Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kamus Bahasa Madura: Orang Madura Nggak Kenal Huruf “W” dan “Y”

Siti Halwah oleh Siti Halwah
31 Maret 2020
A A
Selain Nggak Punya Warna Hijau, Orang Madura Juga Nggak Kenal Huruf "W” dan “Y”
Share on FacebookShare on Twitter

Rasanya, sudah mejadi rahasia umum bahwa orang Madura itu nggak pernah kenal dengan yang namanya warna hijau. Di Madura, warna hijau diasosiasikan dengan warna biru. Kami menyebut biru untuk warna hijau, terkadang juga biru daun. Sedangkan untuk penyebutan warna biru itu sendiri, biasanya digunakan frasa biru langit atau biru laut, terkadang juga ungu (bunguh). Sungguh, kalau dipikir-pikir ulang, saya rasanya mau tertawa saja.

Selain nggak kenal dengan warna hijau, saya berasumsi bahwa orang Madura sebenarnya juga nggak kenal dengan yang namanya huruf w dan y. Sekali lagi, ini cuma asumsi dan hasil pengamatan saya saja, yha.

Ketika orang Madura menyebut kota Surabaya, biasanya pengucapannya berubah menjadi Sorbhajah. Huruf y dalam kata tersebut diganti menjadi huruf j. Selain kata Surabaya, nama kota Arosbaya juga berubah dalam pengucapannya menjadi Rosbhajah. Padahal, itu nama kota lho, ya.

Kata lain dengan penggunaan huruf y yang diganti dengan j adalah layar menjadi lajar, bayar menjadi bhajar, sembahyang menjadi bhajang, payu menjadi paju, kayu menjadi kajuh, dan seterusnya. Makanya, jangan heran kalau kamu pernah mendengar orang Madura agak kesusahan dalam menggunakan huruf y, ya. Pasalnya sedari kecil, huruf tersebut memang hampir nggak dikenalkan sama sekali.

Selain nggak kenal huruf y, orang Madura kayaknya juga punya masalah dengan penggunaan huruf w. Huruf w di Madura bernasib sama dengan huruf y yang penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari diganti dengan huruf lain. Jika huruf y diganti dengan huruf j, maka pengucapan huruf w diganti dengan huruf b.

Sebut saja pengucapan kata bawang yang diganti menjadi bhabang, kawin menjadi kabin, sawah menjadi sabha, bawah menjadi baba, waktu menjadi bakto, wakil menjadi bekkel, dan lain sebagainya.

Bahkan, meskipun nama kota atau desa sekalipun, selama masih ada huruf w-nya, maka orang Madura juga tetap akan mengubah pengucapannya sesuai dengan lidah dan logat asli Madura. Seperti nama Pulau Jawa yang berubah menjadi jhabah, Bawean menjadi babhian, dan Kwanyar menjadi kbenyar.

Perkara orang Madura yang sepertinya bermusuhan dengan huruf w dan y ini sedikit banyak berimbas dalam hidup saya. Bagaimana tidak, ketika orang-orang Madura nggak suka dengan huruf w, orang tua saya justru dengan pedenya menamai saya Halwah. Nama yang memiliki unsur w di tengahnya. Sekali lagi, H-A-L-W-A-H.

Baca Juga:

Sebagai Orang Madura, Saya Sebenarnya Agak Segan Belanja di Warung Madura

3 Barang yang Nggak Pernah Terbayangkan Bakal Didapat dari Tahlilan di Madura, Mewah dan Pasti Bermanfaat

Karena nama inilah, sejak kecil saya selalu merasa was-was setiap kali guru di kelas akan melakukan absensi. Pasalnya, sejak SD hingga SMP, hampir nggak pernah ada guru-guru yang dapat menyebutkan nama saya dengan baik dan benar. Semuanya salah dan lidahnya sering kali kepleset. Alhasil, saya cuma jadi bahan guyonan teman-teman sekelas.

Ketika SD, guru agama saya keliru menyebutkan nama saya menjadi Haluah. Huruf w-nya dengan sangat tega diganti huruf u, terkadang malah diganti dengan huruf v sehingga menjadi Holvah. Hiks, sedih banget akutu.

Tapi, yang lebih ngeselin dan bikin gondok adalah teman-teman sepermainan saya yang dengan seenaknya saja mengubah pengucapan nama saya dari Halwah menjadi Halbeg, sesuai dengan maklumat mahzab kaidah logat bahasa Madura yang mengubah huruf w menjadi b. Ketika saya protes, mereka dengan entengnya mengatakan bahwa nama saya terlalu sulit untuk diucapkan. Sungguh, menangis hati saya mendengarnya.

Di masa SMP, saya pikir penderitaan saya perkara penyebutan nama saat absen akan berakhir. Namun, justru semakin parah. Guru-guru SMP saya yang sudah sarjana, khatam bangku kuliah dan pastinya sudah membaca banyak buku teori dengan huruf w-nya yang bertebaran, ternyata juga masih sering kepleset. Memang ya, lidah nggak akan pernah bisa bohong. Sekali orang Madura, maka sampai kapan pun pengucapannya tetaplah pake logat bahasa Madura!

Sebagian besar blio-blio ini keliru menyebut nama saya menjadi Halimah—ya ampun, jauh banget dari nama asli saya. Lebih seringnya lagi, blio-blio ini keliru dengan menyebutkan nama Hawa—meniadakan huruf l dan h, tapi nggak apa-apa. Saya masih baik-baik saja kok, meskipun hati saya menjerit kesakitan.

Saya pernah melayangkan gugatan protes kepada bapak yang memberikan nama ini pada saya. Kenapa sih, harus Halwah? Kenapa nggak Halimah aja yang nggak perlu ada huruf W-nya. Atau sekalian saja pake nama Hawa yang terdengar cukup familiar karena berasal dari nama istri Nabi Adam, Siti Hawa. Kenapa harus Halwah? Why oh why?

Jawaban bapak sungguh membuat saya speechless. Menurut beliau, nggak ada yang punya nama Halwah di desa tempat saya tinggal. Hiks, kasihan sekali diri ini. Tapi, sekarang saya sudah berusaha menerima keadaan ini dan ikhlas menjalani hari-hari saya di masa depan.

Dan untuk alasan mengapa sampai sekarang orang-orang Madura masih bermusuhan dengan huruf y dan w, saya juga nggak tahu. Menurut saya, hanya Tuhan dan para leluhur orang Madura saja yang tahu.

BACA JUGA Bagi Orang Madura, Bahasa Madura Tak Kalah Njelimet-nya dengan Bahasa Inggris atau tulisan Siti Halwah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 November 2021 oleh

Tags: Bahasaorang madura
Siti Halwah

Siti Halwah

menulis untuk eksis

ArtikelTerkait

Bahasa Jawa

Ambyarnya Bahasa Jawa si Anak Pendatang Berakhir Dicap Tidak Sopan

3 Juni 2019
iri dengan orang madura

Akui Saja, Kita Ini Iri dengan Madura

16 September 2019
Bagi Orang Madura, Surabaya Adalah Surga Dunia

Bagi Orang Madura, Surabaya Adalah Surga Dunia

10 April 2023
Sebagai Orang Madura, Saya Sebenarnya Agak Segan Belanja di Warung Madura

Sebagai Orang Madura, Saya Sebenarnya Agak Segan Belanja di Warung Madura

29 Juli 2025
Menampik Stigma Masyarakat Madura yang Selalu Dibilang Keras dan Beringas terminal mojok.co

Menampik Stigma Masyarakat Madura yang Selalu Dibilang Keras dan Beringas

6 Desember 2020
3 Rahasia Orang Madura Sukses di Perantauan

3 Rahasia Orang Madura Sukses di Perantauan

26 Februari 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.