Penggantian oli mesin yang sering kita lakukan pada kendaraan sebenarnya tidak sepenuhnya membuang oli bekas lalu menggantinya dengan yang baru loh, Bos. Jika kita pernah mengamati, oli yang baru saja diganti akan berubah warna menjadi coklat seperti oli bekas secepat memutar kunci kontak dari “on” ke “start”, padahal sebelum dimasukkan ke dalam mesin olinya kuning bening. Kenapa tuh bisa seperti itu?
Seperti yang sudah saya jelaskan, bahwa penggantian oli ini tidak sepenuhnya mengganti oli bekas dengan oli baru, melainkan masih ada sisa oli bekas yang menempel di setiap komponen di dalam mesin. Seperti yang kita tahu karakter oli mesin memang seperti itu, menempel seperti cicak walau sudah dikoyak-koyak.
Nah maka dari itu, muncullah istilah flushing atau pembilasan dengan harapan sisa oli bekas yang menempel di komponen mesin itu larut. Proses pembilasan ini seperti halnya nggojakin gula yang masih tertinggal di dasar gelas dengan air putih saat kita minum es teh manis. Iya serius, sesederhana itu!
Nah untuk material pembilasnya sih macem-macem, ada yang menggunakan engine flush yang bermerek, ada yang menggunakan solar, bensin, atau bahkan dengan menyemprotnya dengan angin bertekanan untuk sepeda motor. Lalu mana nih cara yang aman dan harganya tidak bikin kantong kempes? Simak!
Sebagai montir, selain dituntut mencari cuan lewat jasa, saya juga diberi otoritas untuk menyarankan pelanggan untuk melakukan perbaikan, penggantian, atau penggunaan suatu produk sebagai penunjang. Salah satunya produk penunjang yang dijual di pasaran ya engine flush yang bermerek. Produk ini sangat digemari dong, terlebih lagi banyak pelanggan yang ketakutan dengan fenomena mesin haus oli, ya seperti Grand Livina yang bermesin HR15 itu, bukan yang mirip Expander loh!
Di buku servis memang tertera penggantian oli sebaiknya dilakukan sepuluh ribu kilometer atau enam bulan sekali, mana yang lebih dulu tercapai. Namun, sang insinyur bisa saja salah perhitungan toh nyatanya banyak pengguna Grand Livina mengalami penggumpalan oli mesin pada kendaraannya. Sebagai orang yang terlanjur membeli mobil ini, sudahlah jangan disesali, ini mesin bertenaga yang suaranya lembut loh. Hanya saja Anda perlu mencoba mengerti kondisinya memang lebih gampang panas daripada mesin lain.
Tidak cuma mobil Nissan ya, sebenarnya semua mobil bisa mengalami oil sludge jika pengguna telat melakukan penggantian oli. Seperti yang kita tahu, volume oli bisa berkurang seiring berjalannya waktu atau frekuensi pemakaian. Ini dipengaruhi oleh suhu di dalam mesin yang memang tinggi, sehingga wajar saja jika oli mengental bahkan habis menjadi kerak yang membandel. Hanya saja Grand Livina nih yang insinyurnya kurang tepat menentukan durasi penggantian oli secara berkala.
Saking seringnya pengguna Nissan Grand Livina mengeluh olinya menggumpal, mereka biasanya inisiatif meminta untuk flushing guna mencegah terjadinya penggumpalan oli atau biasa disebut oil sludge. Namun, bukan berarti ini adalah satu-satunya solusi. Kami lebih sering dan suka menyarankan pelanggan untuk mengganti oli mesin lebih sering daripada mengikuti anjuran buku servis.
Sebenarnya dengan mengganti oli lebih sering saja sudah cukup, tidak perlu setiap mengganti oli diimbangi dengan melakukan flushing. Sebab, karakter oli mesin pada dasarnya selain sebagai pelumas juga sebagai pembersih, pendingin, dan perapat. Jadi jika ada orang yang melakukan flushing setiap melakukan penggantian oli, itu hanya sebuah rasa risih. Ya seperti beol nggak cebok gitu.
Saya pernah tuh diskak, nggak bisa berkata apa-apa ketika memberitahu tidak perlu ganti oli, sebab olinya masih bening dan baru terpakai lima ribu kilometer. Kata dia apa coba?
“Terserah saya dong mau ganti oli seberapa sering? Misal hari ini diganti olinya, dan besok saya datang lagi untuk minta ganti oli, memangnya nggak boleh?”
Baiklah, sultan mah bebas!
Nah buat rakyat jelata yang cerdas tentu ada juga yang inginya perfecto tapi tidak ingin menghamburkan dana berlebih, tenang masih ada cara lain yang lebih murah dan aman. Yaitu dengan menggunakan solar sebagai campuran sebelum oli bekas dikuras. Nah, cara pakainya sama dengan flushing pada umumnya yaitu dinyalakan selama kurang lebih 15 menit dalam kondisi langsam atau idle. Nggak perlu digas-gas!
Loh emangnya nggak bahaya? Misalnya mesinnya meledak gitu karena dimasuki bahan bakar? Nggak, Bos! Misal dimasukan ke tangki bahan bakar, solar juga tidak akan bisa menyalakan mesin bensin. Seandainya solar dimasukan ke dalam lubang oli mesin diesel pun tidak akan meledak, sebab beda ruang. Secara umum sih aman ya.
Namun, perlu diketahui, karakter solar bisa membuat karet seal di dalam mesin melar. Jika sudah melar, penyakit umum yang diderita karet seal adalah tidak elastis lagi sehingga tidak mampu merapatkan dengan maksimal. Jadi, kemungkinan oli bisa merembes melewati celah tersebut.
Seperti seal crankshaft depan dan belakang yang berkarakter lembut seperti selaput. Jika seal ini elastisitasnya berkurang, sudah pasti akan terjadi kebocoran oli mesin, sehingga olinya keluar perlahan lewat celah transmisi dan mesin, atau lewat celah puli crankshaft di bagian depan sehingga menyebabkan oli mesin cepat habis dan tentunya bisa mengakibatkan oil sludge jika dipakai terus menerus dengan level oli rendah.
Begitu juga seal katup yang ada di kepala silinder, jika seal ini sudah tidak elastis, oli bisa masuk ke ruang bakar dan menyebabkan oli cepat habis karena ikut terbakar di ruang pembakaran atau pun keluar bersama asap knalpot.
Namun, sekali lagi, hal ini jarang terjadi selama proses flushing dilakukan dengan benar. Gambling lah, seperti halnya kita tahu minuman beralkohol itu jahat tapi kita masih saja berteman dekat dengannya. Iya, kan? Dan kita masih hidup sampai sekarang.
Nah, apakah benar solar bisa meluruhkan oli sisa di dalam mesin? Sebenarnya yang terjadi bukanlah peluruhan, namun hanya pengenceran oli. Sehingga ketika oli bekas dikuras, harapannya sisa yang menempel di dalam komponen mesin berkurang. Cobain saja mencuci logam yang penuh dengan oli dengan solar, nah seperti itu hasilnya.
Adapun cara lain yaitu dengan menguras oli terlebih dulu, baru solar dimasukkan ke dalam lubang oli. Tujuannya ya sama, agar membilas lebih maksimal. Tapi, saya menyarankan untuk tidak menyalakan mesin sebagaimana proses flushing. Menurut saya, karakter solar tidak bisa menjadi perapat sekaligus pelumas sebagaimana oli mesin. Sehingga karakter itu bisa membahayakan metal yang bergesekan, bisa menimbulkan panas berlebih bahkan menggores metal dan porosnya. Wah bahaya dah. Cukup digojak-gojak saja lah, jika dirasa cukup, tinggal dikuras deh. Ya minimal bisa mengencerkan oli yang tersisa di panci oli, kan?
Tujuan mesin dinyalakan saat flushing sebenarnya adalah terjadi sirkulasi oli, sehingga jalur-jalur oli yang kecil itu lancar sekaligus mengikis oli yang mulai mengerak karena panas.
Jika pada sepeda motor sih bisa dimaksimalkan dengan menyemprot lubang oli dengan angin bertekanan setelah terkuras, tapi kalau pada mobil saya kira kurang efisien sebab ruang mesin terlalu luas dan terhalang oleh kepala silinder. Seandainya disemprot paling anginya cuma muter atau justru berbalik ke arah penyemprot. Kan kasian montirnya?
Oh iya, yang saya bahas hanya masalah perawatan ya, bukan perbaikan. Sebab jika mesin sudah pernah telat ganti oli dan menyebabkan oli mengental, lalu menjadikannya kerak yang menempel di setiap komponen maka penanganannya beda lagi, tidak akan cukup hanya dengan melakukan flushing! Apalagi sudah sampai pada penyumbatan saluran oli, wah ini bakal fatal. Nah sebelum hal itu terjadi, mending kita mencegahnya bukan?
Pencegahan yang paling aman satu-satunya ya melakukan penggantian oli mesin dengan lebih sering. Hal ini tentu akan membuat mesin kendaraan awet dan bersuara halus. Sekali lagi, pada dasarnya karakter oli mesin adalah sebagai pembersih, pelumas, pendingin dan perapat sehingga semakin sering mengganti oli maka semakin bagus dan cukup. Selain itu kita tidak perlu khawatir dengan zat lain yang bisa membahayakan seal di dalam komponen mesin seperti engine flush yang kurang berkualitas atau pun solar.
Lalu apakah flushing menggunakan solar haram? Nggak! Mau flushing menggunakan bensin, tiner, air, atau pun sirup manis boleh-boleh saja. Emang siapa yang melarang? Mobil-mobil sendiri ini, kan? Ini negara demokrasi, Bung!
BACA JUGA Menyaksikan Liciknya Restoran All You Can Eat, Licin Macam Politisi dan tulisan Erwin Setiawan lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.