Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Seperti Ini Rasanya Nonton Bioskop di Kota Kecil Era Awal 1990-an

Santi Kurniasari Hanjoyo oleh Santi Kurniasari Hanjoyo
15 Mei 2021
A A
Seperti Ini Rasanya Nonton Bioskop di Kota Kecil Era Awal 1990-an terminal mojok.co

Seperti Ini Rasanya Nonton Bioskop di Kota Kecil Era Awal 1990-an terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Byaaarrr… pet! Tiba-tiba pemutaran film kungfu bertajuk Operation Scorpio (1992) terputus, pas di tengah-tengah adegan laga. Tepat saat sang tokoh antagonis yang sangat menguasai kungfu kalajengking itu sedang memamerkan kebolehannya.

“Huuu…!!!” Penonton jelas kecewa.

“Balekke rongatus seket!” (Kembalikan dua ratus lima puluh rupiah!) Teriakan itu berkumandang di dalam gedung bioskop. Dimulai oleh satu-dua orang, lantas diikuti oleh puluhan lainnya. Saya dan ketiga sahabat saya, semuanya perempuan, berpandang-pandangan dalam gedung yang gelap itu sambil tertawa-tawa. Seru banget pengalaman kali ini.

Asyik juga kalau nonton bioskop dan film terputus, uang karcis bioskop seharga tujuh ratus lima puluh rupiah dikembalikan sepertiganya. Di tahun 1992, uang segitu lumayan banget buat pelajar SMP seperti kami. Bisa buat jajan bakso.

“Balekke rongatus seket!” kami ikut berseru-seru. Baru sekali berteriak, byaaar! Layar kembali menyala. Adegan laga yang sempat terputus tadi dilanjutkan kembali. Penonton sontak bertepuk tangan. Tokoh antagonis berponi lurus menutupi mata dengan rambut dikepang panjang itu memang istimewa. Jurus kalajengkingnya mematikan, sekaligus memesona.

Konflik dan perseteruan dalam film kian memanas. Udara dalam gedung bioskop juga kian panas dan pengap bercampur asap rokok. Maklum, pada tahun 90-an awal, bioskop di sebuah kota kecamatan kecil di Jawa Tengah ini memang tidak dilengkapi pendingin udara.

Di dalam gedung terdapat gambar dan tulisan “no smoking”. Namun pada kenyataannya, penonton seolah dipersilakan merokok senikmat-nikmatnya. Tidak ada petugas yang melarang. Kalau tidak tahan dengan asap rokok, ya jangan menonton film di sana. Hal ini seperti sebuah seleksi alam.

Di tengah pertunjukan film, tanpa ragu, seorang bapak-bapak yang duduk tepat di samping saya membuka bajunya karena kegerahan. Barangkali dia tidak menyadari kalau penonton yang duduk di kursi sampingnya adalah perempuan. Atau menyadari, tapi tidak peduli karena hawanya memang panas luar biasa. Mayoritas penonton bioskop ini memang laki-laki, yang berjenis kelamin perempuan barangkali hanya kami berempat.

Baca Juga:

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Nonton Film Horor di Mall “Mati”: Pengalaman Unik di Mall Hermes Place Polonia Medan

Merasa agak risih, saya pindah ke kursi sahabat saya. Kami duduk berdesakan di atas kursi besi yang keras itu. Dengan karcis seharga tujuh ratus lima puluh rupiah per helai, jangan harap bisa duduk di atas kursi empuk. Tapi pikir saya, yang penting filmnya bagus, dan kami semua menikmatinya.

Kalau saya pergi nonton bioskop sendiri jelas tidak berani. Oleh karena itu, saat melihat poster iklan film yang cukup spektakuler di zamannya ini, saya langsung mengajak teman-teman satu geng untuk nonton bioskop bersama. Dalam poster itu, kuda-kuda sang pesilat terlihat unik, dengan dua telapak tangan menempel di lantai dan kaki kanan terangkat tinggi ke atas menyerupai ekor kalajengking.

Untunglah teman-teman saya juga langsung tertarik dan mau diajak nonton bioskop. Kami sengaja memilih pertunjukan siang supaya diizinkan pergi oleh orang tua.

“Kata bapakku, hati-hati nanti di dalam gedung bioskop, sebab di lantai kadang-kadang ada tikusnya,” kata seorang teman saya.

Kebetulan saya tidak takut pada tikus sehingga kehadirannya tidak menjadi persoalan. Namun harus diakui, kondisi gedung bioskop itu memang kurang nyaman. Karena itu, saya amat selektif memilih film. Kalau filmnya tidak terkenal banget atau bagus banget, ya nggak bakalan nonton. Seingat saya, saya hanya menonton film Operation Scorpio, Saur Sepuh III, dan Saur Sepuh IV, serta sebuah film action Hollywood yang saya lupa judulnya.

Pulang dari gedung bioskop, wajib hukumnya untuk langsung mandi keramas tanpa ditunda. Sebab, menurut pengalaman seorang teman, ia pernah ketularan kutu saat menonton film di bioskop.

Tahun 1993, saya dan teman-teman satu geng melanjutkan sekolah di sebuah SMA di Yogyakarta. Sejak saat itu, kalau ingin menonton film, kami selalu pergi ke Jalan Solo, ke bioskop yang bersih, sejuk dan nyaman itu. Harga karcisnya tiga ribu lima ratus rupiah. Di sana, film tidak pernah terputus. Kalaupun terputus, kami nggak bakalan teriak, “Balekke sewu mangatus!”

BACA JUGA 5 Alasan Menahan Diri ke Bioskop Saat Resmi Buka dan tulisan Santi Kurniasari Hanjoyo lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2022 oleh

Tags: BioskopNonton FIlmnostalgia
Santi Kurniasari Hanjoyo

Santi Kurniasari Hanjoyo

Marathoner, ibu rumah tangga yang suka berlari, menulis, dan menyanyi.

ArtikelTerkait

Ngapain Nikah Muda kalau Hanya untuk Menghindari Zina terminal mojok.co

Nostalgia Pacaran di Koridor, Taman, dan Kantin Sekolah: Mana yang Lebih Nyaman?

3 Desember 2020
hotel mumbai

Belajar Radikalisme, Kedamaian, dan Kemanusiaan Lewat Hotel Mumbai

22 Juli 2019
trailer gundala

Nonton Trailer Gundala? Ogah!

25 Juli 2019
Alasan Kursi Barisan Atas Bioskop Paling Cepat Laris  Mojok.co

Alasan Kursi Baris Atas Bioskop Lebih Cepat Laku

12 November 2024
Toko Kelontong Bukan Tempat Penukaran Uang, Tolong Kesadarannya, Hyung warung kelontong mitra tokopedia grosir online terminal mojok.co

Nostalgia 6 Kebiasaan Masa Kecil Pas Disuruh ke Warung sama Ibu

8 April 2020
5 Alasan Saya Nggak Butuh Kehadiran Bioskop

5 Alasan Saya Nggak Butuh Kehadiran Bioskop

25 Maret 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.