Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Seandainya Indonesia Tidak Dijajah Bangsa Eropa, Inilah yang Terjadi

Ahmad Akhlis oleh Ahmad Akhlis
1 September 2020
A A
Seandainya Indonesia Tidak Dijajah Bangsa Eropa, Inilah yang Terjadi terminal mojok.co

Seandainya Indonesia Tidak Dijajah Bangsa Eropa, Inilah yang Terjadi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Berbicara tentang penjajahan, sebagian kita biasanya hanya membayangkan yang buruk-buruknya saja. Mungkin banyak dari kita yang membayangkan bahwa dulu kita ditindas habis-habisan saat dijajah bangsa Eropa. Padahal, penjajahan di Indonesia (kata ‘Indonesia’ disini sebagai nama wilayah, karena Negara Indonesia belum berdiri saat itu) itu tak lebih hanyalah kemesraan antara elit-elit Asing dan para komprador semata.

Sejatinya, jumlah orang Belanda di kala itu tidak terlalu banyak bila dibandingkan dengan jumlah orang Indonesia. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa ketika sumpah pemuda tahun 1928 diucapkan, sebagian besar orang yang bekerja di kantor pemerintahan Hindia-Belanda adalah orang berkulit cokelat. Bahkan sebagian besar mereka kesini hanya semacam perjalanan dinas saja. Yakni, ketika pekerjaan mereka selesai, mereka pulang kampung ke Belanda lagi.

Yang membedakan antara sebelum dan sesudah merdeka, sejatinya hanyalah hukum saja. Setelah merdeka kita memiliki kedaulatan, sehingga kita bisa mengatur hukum negara kita sendiri. Sedangkan sengsaranya bangsa kita setelah merdeka, kurang lebih sama seperti sebelum merdeka. Saya mengatakan demikian karena kita punya sumber daya alam yang berlimpah, namun ironisnya rakyat di negara kita masih banyak berada dibawah garis kemiskinan.

Eh, tapi apa jadinya ya kalo seandainya kita tidak pernah dijajah bangsa Eropa? Mari kita membayangkannya.

1. Indonesia tidak mungkin terbentuk.

Kerajaan-kerajaan sebelum kedatangan bangsa Eropa selalu mencoba menaklukkan Nusantara, tapi tidak pernah berhasil. Nusantara yang konon sempat dikuasai Majapahit pun berbeda dengan Nusantara yang sekarang. Kalau Indonesia menjadi negara dengan mengikuti wilayah sebagaimana wilayah kekuasaan Majapahit pada masa raja Hayam Wuruk, beberapa wilayah Filipina akan masuk wilayah Indonesia juga. Namun, karena penaklukan Nusantara dilakukan melalui kekerasan dan tidak ada kepentingan bersama, seperti saat mengusir penjajah, maka Nusantara akan sangat rentan pemberontakan.

Bahkan nama Indonesia juga pemberian dari bangsa Eropa, loh. Jadi, kita tidak mungkin menjadi Indonesia tanpa dijajah bangsa Eropa.

2. Kamu tidak akan menggunakan alfabet Latin

Kamu pasti tahu negara Thailand. Iya, Thailand adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah di jajah oleh bangsa Eropa. Mungkin karena itu lah, alfabet asli milik mereka pun kini lestari dan mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu sekarang bayangkan, apa jadinya bila Indonesia tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa?

Sebelum kedatangan bangsa Eropa, kita tidak mengenal alfabet Latin. Dahulu kita punya abjad sendiri seperti Pallawa, Aksara Jawa, Aksara Bali, Surat Batak, Aksara Sunda Kuno, Lontara, dan lain-lain. Masyarakat kita baru mengenal alfabet Latin setelah kedatangan bangsa Eropa. Dahulu penjajah dari negeri asing itu kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat kita, sehingga mereka pun mengajarkan kita alfabet Latin. Maka berterimakasihlah pada penjajah karena kini kamu menikmati hasil pelajaran dari penjajah tersebut, berupa alfabet Latin yang selalu kamu gunakan setiap hari.

Baca Juga:

4 Salah Kaprah Jurusan Sejarah yang Terlanjur Melekat dan Dipercaya Banyak Orang

Dari Sekian Banyak Jurusan Pendidikan, Pendidikan Sejarah Adalah Jurusan yang Tidak Terlalu Berguna

3. Nusantara akan terdiri dari banyak sekali negara, bukan hanya satu negara Indonesia saja.

Seperti yang saya sampaikan pada poin pertama, akibat dari tidak adanya kepentingan bersama, ditambah dengan bentuk wilayah kita yang merupakan negara kepualuan, maka sangat mungkin satu negara Indonesia terpecah menjadi banyak sekali negara tanpa kedatangan bangsa Eropa. Bahkan mungkin hampir setiap pulau besar di Nusantara ini bakal menjadi sebuah negara.

4. Kamu tidak akan melihat ikan-ikan Gupi di parit.

Ikan-ikan kecil yang sekarang hidup subur di setiap parit itu adalah spesies asli dari benua Amerika. Ikan itu dulunya dibawa oleh orang Belanda sekitar tahun 1920-an. Awalnya, ikan Gupi adalah ikan hias yang biasa dipelihara oleh orang Eropa di dalam Aquarium. Tapi kemudian dilepaskan di alam bebas, kemungkinan tujuannya untuk mengurangi populasi nyamuk. Entah bagaimana, ikan Gupi ternyata sangat cocok dengan kondisi perairan kita sehingga saat ini kita bisa menjumpai ikan Gupi hampir di setiap parit atau sungai.

5. Tidak ada Singkong

Singkong (ketela pohon) pada mulanya adalah tanaman dari benua Amerika. Pada abad ke-16, orang Portugis membawa singkong ke wilayah kita. Singkong begitu mudah ditanam dan dianggap sebagai makanan penyelamat di kala paceklik. Sehingga keberadaannya sangat populer bagi masyarakat. Tanpa penjajah, mungkin budidaya singkong tidak akan kita kenal seperti sekarang.

Kamu pasti ingat semboyan “Gold, glory and gospel (emas, kejayaan dan Alkitab)”. Iya, salah satu hal yang dilakukan oleh bangsa Eropa di tanah kita adalah menyebarkan agama Kristen. Meskipun ada dugaan bahwa Kristen Nestorian pernah ada di Sumatera sejak abad ke-7, namun tidak ada data yang mendukung terhadap dugaan itu. Yang tercatat sejarah adalah bahwa agama Kristen masuk di wilayah kita sekitar tahun 1500an, dibawa oleh Portugis.

Mengingat bahwa Misionaris menyebarkan agama Kristen hingga ke tempat-tempat terpencil di Nusantara, maka sangat mungkin bila tanpa penjajahan, animisme dan dinamisme masih akan banyak terlihat.

Foto oleh Dodik Fitriono Candra Sihite Wikimedia Commons.

BACA JUGA Kisah Fakboi Ken Arok yang Mampu Taklukkan Hati Ken Dedes dan tulisan Terminal Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 September 2020 oleh

Tags: penjajahansejarah
Ahmad Akhlis

Ahmad Akhlis

Seorang Guru Bahasa Inggris yang senang bergelut dengan Sejarah dan Sains

ArtikelTerkait

Timnas Israel Lolos Piala Dunia U-20: Yang Lolos Siapa, yang Pusing Siapa

Timnas Israel Lolos Piala Dunia U-20: Yang Lolos Siapa, yang Pusing Siapa

2 Juli 2022
Betapa Sialnya Jadi Mahasiswa Jurusan Sejarah fakultas sejarah mata pelajaran sejarah nadiem makarim terminal mojok.co

Betapa Sialnya Jadi Mahasiswa Jurusan Sejarah

26 September 2020
10 Fakta tentang Kota Suwon, Kota yang Akan Jadi Tempat Pratama Arhan Berkarier

10 Fakta tentang Kota Suwon, Kota yang Akan Jadi Tempat Pratama Arhan Berkarier

29 September 2023
Stasiun Kendal: Pernah Berjaya di Masa Kolonial, Redup Ditelan Pembangunan Massal

Stasiun Kendal: Pernah Berjaya di Masa Kolonial, Redup Ditelan Pembangunan Massal

18 Agustus 2023
Penyebab Orang Lamongan Pantang Makan Lele Meskipun Jualan Pecel Lele terminal mojok.co

Penyebab Orang Lamongan Pantang Makan Lele meskipun Jualan Pecel Lele

12 September 2020
Di Balik Pro Kontra soal Daendels Ada Kita yang Kurang Banyak Baca Buku Sejarah terminal mojok.co

Wajar Saja jika Kemendikbud Tak Ingin Wajibkan Pelajaran Sejarah

21 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.