Memengaruhi kualitas lulusan UT
Saat ini kulitas lulusan Universitas Terbuka memang cukup baik. Terlebih lagi perguruan tinggi ini sudah berakreditasi dan banyak lulusannya yang diterima jadi CPNS.
Namun harus diakui juga jika lulusan UT tidak 100% semuanya bagus. Salah satu alasannya adalah karena sebagian mahasiswanya lulus dalam waktu yang sangat lama. Ada yang 10 tahun baru lulus, bahkan ada yang lebih dari itu.
Tentu saja hal tersebut sangat memperngaruhi perusahaan memandang kualitas lulusan di Universitas Terbuka. Kalau UT membuat aturan drop-out bagi mahasiswanya yang nggak lulus-lulus, saya yakin mereka akan termotivasi untuk segera lulus dalam waktu dekat dan berusaha mendapatkan nilai terbaik.
Sebenarnya ini bukan hanya masalah untuk UT sih. Semua kampus mengalami juga. Jadi jika kampus yang punya kebijakan DO saja mengalami hal serupa, bukankah memperkuat argumen?
Memengaruhi akreditasi Universitas Terbuka
Pada akhirnya kualitas lulusan perguruan tinggi bisa relevan dengan akreditasinya. Sebab, salah satu indikator penilaian akreditasi adalah kualitas alumni.
Supaya Universitas Terbuka mendapatkan akreditasi yang lebih baik dari saat ini, aturan drop-out untuk mahasiswa yang lama tidak lulus bisa menjadi solusi jangka menengah yang cukup bagus. Demi memacu mahasiswa tingkat akhir untuk segera menyelesaikan tugas akhirnya.
Semakin banyak lulusannya, apalagi jika didukung nilai yang bagus, maka bisa menjadi nilai positif di mata tim penilai akreditasi.
Jadi itulah beberapa alasan mengapa Universitas Terbuka harus memberlakukan aturan drop-out. Masukan ini bukan atas nama seluruh mahasiswa Universitas Terbuka. Tetapi, atas nama saya pribadi sebagai mahasiswa UT. Ingat, opini pribadi loh.
Penulis: Firdaus Deni Febriansyah
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Universitas Terbuka Bukan Tempat bagi Mahasiswa Malas
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.