Jurusan Pendidikan Olahraga terdengar kurang prestisius dibanding jurusan kuliah primadona seperti Kedokteran, Manajemen, Hubungan Internasional, Arsitektur, Hukum dan masih banyak lagi. Walau begitu, saya dengan kesadaran penuh tetap memilih kuliah jurusan Pendidikan Olahraga. Seperti dugaan saya, respon orang-orang di sekitar saya terbagi menjadi dua. Pertama, “Wah, calon guru olahraga, dong?” Kedua, “Lha, kuliah cuma buat main-main bola?”
Saya mengapresiasi mereka yang menghormati keputusan saya melanjutkan kuliah di Pendidikan Olahraga. Sebaliknya, saya tidak mau ambil pusing dengan komentar orang-orang yang menganggap saya cuma mau main-main. Sebab, sayalah yang tahu betul realitas kuliah di jurusan ini. Kenyataannya, menempuh jurusan Pendidikan Olahraga nggak cuma lari-lari di lapangan menggunakan pakaian training berwarna cerah. Dan, saya tidak pernah menyesal mengambil jurusan kurang populer ini karena beberapa alasan.
Jurusan Pendidikan Olahraga minim drama
Salah satu alasan yang membuat saya tidak pernah menyesal masuk kuliah jurusan ini karena minim drama, entah ketika masuk maupun lulusnya. Karena kurang populer, seleksi masuk jurusan ini relatif tidak ketat. Sangat jarang ada drama calon mahasiswa baru (maba) nangis-nangis karena tertolak jurusan Pendidikan Olahraga.
Selain itu, ujian masuknya relatif mudah, apalagi kalau kalian gemar olahraga. Ujian yang saya jalani dahulu lari 12 menit, sit-up, push-up, dan kadang tes renang. Asal kalian nggak pingsan di tengah jalan dan bisa bedakan mana baju olahraga dan mana baju tidur, kemungkinan lolos besar.
Saking mudahnya lolos jurusan ini, Pendidikan Olahraga kerap menjadi pilihan orang-orang yang ingin lanjut kuliah, tapi bingung menentukan jurusan. Kalau pada akhirnya mereka memilih tidak menjadi guru olahraga atau profesi lain yang tidak linear, setidaknya mereka bisa tetap bugar selama kuliah.
Soal tingkat kelulusan? Tenang saja jurusan ini nggak ribet kok (berdasar pengamatan di kampus saya ya), selama rajin masuk kelas dan jarang mangkir saat praktik, kalian bisa lulus dengan mulus. Mereka yang tidak lulus dari jurusan ini biasanya yang hilang dari peredaran kampus.
Seimbang antara otot dan otak
Kabar yang beredar, kuliah jurusan Pendidikan Olahraga itu cuma perlu otot bukan otak. Itu salah besar. Ada mata kuliah Biomekanika Gerak dan Psikologi Olahraga yang bakal membuat otak kalian bekerja keras. Itu mengapa saya tidak menyesal kuliah di jurusan ini sebab tiap bagian anggota tubuh saya benar-benar bugar. Bahkan, otak saya dibuat selalu “segar” dengan dua mata kuliah itu.
Hal yang tidak kalah penting dibanding keseimbangan antara otot dan otak adalah kemampuan sosial yang terus diasah. Entah mengapa, dibanding jurusan-jurusan lain di kampus, mahasiswa Pendidikan Olahraga biasanya paling aktif dan energik. Itu mengapa mahasiswanya sering terlibat di berbagai acara dan kepanitiaan. Kemampuan sosial kalian tidak akan mandek di jurusan ini, malah bisa semakin lihai dan terasah.
Itulah beberapa alasan yang membuat saya tidak pernah menyesal kuliah di jurusan Pendidikan Olahraga. Sebagian besar orang mungkin memandang jurusan ini sebelah mata, hanya main-main, dan tidak punya prospek pekerjaan menggiurkan ke depan, tapi saya tidak pernah menyesal. Saya merasa jurusan ini paling cocok untuk saya.
Penulis: Ferdyka Vazilla
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.