Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Selisih Kecepatan Rata-rata Salat Tarawih di Desa Saya dan Tempat Saya Kuliah

Firdaus Al Faqi oleh Firdaus Al Faqi
29 April 2020
A A
Selisih Kecepatan Rata-rata Salat Tarawih di Desa Saya dan Tempat Saya Kuliah terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Setiap bulan Ramadan, ada satu amalan sunah yang biasanya dijalankan, yakni salat Tarawih. Salat Tarawih ini biasanya dilakukan setelah salat Isya. Untuk pemilihan rakaatnya, ada dua pandangan berbeda. Ada yang melakukan salat Tarawih sebanyak delapan rakaat dan ada yang melakukan salat Tarawih sebanyak dua puluh rakaat. Kalau di desa saya yang memiliki latar belakangnya NU tulen, maka yang dipilih adalah Tarawih dengan jumlah keseluruhan sebanyak dua puluh tiga rakaat. Dua puluh rakaat Tarawih dan tiga rakaat Witir.

Terkait dengan pemilihan ini, saya tak punya sanad keilmuan yang tepat untuk menjelaskan perihal pemilihan jumlah rakaat salat Tarawih. Jadi, saya rasa kurang jika memperdebatkan hal ini. Saya, keluarga, dan masyarakat di sini hanya manut saja.

Di desa saya, pada Ramadan kali ini tidak ada yang berbeda. Kita semua tetap melaksanakan salat Tarawih di musala sebagaimana biasanya. Kalau boleh jujur, sebenarnya saya agak gimana gitu kalau ikut Tarawih di musala. Kan, kondisinya lagi menganjurkan untuk tidak berkumpul dulu. Tapi mau gimana lagi, saya tak bisa kalau tiba-tiba mengumumkan bahwa Tarawih di musala sebaiknya dihentikan dulu. Selain tidak punya otoritas, saya juga tak mau mengganggu niat tulus dan pandangan polos warga sini terhadap berita-berita tentang pandemi.

Akhirnya, saya tetap ikut dengan tetap menjaga kewaspadaan. Saya memilih tempat yang kira-kira agak berjarak dengan jamaah lainnya dibarengi dengan perasaan pasrah dan harapan agar tak terjadi apa-apa. Di tengah-tengah salat Tarawih saya yang tidak pernah khusyuk, tiba-tiba saya kepikiran untuk menuliskan tentang keunikan Tarawih di sini. Yang menjadikannya unik adalah singkatnya waktu pelaksanannya.

Di sini, Tarawih biasa dimulai sekitar pukul 18.45 dan selesai pada pukul 19.10. Rentang waktu untuk menyelesaikan Tarawih-nya berarti hanya sekitar 25 menit. Ini berbeda dengan waktu salat Tarawih di tempat saya kuliah. Di sana—dengan jumlah rakaat yang sama—salat Tarawih dimulai sekitar pukul 19.00 dan berakhir pada pukul 20.00 yang berarti menghabiskan waktu satu jam. Terlihat kan, perbedaannya? Ada selisih waktu sebanyak 35 menit antara salat Tarawih di desa saya dan di tempat saya kuliah. Ini hanya selisih waktu. Tapi, bagaimana dengan selisih kecepatan rata-rata dari keduanya?

Hanya untuk iseng-iseng saja, saya ingin melakukan komparasi kecepatan rata-rata antara salat Tarawih di desa saya dan di tempat saya kuliah. Rumus yang akan digunakan adalah rumus fisika dasar yang didapat ketika SMP. Kalau tidak salah, rumusnya adalah v=s/t.

Simbol v diartikan sebagai kecepatan. Simbol s diartikan sebagai jarak. Dan simbol t diartikan sebagai waktu.

Jika salat Tarawih di desa saya dianggap sebagai contoh soal A, dengan rakaat yang diasosiasikan sebagai jarak, maka akan ditemukan persamaan: v Tarawih = 20 rakaat/25 menit.

Baca Juga:

Ada yang Hilang dari Imam Tarawih Kita: Perhatian pada Makmumnya. #TakjilanTerminal43

Di Kampung Saya, Tarawih 8 Rakaat Dianggap Kurang Sopan. #TakjilanTerminal38

Ini akan menghasilkan kecepatan rata-rata salah Tarawih di desa saya sebesar 0,8 rakaat/menit.

Untuk menguji kebenarannya, kita balik saja rumusnya dengan mencari jaraknya dengan rumus s=v x t.

Berarti 0,8 x 25 menit. Hasilnya adalah 20. Sudah benar kan? Jika salah, mohon anak fisika mengkritik dan mengajari saya.

Sekarang lanjut ke penghitungan kecepatan rata-rata salat Tarawih di tempat saya kuliah. Sama seperti tadi, rakaat diasosiasikan sebagai jarak. Persamaan yang didapat adalah v Tarawih = 20 rakaat/60 menit. Hasilnya adalah 0,33 rakaat/menit.

Untuk mendapatkan selisihnya, cara yang digunakan adalah mencari hasil pengurangannya. Jadi, 0,8 – 0,33 = 0,47 rakaat/menitnya.

Sudah tahu, kan, selisihnya? Kalau lagi tidak tahu mau ngapa-ngapain, coba aja hitung kecepatan Tarawih di daerahmu agar tidak terlalu nganggur-nganggur amat dan ada sedikit kerjaan bagi otak.

Oh iya, untuk tambahan saja, ada lagi perbedaan yang pernah saya rasakan. Yakni tentang sambatan dari orang-orang yang ikut Tarawih. Kalau di desa saya, biasanya yang banyak sambat adalah orang-orang yang sudah berumur. Biasanya, mereka mengeluhkan terlalu cepatnya imam. Ya keluhannya tak jauh-jauh dari sakit pinggang, sakit lutut, rematik kambuh, dan komplikasi ‘sakit tua’ lainnya. Namanya sudah tua, ya wajar kalau tak bisa menyamai gerakan gesit imam salat Tarawih di desa.

Berbeda dengan di tempat saya kuliah, sambatan banyak saya dapatkan dari teman-teman yang masih muda dan seumuran. Karena di tempat saya kuliah ini, imam sering ganti-ganti. Ada beberapa imam yang karakteristiknya kurang disukai. Penyebabnya tak lain dan tak bukan karena saking leletnya salat Tarawih yang dipimpin. Mungkin sambatan ini bisa saya setujui dan diberikan pembenaran, karena mengingat mayoritas dari jamaah Tarawih di tempat saya kuliah adalah mahasiswa.

Kita kan tahu, kalau mahasiswa pada umumnya masih punya daaaraah muudaaa, darah yang berapi-api (kok malah nyanyi, sih?). Masih kenceng-kencengnya dan tulang-tulangnya masih bisa diajak bergerak gesit. Jadi, kalau imamnya agak lama, wajar kalau yang muda-muda ini jengkel.

Tapi untungnya, tak ada seorang pun, yang rebel lalu mencetuskan revolusi ketika Tarawih berlangsung. Kalau sampai terjadi, bisa gawat. Masa iya imam Tarawih mau dikudeta dan digantikan sesuai yang muda-muda inginkan ini? Bisa terjadi turbulensi bin chaos binti riot.

Dan yang paling saya takutkan lagi, akan ada sekte-sekte dan aliran baru dalam dunia per-Tarawih-an dengan dasar kecepatan waktu yang digunakan. Akan ada sekte Tarawih konservatif yang memilih lamban, sekte Tarawih moderat yang memilih agak cepat, sekte Tarawih revolusioner yang grusa-grusu, atau bahkan ada sekte Tarawih anarko syndicate yang tugasnya bikin kacau dan bakal Tarawih semau-maunya. Pokoknya, saya imbau agar jangan sampai ini terjadi.

BACA JUGA Kebiasaan Pilih-Pilih Masjid Saat Salat Tarawih Sebelum Ada Pandemi dan tulisan Firdaus Al Faqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 November 2021 oleh

Tags: salat jamaahSalat Tarawih
Firdaus Al Faqi

Firdaus Al Faqi

Sejak lahir belum pernah pacaran~

ArtikelTerkait

masjid di ciputat

3 Masjid di Ciputat yang Tarawihnya Nggak Biasa

1 Mei 2020
salat tarawih

Panduan Salat Tarawih Minimalis buat yang Modal Hafalan Surahnya Dikit Banget

25 April 2020
Benarkah Salat Jumat Bikin Ganteng dan Wudu Bikin Wajah Glowing?

Lima Karakteristik Jamaah Salat Tarawih yang Pernah Saya Temui

2 Mei 2020
Lebaran Tahun Ini: Meski Raga Tak Bersama, Silaturahmi Tetap Harus Terjaga Berlutut dan Pakai Bahasa Jawa Kromo Adalah The Real Sungkeman saat Lebaran Selain Hati, Alam Juga Harus Kembali Fitrah di Hari yang Fitri Nanti Starter Pack Kue dan Jajanan saat Lebaran di Meja Tamu Mengenang Keseruan Silaturahmi Lebaran demi Mendapat Selembar Uang Baru Pasta Gigi Siwak: Antara Sunnah Nabi Atau Komoditas Agama (Lagi) Dilema Perempuan Ketika Menentukan Target Khataman Alquran di Bulan Ramadan Suka Duka Menjalani Ramadan Tersepi yang Jatuh di Tahun Ini Melewati Ramadan dengan Jadi Anak Satu-satunya di Rumah Saat Pandemi Memang Berat Belajar Gaya Hidup Eco-Ramadan dan Menghitung Pengeluaran yang Dibutuhkan Anak-anak yang Rame di Masjid Saat Tarawih Itu Nggak Nakal, Cuma Lagi Perform Aja Fenomena Pindah-pindah Masjid Saat Buka Puasa dan Salat Tarawih Berjamaah 5 Aktivitas yang Bisa Jadi Ramadan Goals Kamu (Selain Tidur) Nanti Kita Cerita tentang Pesantren Kilat Hari Ini Sejak Kapan sih Istilah Ngabuburit Jadi Tren Ketika Ramadan? Kata Siapa Nggak Ada Pasar Ramadan Tahun Ini? Buat yang Ngotot Tarawih Rame-rame di Masjid, Apa Susahnya sih Salat di Rumah? Hukum Prank dalam Islam Sudah Sering Dijelaskan, Mungkin Mereka Lupa Buat Apa Sahur on the Road kalau Malah Nyusahin Orang? Bagi-bagi Takjil tapi Minim Plastik? Bisa Banget, kok! Nikah di Usia 12 Tahun demi Cegah Zina Itu Ramashok! Mending Puasa Aja! Mengenang Kembali Teror Komik Siksa Neraka yang Bikin Trauma Keluh Kesah Siklus Menstruasi “Buka Tutup” Ketika Ramadan Angsle: Menu Takjil yang Nggak Kalah Enak dari Kolak Nanjak Ambeng: Tradisi Buka Bersama ala Desa Pesisir Utara Lamongan

Anak-anak yang Rame di Masjid Saat Tarawih Itu Nggak Nakal, Cuma Lagi Menghibur Aja

13 Mei 2020
ngaji pasaran tadarus al-qur'an ramadan salat tarawih mojok

Tadarus Al-Qur’an dan Kudapan yang Menyertainya. #Takjilan Mojok06

15 April 2021
Bukan Ibadah Salat Saya yang Kecepetan, tapi Salat Anda yang Kelamaan mojok.co/terminal

Tarawih Sepanjang Waktu, Puasa Sepanjang Usia

8 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.