Perdamaian, bisa diwujudkan dengan banyak cara. Bagi Ultron dan Thanos, genosida adalah jawaban utama. Bagi para filsuf dan kebanyakan manusia lain, penindasan dan perang harus dihanguskan agar perdamaian tercapai. Bagi Amerika Serikat, demokrasi adalah jawabannya. Namun, ada satu cara lagi yang bisa ditempuh agar dunia tetap damai, yaitu biarkan Ole Gunnar Solskjaer bertahan di Manchester United.
Lho, saya serius. Kalau Ole bertahan di MU, dunia akan selalu terhibur. Kekalahan MU mungkin akan bertambah, tapi peduli setan. Wong ya udah berapa musim ini mereka haha-hihi doang. Nambah 10 musim lagi kayak gitu ya nggak masalah.
Manusia yang terhibur akan punya vibes positif. Hal-hal positif tersebut bikin orang malas akan memikirkan hal-hal yang tak baik. Wong hidup dah bahagia gini, masak ya mau dibikin susah dengan bikin ribut.
Kekalahan 5-0 melawan Liverpool kemarin akan lebih sering terjadi. Makin sering kekonyolan muncul, makin sering kita tertawa. Nah, kebahagiaan itulah yang akan dibawa Ole untuk dunia. Ra main-main, kontribusi dia nggak lagi diganjar dengan penghargaan fana macam pelatih terbaik bulan ini. Ole sepantasnya diganjar dengan Nobel!!!
Bayangin, modal masang Fred aja dapet Nobel. Tapi sekarang ya udah enak sih. Ada gitu pelatih tetep digaji padahal nekat masang Fred. Itu Fred kalau main di Indonesia, udah dicegat di perempatan deket rumah.
Saya tahu, fans Manchester United bakal menolak mentah-mentah ide ini. Ha ya gimana, mereka mana mau jadi pesakitan lebih lama lagi. Tim sebesar itu kok jauh dari trofi, ya ra mashok to ya. Belakangan ini prestasi mereka cuman ngasih konten buat Agus Mulyadi secara rutin. Ha po ra mesakne kalau kayak gitu.
Tapi, memangnya kalian—fans MU—yakin kalau Ole diganti, keadaan bakal membaik? Saya kok ndak yakin ya.
Begini. Kayaknya lho, kayaknya, sa liat pembelian pemain MU ini agak gimana gitu. Kayak beli yang tidak mereka butuhkan. Pun mereka tetap mempertahankan pemain yang jelas-jelas jadi beban gaji doang. Saya lagi-lagi harus memasukkan nama Fred. Saya liat Fred ini nggak cocok main untuk tim sebesar dan sehebat MU.
Kalau liat Fred main, saya jadi teringat Ripeng, alias Heri Gepeng, tetangga saya. Mainnya kayak gitu, tapi mendingan Ripeng. Serius.
Nah, didepaknya Ole pun nggak akan menjamin tim kalian ini bakal berubah. Paling jadi mendingan, tapi ya kecil kemungkinan bisa merajai Inggris dan Eropa kayak dulu. Kalau yang saya dengar sih, masalahnya di manajemen. Kalau manajemennya yang bermasalah, pelatih mah nggak bakal ngaruh.
Ketimbang kalian minta Ole keluar, mending kalian menerima nasib dan berusaha menikmati kekalahan aja. Kalau kalian ngotot meminta ganti pelatih sedangkan manajemen merasa dia masih bagus, ya mau gimana lagi?
Kalian mending melihat Ole dengan kacamata yang lebih luas. Dia, setidaknya, berhasil bikin tim yang sebelumnya dibilang jelek saja belum, jadi sesekali bikin keajaiban. Selain itu, dia bikin seisi dunia terhibur dengan racikan timnya yang yahud. Saya yakin, kemarin pagi, fans Liverpool pasti memulai hari dengan bahagia. Bayangin, bisa bikin orang bahagia menyambut Senin itu keren.
Kalian nggak usah capek-capek bikin kampanye #OleOut. Nggak bakal didenger, nggak bakal digagas. Fans klub lain bakal mencibir apa yang kalian lakukan. Wong fans klub lain aja meminta agar Ole tetep bertahan, kok kalian malah minta dia keluar. Kalian-kalian ini fans cap opo jane heh?
Maka dari itu, demi perdamaian dunia, atau dunia yang tetap diselimuti kebahagiaan, saya mendukung Ole agar tetap bertahan di Manchester United. Jangan sampai dia ditendang, sebab, hanya darinya kita mendapat kebahagiaan secara cuma-cuma.
Tapi, kalau waktu artikel ini keluar dia ditendang sih, ya jane nggak apa-apa. Toh kita masih punya bahan lelucon yang lain di Spanyol sana: Barcelona dan Koeman.
Sumber gambar: Pixabay