Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

‘Seaspiracy’ dan Dilema Mahasiswa Jurusan Perikanan

Kuncoro Purnama Aji oleh Kuncoro Purnama Aji
6 April 2021
A A
Seaspiracy dan Dilema bagi Mahasiswa Perikanan terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu yang lalu Netflix baru saja mengeluarkan sebuah film dokumenter yang berjudul Seaspiracy. Secara garis besar, film ini ingin menunjukkan bahwa industri perikanan merupakan penyebab rusaknya lingkungan laut. Dalam film ini si pembuat film menyoroti mengenai kejahatan ataupun pelanggaran yang selama ini mengiringi industri perikanan. Isu mengenai perikanan berkelanjutan, ketenagakerjaan, lingkungan, dan segala hal buruk tentang perikanan yang tidak banyak orang notice, dibahas habis dalam film ini.

Sebagai seorang mahasiswa jurusan Perikanan, melihat apa yang dipertontonkan dalam film ini, tidak begitu mengagetkan buat saya. Isu mengenai masalah sosial ekonomi perikanan memang menjadi isu yang seksi buat orang perikanan. Perdebatan antara perikanan berkelanjutan dan pemenuhan ekonomi tak pernah selesai. Hal ini juga yang membuat saya sebagai mahasiswa jurusan Perikanan dilema ketika menonton film Seaspiracy ini.

Salah satu hal yang membuat saya dilema setelah menonton film ini adalah kesimpulan akhir dari film ini. Dalam Seaspiracy, untuk menjawab bagaimana mengatasi semua hal buruk mengenai industri perikanan, kesimpulan yang diambil adalah berhenti makan ikan. Namun, apakah itu solusi terbaik? Nanti dulu, Bos. Jika kita disuruh berhenti makan ikan, nasib saya nanti gimana? Mikirin setelah lulus mau ngapain saja marai tobat, ini ada orang nyuruh berhenti makan ikan, soyo tobat lah.

Saya sepakat bahwa illegal fishing atau penangkapan berlebihan tak bisa dibenarkan sama sekali. Hal ini juga yang selalu ditekankan pada orang perikanan bahwa dalam menjalankan usaha perikanan harus dilakukan dengan prinsip keberlanjutan. Mungkin dalam film ini, mereka skeptis pada label perikanan berkelanjutan karena fakta yang mereka temukan tidak sesuai dengan yang dikampanyekan. Tapi sebagai orang perikanan, saya masih percaya bahwa prinsip keberlanjutan masih bisa diupayakan.

Lagi pula, jika kita ujug-ujug berhenti makan ikan, pihak yang paling terdampak ya para nelayan kecil. Dalam film Seaspiracy yang mereka ulas adalah para pemain besar di industri perikanan. Kalau kita berhenti makan ikan untuk menghentikan pelanggaran tersebut, kita menghancurkan hidup masyarakat nelayan tradisional di sisi lain. Coba saja kalian datang ke wilayah pesisir atau desa nelayan, lalu bilang “Jangan makan ikan!” Bisa-bisa kalian yang dijaring~

Isu lain yang intens dibahas dalam Seaspiracy yaitu mengenai isu lingkungan. Dalam film ini mengatakan bahwa sebenarnya penyumbang sampah laut terbesar ditimbulkan dari kegiatan penangkapan ikan, selain sampah plastik. Sampah-sampah inilah yang pada akhirnya juga menjadi penyebab kerusakan lingkungan.

Sampah yang berupa sisa jaring yang terbuang memang merupakan salah satu pencemaran yang dapat merugikan biota laut. Terkadang sampah yang ada, malah dipakai buat aksesori sama ikan lantaran si ikan tidak bisa membedakan mana sampah dan mana aksesori. Akhirnya, sampah-sampah ini nyangkut dan tidak pernah bisa lepas lagi dari tubuh ikan. Kasihan, kan.

Adanya cemaran ini juga menyebabkan orang-orang takut makan ikan. Hal itu dikarenakan adanya isu mikroplastik dalam makanan laut. Karena isu ini akhirnya muncul jargon “Save the Planet” yang kalau kata George Carlin merupakan kesombongan terbesar manusia karena lebih memilih menyelamatkan planet daripada menyelamatkan behaviour manusia.

Baca Juga:

Alasan Kecewa Nonton Film Abadi Nan Jaya Netflix, Ekspektasi Saya Ketinggian

Menggugat Ikan Bakar yang Digoreng Dulu: Kebohongan Penjual Ikan Bakar yang Sudah Dinormalisasi

Bagaimanapun sebagai seorang mahasiswa jurusan Perikanan, saya sangat senang dengan adanya film dokumenter ini. Adanya film ini membuat orang-orang bisa lebih aware terhadap isu yang dihadapi di dunia perikanan dan apa pengaruh yang ditimbulkan manusia terhadap lingkungannya. Akan tetapi, mbok ya kesimpulannya jangan langsung kita disuruh nggak makan ikan, dong! Kalau kayak gitu, ada jutaan orang yang nasibnya dipertaruhkan, termasuk saya. Karena bagaimanapun industri perikanan tetaplah menjadi industri penyedia pangan global.

Sumber Gambar: YouTube Netflix

BACA JUGA Jurusan Perikanan Dibilang Jurusan Lalapan dan Katanya Bernasib Tidak Sedap dan tulisan Kuncoro Purnama Aji lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 April 2021 oleh

Tags: film netflixikansarjana perikananSeaspiracy
Kuncoro Purnama Aji

Kuncoro Purnama Aji

Pengais rezeki.

ArtikelTerkait

The Big 4, Film Indonesia yang Masuk Daftar Top 10 Global Netflix Terminal Mojok

The Big 4, Film Indonesia yang Masuk Daftar Top 10 Global Netflix

22 Desember 2022
Pengantin Baru Tebar Benih Ikan di Sungai, Ide Bagus yang Salah Eksekusi

Pengantin Baru Tebar Benih Ikan di Sungai, Ide Bagus yang Salah Eksekusi

6 Desember 2023
Seoul Vibe Bukan Fast & Furious dari Korea Terminal Mojok

Seoul Vibe: Bukan Fast & Furious dari Korea

27 Agustus 2022
Nggak Doyan Makan Ikan Itu Bukannya Belagu, Cuma Nggak Suka Ribet Aja! Terminal Mojok

Nggak Doyan Makan Ikan Itu Bukannya Belagu, Cuma Nggak Suka Ribet Aja!

1 Maret 2021
Makan Ikan Ribet Layak Ditenggelamkan

Orang yang Bilang ‘Makan Ikan Ribet’ Adalah Golongan Manusia yang Layak Ditenggelamkan!

3 Maret 2021
Luckiest Girl Alive, Film Netflix Terbaik Tahun Ini yang Mengangkat Soal Trauma Korban Pemerkosaan Terminal Mojok

Luckiest Girl Alive, Film Netflix Terbaik Tahun Ini yang Mengangkat Soal Trauma Korban Pemerkosaan

12 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.