Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Seberapa Nyinyir Kamu di Media Sosial?

Riswandi oleh Riswandi
11 Desember 2019
A A
Jangan Biarkan Pengguna Quora Makin Banyak dan Ramai, Nanti Toksik terminal mojok.co

Jangan Biarkan Pengguna Quora Makin Banyak dan Ramai, Nanti Toksik terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Setiap kali membuka sosial media, bukan hanya Facebook atau Twitter, tetapi juga status WhatsApp, ada saja satu dua akun yang statusnya bernada nyinyir. Saya akui juga pernah membuat status nyinyir yang tertuju pada orang tertentu.

Nyinyir di dalam KBBI online diartikan mengulang-ulang perintah atau permintaan; nyenyeh; cerewet. Namun, dalam penggunaannya kata “nyinyir” dipakai untuk menggantikan kata “sindir”. Kalau dirasakan, nyinyiran itu lebih nyelekit dibandingkan dengan sindiran, meskipun caranya justru lebih halus.

Menurut perenungan saya saat hendak tidur atau nongkrong di WC, tingkat kenyinyiran dan dampaknya justru berbanding terbalik. Tingkat kenyinyiran yang paling bawah mempunyai dampak lebih berat. Sebaliknya, tingkat kenyinyiran yang paling atas, dampaknya malah paling ringan. Ra dong yo wis.

Pertanyaannya, seberapa nyinyirkah kamu? Berikut tingkatan-tingkatan nyinyir mulai dari yang paling bawah hingga paling atas.

Nyinyir pada Pasangan Sendiri

Hayooo, siapa yang pernah nulis status dengan maksud nyinyir pada pasangan sendiri? Saya pernah. Ups. Misalnya nulis status, “Katanya sayang, tapi kok nggak ngasih uang.” Atau, nge-share postingan “Nyuci Baju Bukan Kewajiban Istri” ditambah caption, “Buat suamiku, nih dibaca, ya!”

Ini adalah tingkat nyinyir yang paling bawah. Sebab, targetnya orang dekat yang bertemu setiap hari. Kalaupun pasangan kita tersinggung, dengan mudah kita minta maaf secara langsung. Paling-paling diem-dieman tiga hari tiga malam maksimal.

Namun, meskipun ini nyinyiran paling bawah, tapi dampaknya paling berat. Jika istri yang nyinyirin suami, dan suaminya merasa tersinggung, bisa-bisa uang belanja dipotong. Atau, jika suami yang nyinyirin istri, lalu istri tersinggung, bisa-bisa tidak dibukakan pintu saat pulang atau tidak dimasakin. Atau, lebih parah lagi disuruh tidur di sofa. Jika sudah begitu, ambyar ora?

Nyinyir pada Kemampuan dan Kepemilikan Orang Lain

Pernah punya teman yang memajang swafotonya di dalam atau dekat mobil barunya? Atau, teman yang posting tentang keberhasilan maupun kemampuannya yang membuat bangga? Ya, namanya juga media sosial. Bebas-bebas saja orang memposting apa pun yang dimauinya. Tapi, tentu saja dia harus siap jika ada teman yang membalasnya dengan postingan nyinyir, walaupun tidak tertuju secara langsung padanya. Misalnya, ia memposting swafotonya di angkot dan diberi caption, “Belum bisa pamer mobil baru. Naik angkot saja,” atau sejenisnya.

Baca Juga:

4 Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Medsos X, dari Titip Menfess sampai Jasa Spam Tagih Utang

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Nyinyir pada tingkat ini biasanya dilakukan oleh teman dekat‒atau pernah dekat‒atau bahkan saudara sendiri. Bisa jadi dia merasa iri hati‒mungkin juga risih‒dengan kelakuan orang-orang tertentu. Orang ini bisa nyinyir karena dirinya tidak atau belum mampu melakukan apa yang telah dicapai oleh orang yang dinyinyirin.

Nyinyir karena Merasa Lebih

“Halah, baru segitu saja sudah pamer!”

Pernah baca postingan seperti itu? Yups, orang yang menulis postingan seperti itu biasanya orang yang merasa dirinya lebih mampu daripada sasaran nyinyirnya, padahal kenyataannya bisa jadi terbalik. Orang yang merasa mempunyai kemampuan lebih daripada orang lain‒apalagi orang lain itu dikenalnya dengan baik kemampuannya‒tetapi belum mencapai tingkat orang yang dinyinyirin, maka hal ini akan menjadi pelampiasan. Diakui atau tidak, melihat teman dekat lebih sukses itu menyakitkan, tau!

Nyinyir pada Pejabat Negara

Ingat kasus nyinyiran istri seorang Dandim pada seorang menteri (sekarang mantan menteri) yang berakibat jabatan suaminya dicopot? Ya, itu terjadi karena si penyinyir terikat jabatan suaminya. Namun, jika Anda bukan siapa-siapa, sebut saja orang awam, nyinyir pada pejabat mungkin tidak akan berakibat apa-apa. Dengan syarat, Anda tahu batas-batasnya. Status nyinyir pada pejabat negara bisa jadi dianggap sebagai kritikan, sehingga Anda dianggap peduli atau tahu permasalahan. Konsekuensinya paling Anda di-bully oleh para pendukung pejabat tersebut. Paling apes ya dilaporkan ke polisi. Tapi, biasanya sih, Anda akan mendapatkan dukungan dari para oposisi si pejabat tersebut. Santuy! Eh, tapi nggak tahu ding risikonya kalau sekarang~

Nyinyir pada Pemuka Agama

Status bernada nyinyir pada orang-orang yang menjalankan agamanya sering kali berseliweran di beranda Facebook. Bahkan para pemuka agama yang berbeda pendapat pun tidak lepas dari serangan nyinyiran netizen. Ini tingkat kenyinyir an yang tinggi. Sebab, bersikap semacam ini pada pemuka agama harus dengan ilmu. Kalau tidak disertai ilmu, malah akan mengumbar‒meminjam istilah Rocky Gerung‒kedunguan yang membuat orang lain dapat membalas dengan telak.

Saya sendiri tidak setuju jika para pemuka agama‒apa pun agamanya atau alirannya‒dijadikan objek nyinyir di media sosial. Contoh terhangat tentang UAS yang cerai dengan istrinya. Beberapa akun Facebook nge-share berita tentang itu disertai nyinyiran. Dan, seperti biasa jika ada nyinyiran semacam itu, ada saja akun-akun yang pro dan kontra. Jadi, karena ada pendukungnya, si penyinyir juga merasa nyinyirannya tidak akan berdampak buruk.

Nyinyir pada Orang yang Nyinyirin Orang Lain

Kenyinyiran ini adalah tingkatan paling tinggi. Ya, seperti menulis artikel ini. Berat. Tapi, saya yakin dampaknya tidak seberat tingkatan nyinyir di bawahnya. Paling-paling artikel ini tidak lolos kurasi. Atau, kalaupun lolos mungkin penulisnya akan di-bully melalui komentar. Ah, ben wae.

Nah, itulah tingkatan-tingkatan nyinyir menurut saya. Mau setuju atau tidak, terserah Anda. Tapi, yang jelas saya bisa menulis seperti ini, sedangkan Anda tidak. Iya to?

BACA JUGA Nggak Perlu Nyinyir ke Owner Olshop yang Sedang Ngelapak di WhatsApp: Ini Tipsnya! atau tulisan Riswandi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 Desember 2019 oleh

Tags: iriMedia Sosialnyinyirsindiran
Riswandi

Riswandi

Seorang driver ojol dan ayah dari seorang putri cantik.

ArtikelTerkait

Aplikasi TikTok Antara Pengguna yang Goblok dan Teknologi yang Mashok terminal mojok.co

Aplikasi TikTok Antara Pengguna yang Goblok dan Teknologi yang Mashok

30 Mei 2021
Tips Melayangkan Kritik Pemerintah tanpa Ditangkap Polisi terminal mojok.co

Kalimat ‘Siap, Bang Jago!’ dan Tanda bahwa Kita Sukar Menerima Kritik  

9 Oktober 2020
Membedah Alasan Bapak-bapak Pakai Nama Kota di Akun Media Sosialnya terminal mojok.co

Membedah Alasan Bapak-bapak Pakai Nama Kota di Akun Media Sosialnya

11 Februari 2021
Grup WhatsApp Keluarga Besar Adalah Kawah Candradimuka Sebelum Berdebat di Sosial  Media

Dilema Privasi Saat Ingin Keluar dari Grup WhatsApp

7 November 2020
Society of Spectacle

Jadilah Society of Spectacle yang Baik dan Tidak Meresahkan

24 September 2019
Login Elegan, Logout Elegan: Sebuah Kiat untuk Menang Debat di Media Sosial

Login Elegan, Logout Elegan: Sebuah Kiat Menang Debat di Media Sosial

16 Juli 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.