Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Sekolah Pasang Foto Juara Lomba Buat apa? Buat Bisnis lah, Memangnya Apa Lagi?

Akbar Mawlana oleh Akbar Mawlana
16 Februari 2023
A A
Sekolah Pasang Foto Juara Lomba Buat apa? Buat Bisnis lah, Memangnya Apa Lagi?

Sekolah Pasang Foto Juara Lomba Buat apa? Buat Bisnis lah, Memangnya Apa Lagi? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kemarin, Mohammad Faiz Attoriq menuliskan keresahannya tentang sekolahnya yang memasang poster foto murid peraih juara olimpiade. Katanya, di sekolahnya sudah biasa melakukan tradisi memasang poster foto bagi murid yang berhasil menjuarai olimpiade. Tenang saja, kawan, bukan hanya sekolahmu. Di tempat saya tinggal juga sudah biasa melihat sekolah-sekolah memasang poster foto muridnya ketika berhasil menjuarai lomba.

Bahkan di Surabaya, tempat saya mengenyam pendidikan tinggi, saya juga sering melihat sekolah-sekolah memasang poster foto saat muridnya menjuarai lomba. Eh, tetapi ngomong-ngomong sebenarnya bukan hanya sekolah saja yang memasang poster foto juara. Sekelas perguruan tinggi pun sering pamer foto ketika mahasiswanya berhasil menjuarai lomba. Bahkan, hingga menggunakan media sosial. Jadi, jangkauannya lebih luas.

Sebenarnya, fenomena sekolah memasang poster foto murid saat juara lomba sudah menjadi hal lumrah di Indonesia. Dan sebenarnya fenomena sekolah memasang poster foto murid saat juara lomba menjadi keresahan lama saya, hingga hampir menjadi bahan kajian skripsi dengan menggunakan teori semiotika. Cuman nggak jadi karena suatu alasan.

Semua demi c u a n

Saya ingin mengkajinya karena fenomena sekolah membuat poster foto murid juara lomba adalah bagian dari permasalahan pendidikan. Kok, bisa? Poster foto murid yang juara lomba menjadi alat bisnis bagi sekolah agar mendapatkan murid banyak.

Semakin banyak sekolah mendapatkan murid, semakin besar mereka mendapatkan bantuan operasional sekolah. Besaran bantuan operasional sekolah sejauh pemahaman saya, berdasarkan akumulasi jumlah murid. Jadi, semakin banyak jumlah muridnya, semakin besar sekolah mendapatkan dana bantuan operasional sekolah dari pemerintah.

Ketika sekolah mendapatkan dana bantuan operasional sekolah dengan jumlah besar, semakin mudah untuk mengelola sekolah dengan baik. Sebab, pihak sekolah bisa menggunakan dana bantuan operasional sekolah untuk pengembangan sekolah. Itu kalau mau berpikiran positif.

Nah, kalau mau berpikir negatif, pemikirannya beda lagi. Semakin besar sekolah memperoleh dana bantuan operasional sekolah, semakin besar celah korupsi. Bagaimana saya tidak mau berpikir negatif, mana kala saya mengetik tentang berita kasus korupsi dana bantuan operasional sekolah di Google, seketika muncul banyak sekali kasus korupsi yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Saya semakin terkejut setelah membaca laporan dari Solopos.com tentang kasus korupsi di sekolah. Laporan memperlihatkan dari 93 kasus korupsi di sekolah, sebanyak 51 kasus merupakan korupsi dana bantuan operasional sekolah. Sungguh mengoyak perasaan.

Baca Juga:

Fotografer Lari, Profesi dengan Potensi Cuan yang Amat Lumayan untuk Kamu Coba, Satu Foto Seharga Seratus Ribu!

3 Bisnis yang Meraup Untung kalau Sound Horeg Lestari

Biar pemasukan dari SPP stonks

Selain memperlebar peluang sekolah untuk mendapatkan dana bantuan operasional sekolah dengan jumlah besar, kehadiran poster foto murid juara lomba turut membantu untuk meningkatkan pemasukan dana SPP. Sebab, semakin banyak jumlah muridnya, semakin besar pemasukan dana SPP yang diterima oleh sekolah.

Benar, uang SPP berguna untuk memperbaiki pendidikan dan berguna untuk meningkat fasilitas sekolah. Tapi, lagi-lagi kebaikan uang SPP untuk pendidikan, ternyata juga tidak luput dari penyelewengan. Banyak sekali pemberitaan di Google tentang kasus korupsi uang SPP oleh pihak sekolah.

Sudah tahu kan inti dari kelakuan sekolah tersebut? Betul, menarik sebanyak mungkin calon siswa ke sekolah tersebut.

Sekolah bukan faktor utama

Padahal, kalau mau berpikir ulang, kecerdasan anak menyerap ilmu pengetahuan tidak seutuhnya ditentukan oleh sekolah. Dalam kacamata sosiologi pendidikan, kecerdasan murid paling dominan bergantung pada faktor diri sendiri. Dengan kata lain, guru hanya menjadi fasilitator saja.

Banyak sekali kasus orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah favorit, tetapi anaknya tetap tidak pintar. Penyebabnya adalah anaknya malas belajar di rumah dan saat di sekolah justru tidak mendengarkan penjelasan gurunya.

Ya, itu kalau mau berpikir dengan akal sehat. Sayangnya, di era modern, pendidikan semakin kejam. Kekejaman bisa terlihat bahwa akal sehat masyarakat bisa dimanipulasi dengan produksi simbol kemapanan sekolah melalui pertunjukan prestasi murid-muridnya menggunakan poster. Melalui simbol poster prestasi murid, akal sehat masyarakat sudah tidak lagi berfungsi dengan baik.

Jadi jangan heran kalau sekolah sekarang bukan lagi terlihat sebagai tempat pendewasaan dan pengembangan diri. Sekolah sekarang lebih terlihat sebagai marketplace. Lantaran, sekolah saling berlomba untuk memamerkan prestasi muridnya.

Ironisnya dengan kondisi begitu, murid bukan lagi dianggap sebagai manusia, melainkan sebagai robot yang diperalat untuk kepentingan sekolah semata. Miris!

Penulis: Akbar Mawlana
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Siswa yang Menang Lomba, Sekolah yang Dapat Piala

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Februari 2023 oleh

Tags: bantuan dana operasional sekolahBisnisjuara lomba
Akbar Mawlana

Akbar Mawlana

Mahasiswa yang gemar gelisah dan menulis.

ArtikelTerkait

usaha dengan modal terjangkau mi ayam gerobak bubur ayam gerobak steam salju cuci motor rincian modal mojok.co

3 Alternatif Usaha dengan Modal Terjangkau yang Layak Dicoba

11 Juni 2020
owner olshop

Teruntuk Para Owner Olshop yang Berakun Instagram Private: Kalian Mau Cari Pelanggan atau Follower?

23 Agustus 2019
Bisnis Lahan Parkir Tidak Pernah Sederhana, Bahkan Penuh Darah dan Mafia terminal mojok.co

Bisnis Lahan Parkir Tidak Pernah Sederhana, bahkan Penuh Darah dan Mafia

28 Desember 2020
Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah terminal mojok.co

Bisnis Angkringan: Modalnya Nggak Seberapa, Untungnya Bisa buat Nyicil Rumah

25 Januari 2021
10 Ide Usaha Menjanjikan di Tengah Era Digital, Nggak Ribet Cuan Lumayan Mojok.co

10 Ide Usaha Menjanjikan di Tengah Era Digital, Nggak Ribet Cuan Lumayan

6 Oktober 2024
Rahasia Mie Gacoan Tetap Eksis di Tengah Gempuran Makanan Viral yang Gulung Tikar

Semua Bisa Meniru Mie Gacoan, tapi Tak Semua Bisa Menyamai Kesuksesannya

23 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.