Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Sepak Bola Indonesia Sebaiknya Memang Dibekukan Saja!

Deddy Perdana Bakti oleh Deddy Perdana Bakti
27 Maret 2023
A A
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Karut-marut sepak bola Indonesia tak kunjung sirna. Faktanya, setelah Tragedi Kanjuruhan, semua terlihat sama saja.

Belum genap satu tahun kejadian pada 1 Oktober 2022 itu, Indonesia tengah disibukkan dalam mengemban tugas sebagai Piala Dunia U-20 2023 pada Juni mendatang. Memang, tidak ada yang salah, Indonesia sudah diamanahi untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2023 sebelum Tragedi Kanjuruhan terjadi.

Secara infrastruktur seperti venue dan stadion bisa dikatakan siap. Namun, secara suprastruktur, tunggu dulu. Nyatanya, banyak masalah yang mencerminkan ketidakpantasan Indonesia dalam menjadi tuan rumah Piala Dunia 2023 U-20 ini.

Kemarin (14/03), Gubernur Bali, I Wayan Koster, resmi mengeluarkan penolakan untuk timnas U-20 Israel yang turut andil dalam kompetisi ini. Lalu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, juga ikut menolak. Alasannya kurang lebih sama, bertentangannya penjajajahan Israel terhadap Palestina dengan UUD 1945.

Dengan ini, FIFA (26/03) mengumumkan bahwa drawing Piala Dunia U-20 yang harusnya dilakukan pada 31 Maret 2023 di Bali resmi ditunda. Hal ini karena munculnya penolakan tersebut. Dengan keputusan ini, maka tugas Indonesia yang diamanahkan oleh FIFA diragukan. Bahkan, muncul wacana bahwa sepak bola Indonesia bakal di-banned oleh induk sepak bola dunia itu.

Lho, kok gitu. Kenapa tidak dari Oktober lalu ?

Olahraga dan politik, bisakah “bersatu”?

Saya tahu memang tidak ada korelasinya antara penjajahan Israel terhadap Palestina dengan sepak bola. Penjajahan itu bersifat politik sedangkan Israel kali ini datang untuk nama olahraga. Banyak komentar dari netizen untuk tidak menggabungkan politik dan olahraga.

Bahkan, atlet dari Israel dalam cabang olahraga yang berbeda beberapa kali datang ke Indonesia untuk ikut kejuaraan. Mereka adalah Misha Zilberman (badminton) dan Mikhail Yakovlev (balap sepeda). Hasilnya, tidak ada protes. Wajar, event yang diikuti tidak sebesar piala dunia. Kita tahu bahwa animo masyarakat Indonesia terhadap sepak bola sangatlah besar.

Baca Juga:

Tragedi Kanjuruhan Cuma Jadi Album Foto Berdebu yang Terlupakan dan Tak Akan Pernah Diselesaikan

Selain Minyak, Inilah Industri yang Berpotensi Anjlok Efek dari Perang Dunia Ketiga

Oleh karena itu, banyak pihak yang menyayangkan kalau sepak bola Indonesia dibekukan FIFA. Saya pribadi bodo amat akan kedatangan timnas U-20 Israel ke Indonesia. Namun untuk ancaman sepak bola Indonesia bisa dibekukan, saya dukung.

Selesaikan Tragedi Kanjuruhan

Seharusnya, beberapa waktu setelah Tragedi Kanjuruhan terjadi atau setelah hasil investigasi dari TGIPF yang dibentuk langsung oleh Presiden itu dilaporkan, sepak bola Indonesia layak dibekukan.

Hasilnya, investigasi membuktikan bahwa banyak kesalahan dalam prosedur keamanan sepak bola kita. Ruwet. Seperti tidak ada koordinasi satu dengan yang lain. Yang penting liga jalan, yang penting cuan.

Mirisnya lagi, Gianni Infantino seperti ikut kikuk. Kedatangannya langsung ke Indonesia dengan niat untuk menyelesaikan masalah tampaknya hanya ucapan kosong. Ia malah ketawa-ketiwi ikut fun football bersama ketum PSSI dkk.

Padahal, banyak orang yang kehilangan keluarganya. 135 nyawa, bukanlah sekedar angka. Sebanyak itu nyawa hilang sia-sia karena ketidakseriusan manusia.

Apakah selesai di situ?

Tidak. Tersangka, mantan direktur PT. LIB, bisa bebas. Dua aparat yang menembakkan gas air mata ke tribun penonton bebas. Ajaib, hakim berkata bahwa yang salah adalah angin. Luar biasa!

Wajar saja, jika sepak bola Indonesia tidak akan ke mana-mana. Sepak bola di negeri ini berutang nyawa. Badminton dan balap sepeda apa ada?

Kalau saya, sih, dengan cara seperti itu, rasanya belum pantas kalau kita menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kalau saya, lho, ya.

Olahraga dan politik

“Olahraga dan politik jangan digabung, dong”, mereka bilang .

Apa kalian lupa kalau ketum PSSI saat ini juga sedang menjabat sebagai menteri dalam kabinet kerja? Organisasinya saja sudah memberikan contoh bahwa politik dan olahraga itu digabung tidak apa-apa. Padahal jelas apa kata Bapak Pendidikan kita, “Ing ngarsa sung tuladha. Ing madya mangun karsa. Tut wuri handayani.”

Maka, jangan salahkan apabila ada yang mencampurkan politik dan olahraga. Organisasinya saja begitu. Dan, jangan salahkan juga kalau ada orang lain dari politik yang ikut-ikut mencampurkannya dengan olahraga. Toh, jika kita buka kembali bagaimana proses kongres luar biasa PSSI kemarin. Bukannya sarat dengan politik, juga? Karut-marut lagi, kan?

Sepak bola yang baik tentunya dibangun dengan sistem yang baik dimulai dari para pengurus organisasinya. Kalau saya, sih, dengan cara seperti itu, rasanya belum pantas kalau kita menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Kalau saya, lho, ya..

Nasib para pelaku sepak bola

“Kalau dibekukan, kasihan nanti para pemain, pelatih, wasit, dan mereka yang hidup dari sepak bola”, kata mereka.

Mungkin, saya siap dianggap egois dengan menyetujui bahwa sepak bola Indonesia pantas dibekukan. Sebab, hati saya belum sampai apabila sepak bola Indonesia berjalan lagi dengan sorak gembira apabila keadilan bagi keluarga 135 nyawa tak kunjung ada.

Entah, kenapa saya tidak bisa move on dari kejadian itu dan kita lanjutkan hidup dengan senang. Menonton sepak bola Indonesia dengan santai dan ikut euphoria. Semoga hanya saya saja. Kalau banyak orang seperti saya nanti akan repot. Tidak bisa diajak move on. Sepak bola Indonesia tidak akan maju-maju kalau begitu.

Saya mungkin egois karena hanya memikirkan keluarga korban yang ditinggalkan dalam Tragedi Kanjuruhan yang seperti dipermainkan oleh negara sendiri. Ke sana-kemari seperti pendulum yang tidak bertemu akhirnya. Mungkin akan lebih mudah mencari jarum di tumpukan jerami daripada mencari keadilan di negeri sendiri.

Kata orang, rezeki bisa dicari. Namun banyak yang lupa, bahwa bagi mereka, keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, kehilangan sanak keluarga tidak bisa lagi dicari atau diganti. Gegap gempita Piala Dunia U-20 rasanya tidak perlu ada di sini. Jangankan Piala Dunia, liga sepak bola negeri saja belum pantas berjalan jika Tragedi Kanjuruhan belum tuntas.

Di sisi lain, di luar tribun Stadion Kanjuruhan, Malang, banyak ibu yang akan menangis hanya dengan mendengar kata sepak bola. Banyak ayah yang menangis kala melihat tanah lapang. Bahkan, banyak anak yang akan menangis kala menatap cita-citanya sendiri.

Penulis: Deddy Perdana Bakti
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tragedi Kanjuruhan: Menormalisasi Hal yang Tidak Normal Adalah Mula Malapetaka

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Maret 2023 oleh

Tags: fifaisraelpssisepak bola indonesiatragedi kanjuruhan
Deddy Perdana Bakti

Deddy Perdana Bakti

Lulusan Pendidikan Bahasa Inggris UMS. Seorang personalia perusahaan IT. Fans MU dan Timnas Indonesia (kalau menang)

ArtikelTerkait

adolf hitler yahudi holocaust israel mojok

Mengutuk Israel sih Harus, tapi Nggak Perlu Bawa-bawa Adolf Hitler Hitler Juga kali

14 Mei 2021
2 Tahun Tragedi Kanjuruhan dalam Dunia Doa dan Harapan Semu (ANTARA FOTO:Ari Bowo Sucipto:pras)

2 Tahun Tragedi Kanjuruhan dalam Dunia Doa dan Harapan Semu

1 Oktober 2024
FIFA aturan baru sepak bola neymar mojok

Aturan Sepak Bola Baru Bikinan FIFA Blas Ra Mashok!

23 Juli 2021
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Merindukan Sepak Bola Indonesia lewat Cerita Lucu Para Pencintanya

20 Juli 2020
Israel Menjajah Palestina Tidak Dibenarkan Alkitab dan Yesus (Unsplash)

Menjadikan Alkitab sebagai Alasan Memaklumi Penjajahan Israel atas Palestina Bukti Yesus Sudah Tidak Ada di Hati Kamu

25 Oktober 2023
PSIW Wonosobo mojok

PSIW, Klub Sepak Bola yang Bermimpi Memiliki Stadion

20 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.