Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Sebelum Bikin Tagar, Hal Ini Penting Diketahui

Erwin Setia oleh Erwin Setia
3 Mei 2019
A A
tanda pagar twitter dengan latar merah muda

tanda pagar (tagar) twitter

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu publik Indonesia dikejutkan dengan kasus perundungan belasan anak SMA terhadap seorang siswi SMP berinisial AD di Pontianak. Kasus yang terjadi pada Maret dan baru terungkap April tersebut langsung memunculkan reaksi dari banyak pihak. Imbasnya tanda pagar (tagar)  #JusticeForAudrey pun merebak.

Sejak Twitter ciptaan Jack Dorsey mulai booming, hashtag alias tagar jadi simbol penting di dunia. Terlebih ketika media sosial lain seperti Instagram dan Facebook  yang mendukung fitur ini kian menjamur. Mulanya tagar memang hanya menghebohkan jagat dunia maya, tapi kemudian efeknya sampai juga ke dunia nyata.

Hingga saat ini, tak terhitung banyaknya tagar yang telah mengguncang dunia dan membikin jutaan pasang mata melek terhadap sesuatu yang sebelumnya tak pernah mereka ketahui dan hiraukan. #MeToo dan #2019GantiPresiden #PrayForChristchurch menjadi dua di antaranya. Hal tersebut itu sukses menghasilkan pengaruh luar biasa hingga lintas benua.

#MeToo merupakan bentuk kepedulian terhadap korban pelecehan seksual di berbagai belahan dunia. Saking ramainya, tagar ini sampai memunculkan Me Too Movement, sedangkan #PrayForChristchurch adalah wujud kepedulian warga dunia terhadap para korban dalam peristiwa penembakan teroris rasis kepada puluhan jamaah shalat Jum’at di Selandia Baru.

Selain #PrayForChristchurch, awalan ‘Pray’ telah jadi semacam tren para warganet bila suatu bencana atau hal buruk yang berefek besar terjadi di suatu daerah. Sebelumnya pernah ada #PrayForPalu, #PrayForBanten, sampai yang berbau ledekan: #PrayForJomblo. Sampai sini kita tahu bahwa tagar bukanlah sebatas tanda pagar belaka. Ia memiliki banyak arti. Mulanya tagar ada untuk memudahkan pengguna melacak kiriman atas satu topik tertentu. Pada kemudian hari fungsi tagar melebar dan meluas. Seperti untuk pengumpulan massa secara masif dan cepat.

Kalau kamu seorang pengguna media sosial yang kepengin followers bertambah cepat, lagi-lagi tagar bisa bermanfaat. Beberapa tagar spesifik seperti #traveller, #explore, dan #traveling (untuk penyuka traveling) dan #photography, #photographysoul, dan #photographylover (untuk penyuka fotografi) bisa membantu meningkatkan jumlah like di postingan sekaligus followers media sosial.

Beberapa tahun lalu, saat masih aktif menggunakan Twitter, saya pernah memperoleh ratusan followers baru dalam waktu relatif singkat berkat penggunaan tagar ini. Saya ingat beberapa tagar tersebut antara lain #openfollow, #follow4follow, dan #autofollowback. Walaupun sebagian besar followers baru itu tidak saya kenal dan malah sebagian akun bot, tapi lumayanlah bikin jumlah followers tidak malu-maluin amat. Hehe.

Namun, penggunaan tagar hendaknya jangan asal-asalan dan cuma ikut-ikutan saja. Ada orang nulis #PrayForFulan ikutan, #JusticeForFulanah ikutan, atau #ShameOnSiapalah ikutan. Latahan atau ikut-ikutan di zaman ketika banyak hoax dan kesimpangsiuran informasi mudah menyebar seperti virus bukanlah sikap yang bijak. Alangkah baiknya, sebelum bikin tagar semacam itu, pastikan dulu informasi soal tagar itu. Apakah kebenaran informasinya sudah teruji? Apakah informasinya sudah lengkap? Kalaupun informasinya benar dan lengkap, apakah tepat ikut menyebarkan info tersebut?

Baca Juga:

Jogja, Kota Pelajar yang Mengajarkan Saya Ikhlas Menderita

Quora Media Sosial Paling Nggak Toxic yang Pernah Saya Coba, Bikin Betah

Jangan sampai, karena emosi sesaat atau mental ikut-ikutan, kita turut menjadi kurir hoax dan kabar bohong. Tentu tidak lucu kita sudah bikin #PrayForAnu eh ternyata si anu tidak kenapa-kenapa atau ternyata daerah tersebut tidak kena bencana apa-apa. Juga betapa tidak elok mengungkapkan dukungan terhadap orang tertentu lewat tagar, tapi belakangan—setelah menyeruak berita-berita terbaru—orang tersebut ternyata bukan sepenuhnya korban dan malah pada beberapa poin ia juga salah.

Inti dari segalanya adalah mikir dan pertimbangkan dulu sebelum memutuskan ikut bikin tagar-tagaran. Sebab penyesalan datangnya belakangan. Dan permintaan maaf ketika semuanya sudah telanjur menyebar ke mana-mana sering kali tidak menyembuhkan apa pun.

Namun, niat baik saja tidak pernah cukup. Tanpa ketelitian dan kecermatan dalam menampung dan menyebarluaskan informasi, niat baik bukan tidak mungkin justru menjadi bumerang yang merugikan kita. Seorang bijak pernah berkata, “Saya lebih banyak menyesal terhadap apa-apa yang pernah saya katakan dibandingkan apa-apa yang tak sempat saya katakan.” Jika orang bijak tersebut hidup di era Revolusi Industri 4.0, barangkali ia akan bilang begini, “Saya lebih banyak menyesal terhadap apa-apa yang pernah saya share di media sosial ketimbang apa-apa yang tak sempat saya share.”

Kiranya cocok jika saya menutup tulisan ini dengan sebuah tagar yang berasal dari judul buku terbaru Gus Nadirsyah Hosen: #SaringSebelumSharing. Ingat ya!

Terakhir diperbarui pada 27 September 2021 oleh

Tags: Sosial Mediatagar
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

ArtikelTerkait

relationship goals

Relationship Goal yang Sering Terlupakan: Ayah-Ibu dan Kakek-Nenek Kita

12 September 2019
6 Proker KKN yang Cocok untuk Kampung Durian Runtuh “Upin dan Ipin”, Dijamin Nggak Akan Dicap Mahasiswa Sok-sokan (Mojok.co)

Proker KKN yang Cocok untuk Kampung Durian Runtuh “Upin dan Ipin”. Warga Senang, Mahasiswa Nggak Dicap Sok-sokan

5 Februari 2024
Instansi di Pusat dan Daerah yang Masih Sepi Pelamar CPNS 2024, Cermati supaya Kesempatan Lolos Semakin Besar! Mojok.co

Instansi Pusat dan Daerah dengan Jumlah Pendaftar CPNS 2024 Paling Sedikit, Cermati supaya Kesempatan Lolos Semakin Besar!

3 September 2024
meninggalkan instagram, Menebak Pikiran Orang yang Cek Instagram Cuma buat Lihat Instastory Zaskia Adya Mecca 3 Alasan Kenapa Filter Truth or Dare dan Head Quiz di Instagram Story Diciptakan

Alasan Kenapa Kita Pelan-Pelan Perlu Meninggalkan Instagram

10 Juni 2020
realitas hiper, screenshot chat

Realitas Hiper: Alasan Kenapa Ada Orang yang pas Chattingan Seru Banget tapi pas Ketemu Garing

14 Juni 2020
Anggapan LinkedIn Sosmed Toxic Hanyalah Kedok bagi Mereka yang Nggak Siap Menghadapi Dunia Profesional Mojok.co

Anggapan LinkedIn Sosmed Toxic Hanyalah Kedok bagi Mereka yang Nggak Siap Menghadapi Dunia Profesional

8 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.