Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Saya Ngobrol Serius dengan Emak Kenapa Bisa Kecanduan Banget sama Sinetron

Riyanto oleh Riyanto
6 November 2020
A A
Saya Ngobrol Serius dengan Emak Kenapa Bisa Kecanduan Banget sama Sinetron terminal mojok.co

Saya Ngobrol Serius dengan Emak Kenapa Bisa Kecanduan Banget sama Sinetron terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Penguasa remote TV di malam hari adalah emak saya. Dari zaman saya kecil sampe segede ini, doi hobi banget nonton sinetron dan bakal ngomel-ngomel kalau saya ganti salurannya. Bahkan, pas iklan sekalipun nggak boleh dipindah. Iya, seposesif itu doi sama sinetron.

Lucunya, emak saya nggak demen sinetron azab. Doi juga nggak demen sinetron pendekar-pendekar. Doi juga nggak suka yang religi-religi maupun yang lucu-lucuan kayak Preman Pensiun. Kalau ada paten seperti apa sinetron yang didemenin banget sama emak, ya pokoknya yang cinta-cintaan gitu, lah. Dulu sih gampang nentuinnya, pokoknya kalau ada Dude Herlino, Naysila Mirdad, atau Alyssa Soebandono, doi pasti bakal demen tuh sinetron. Sekarang ketika ketiga pesinetron kondang itu mulai jarang nongol di TV, saya jadi susah mengetahui secara pasti sinetron seperti apa yang doi suka.

Suatu malam saat saya pulang kampung, emak saya lagi nonton sinetron Dari Jendela SMP. Doi terlihat seneng banget sama sinetron itu. Terbukti dari beberapa kali ia kedapatan mengomentari adegan-adegannya. Pokoknya kalau udah mulai ngomentarin adegan, pasti sinetron tersebut disukai emak saya.

Setelah satu episode sinetron Dari Jendela SMP kelar, ternyata emak saya masih bertahan dan nungguin sinetron Anak Band. Iya, sinetron yang alih-alih kayak High School Musical atau Camp Rock karena ada unsur “band” di judulnya, tapi malah cinta-cintaan mulu.

Woy, anak band kan kudunya jamming seru gitu, atau seenggaknya nyanyi-nyanyi kek, itu kok malah drama-drama? Lagian Stefan William nggak keliatan kayak anak band, lebih mirip Boy dari sinetron Anak Jalanan yang saya lupa diperanin siapa. Seenggaknya, tampilan anak band itu kurang lebih kayak Mas Iqbal AR, penulis Terminal Mojok yang gondrong itu.

Oke, mari balik soal emak saya. Lantaran iseng, saya memutuskan ngobrol dan tanya alasan kenapa doi kecanduan banget sama sinetron. Dan sinetron seperti apa yang bakal doi tonton.

Sembari klekaran di amben doi menjawab, “Yang penting pemerannya ganteng-ganteng.”

Waduh, tidak saya duga sama sekali jawaban tersebut. Lantas saya mencoba mengulik lebih jauh, “Soal cerita sinetronnya sendiri gimana, Mak?”

Baca Juga:

Preman Pensiun 9 Sebaik-baiknya Sinetron Ramadan, Bikin Saya Nonton TV Lagi 

5 Alasan yang Membuat Sinetron Indonesia Semakin Membosankan. Produser dan Sutradara Perlu Lebih Kreatif!

“Ceritanya ya rata-rata gitu saja. Yang penting pemerannya. Cerita, sih, nomor sekian.” Doi mengambil pisang rebus dan memakannya sambil nungguin jeda iklan berakhir.

“Apabila dibandingkan dengan sinetron zaman dulu, bagaimana kualitas sinetron masa kini?” Saya merasa emak saya kudunya ngerti hal-hal kayak gitu, wong doi sudah menonton sinetron sejak dahulu kala.

“Lha embuh!” jawabnya dan bikin saya syok. Ternyata doi nggak tahu atau kayaknya nggak peduli tentang kualitas sinetron yang ditontonnya. “Yang penting pemerannya.” Sekali lagi itu yang ditegaskan.

“Memangnya tahu siapa pemeran sinetronnya?” Saya penasaran.

“Itu Stepen Williem sama Natasya Wilona. Mereka kan sudah sering main bareng dan sinetron yang dibintangi mereka bagus-bagus.”

“Definisi bagus itu gimana, Mak?”

“Ya yang dibintangi mereka. Koe ki mudeng ra, toh?”

Asem, muter-muter doang obrolan saya dengan emak soal sinetron. Sampai akhirnya saya punya pertanyaan lain, “Lah, sinetron Dari Jendela SMP kan yang main bukan Stefan William sama Natasha Wilona, Mak?”

“Lha iya emang bukan. Koe ki piye, toh?”

Asem, bukan gitu maksud saya. “Lah tadi kan katanya nonton karena pemerannya Stefan William sama Natasha Wilona. Lah Dari Jendela SMP kan bukan mereka berdua, kenapa emak tetep nonton?”

“Koe ki cen ra mudengan. Anak Band itu bintangnya Stepen Wiliem sama Natasya Wilona, kalau Dari Jendela SMP bukan.”

Lah itu sih saya juga tau. Lama-lama mangkel juga ngobrol sama emak kalau gitu caranya. “Terus kenapa emak suka nonton Dari Jendela SMP?”

“Soalnya sekolah-sekolah. Dari dulu kan emang suka sinetron yang anak sekolahan gitu.”

Oh iya. Itu adalah bagian yang dulu saya ingat betul dan entah bagaimana kelupaan. Emak saya emang seneng banget kalau ada sinetron yang ceritanya tentang anak sekolahan. Salah satu alasannya adalah karena emak saya nggak pernah ngerasain yang namanya SMP. SD saja emak saya nggak tamat, sama seperti semua emak-emak di kampung saya. Jadi, melihat sinetron yang ceritanya berkisar anak sekolahan, emak saya pasti membayangkan seperti apa rasanya sekolah di SMP dan SMA. Saya, yang sekolah sampai Universitas, barangkali nggak bisa bayangin seperti apa perasaan emak saya yang seumur hidupnya hanya bisa berandai-andai seperti apa rasanya sekolah.

Pun, cerita cinta di sinetron yang saya rasa aneh banget itu, mungkin tetap luar biasa di mata emak. Soalnya emak memang nggak punya pengalaman romansa seperti yang ada di sinetron-sinetron. Saya, yang bisa pacaran ke mal, nongkrong di kedai kopi, kehujanan bareng di motor, mana boleh menghakimi kesenangan emak saya itu? Jadi ya, meski saya nggak suka sinetron, mulai sekarang saya nggak bakal sewot lagi apabila emak menghabiskan waktu berjam-jam nontonin sinetron. Ah, kenapa saya malah jadi melankolis?

Tanpa saya sadari, selama saya merenung panjang tadi, sinetron Anak Band sudah berakhir. “Saya pindah ya, Mak!”

“JANGAN!” samber emak saya. “Masih ada satu sinetron lagi!”

BACA JUGA Serigala Terakhir The Series: Film Aksi yang Malah Lebih Mirip Sinetron! dan tulisan Riyanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 November 2020 oleh

Tags: Sinetron
Riyanto

Riyanto

Juru ketik di beberapa media. Orang yang susah tidur.

ArtikelTerkait

Alasan Lelaki Harus Nonton Sinetron Dunia Terbalik dan Belajar dari Bapak-bapak Ciraos

6 April 2020
Apakah Sudah Saatnya Sinetron ‘Para Pencari Tuhan’ Dirampungkan Tahun Ini? #TakjilanTerminal03 terminal mojok.co

Apakah Sudah Saatnya Sinetron ‘Para Pencari Tuhan’ Dirampungkan Tahun Ini? #TakjilanTerminal03

14 April 2021
Ketika Jersey Liverpool Dijadikan Lap Air Kencing demi Naikkan Rating

Ketika Jersey Liverpool Dijadikan Lap Air Kencing demi Naikkan Rating

10 Maret 2020
Sinetron Ramadan Karya Deddy Mizwar, Teman Puasa Terbaik dari Masa ke Masa #TakjilanTerminal40 terminal mojok

Sinetron Ramadan Deddy Mizwar, Teman Puasa Terbaik dari Masa ke Masa #TakjilanTerminal40

4 Mei 2021
Sisipan Iklan Layanan Masyarakat di Dua Sinetron Prime Time Andalan RCTI Ramashok Blas! terminal mojok

Sisipan Iklan Layanan Masyarakat di Dua Sinetron Prime Time Andalan RCTI Ramashok Blas!

27 Juni 2021
Harta, Takhta, dan Sinetron 'Ikatan Cinta' yang Menyatukan Kita terminal mojok.co

Harta, Takhta, dan Sinetron ‘Ikatan Cinta’ yang Menyatukan Kita

9 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.