education: Mencari Peluang Bisnis dari Kebodohan Orang Lain. Lalu membuat seminar, judulnya: Sukses di Usia Muda dengan Cara Menghasut Orang Lain.

Sumber Gambar: Rotten Tomatoes

BACA JUGA Mengenal Istilah-istilah Kelamin yang Digunakan Orang Jawa untuk Memanggil Anak atau tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Juni 2020 oleh

Tags: adaptasi sex educationnetflixrekomendasi filmsex education
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

Artikel Lainnya

Tertawa dari Awal Sampai Akhir Bersama Film Srimulat Hil yang Mustahal Terminal Mojok

Tertawa dari Awal Sampai Akhir Bersama Film Srimulat: Hil yang Mustahal

21 Mei 2022
5 Film yang Jangan Kamu Tonton ketika Naik Kapal

5 Film yang Jangan Kamu Tonton Ketika Naik Kapal

4 Mei 2022
6 Reality Show Paling Cringy yang Ada di Netflix Terminal Mojok

6 Reality Show Paling Cringy yang Ada di Netflix

2 Mei 2022
5 Serial Netflix yang Bikin Berhenti Nonton bahkan Saat Episode Awal Terminal Mojok.co

5 Serial Netflix yang Bikin Berhenti Nonton bahkan Saat Episode Awal

25 April 2022
5 Film Paling Modis untuk Inspirasi OOTD Terminal Mojok

5 Film Paling Modis untuk Inspirasi OOTD

22 April 2022
5 Rekomendasi Serial Thriller Netflix untuk Menemani Begadang Sahur

5 Rekomendasi Serial Thriller Netflix untuk Menemani Begadang Sahur

18 April 2022
Pos Selanjutnya
Rekomendasi Sarung Berdasarkan Spesifikasi Role dalam Game MOBA

Wow! Motif Sarung Ternyata Bisa Menggambarkan Usia Seseorang

Terpopuler Sepekan

2 Kelemahan Daihatsu Sigra yang Harus Diketahui Sebelum Membelinya

2 Kelemahan Daihatsu Sigra yang Harus Diketahui Sebelum Membelinya

24 Mei 2022
5 Hal Konyol yang Bisa Kalian Temukan di Jalanan Kota Surabaya Terminal Mojok.co

5 Hal Konyol yang Bisa Kalian Temukan di Jalanan Kota Surabaya

23 Mei 2022
Harapan untuk 'Gubernur Baru' Jogja yang Akan Dilantik

Harapan untuk ‘Gubernur Baru’ Jogja yang Akan Dilantik

22 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

18 Mei 2022
Soal Meresahkan, Kinder Joy Ternyata Nggak Seberapa Dibanding Pororo Drink Terminal Mojok.co

Soal Meresahkan, Kinder Joy Ternyata Nggak Seberapa Dibanding Pororo Drink

23 Mei 2022
Kenapa Detektif Kindaichi Tak Sepopuler Detektif Conan Terminal Mojok

Kenapa Detektif Kindaichi Tak Sepopuler Detektif Conan?

21 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Haedar Nashir Sempat Menemui, Buya Syafii Maarif Ditangani Tim Dokter Kepresidenan
    by Yvesta Ayu on 27 Mei 2022
  • Indonesia Berduka, Buya Syafii Maarif Wafat Jelang Usia ke-87
    by Yvesta Ayu on 27 Mei 2022
  • Rekap 11 Tahun Perjalanan AC Milan Menunggu Scudetto
    by Ali Ma'ruf on 26 Mei 2022
  • Horor Apartemen Tertua di Jogja yang Menghilang dari Ingatan
    by Billy Soemawisastra on 26 Mei 2022
  • Adik Presiden Jokowi Resmi Dipersunting Ketua MK
    by Novita Rahmawati on 26 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In