Tampilnya Partai Buruh dalam laga pemilu 2024 menjadi angin segar. Untuk yang kebanyakan nonton kanal Youtube konspirasi, Partai Buruh dituduh menjadi bibit bangkitnya komunisme. Bagi yang lain, Partai Buruh menjadi awal suara kelas pekerja makin lantang di Senayan. Bagi saya, sama saja. Menthok hanya sibuk berebut suara. Karena saya lebih percaya pada Ecommurz sebagai corong aspirasi para buruh.
Ecommurz memang belum setua Partai Buruh. Kalau mau dirunut, Partai Buruh sudah ada di Nusantara sejak zaman VOC. Sedangkan akun Twitter @ecommurz yang jadi ujung tombak mereka baru muncul November 2021. Tapi apa artinya usia kalau bertemu dengan kiprah yang nyata? Tanpa harus masuk ke percaturan politik apalagi parlemen, Ecommurz sudah membalik meja direksi berbagai perusahaan yang nakal kepada buruhnya.
Daftar Isi
Si kucing yang dianggap toxic
Awal kemunculan Ecommurz sempat dipandang negatif. Dianggap toxic karena sering nyinyir pada situasi beberapa perusahaan. Tapi stigma ini tidak mengendurkan pendirian Ecommurz. Mereka tetap spill the tea berbagai kasus dan isu di berbagai perusahaan. Terutama Tech dan E-commerce startup. Ini sebuah posisi yang bijak. Karena kenakalan perusahaan startup memang sering lebih gila dari pabrik rayon sekalipun.
Lambang yang dipakai Ecommurz adalah kucing. Saya sih belum tahu alasan personal pemilihan kucing ini. Tapi kalau saya boleh cocoklogi, kucing memang jadi simbol pekerja pembangkang sejak lama. Bahkan lambang sindikat buruh yang condong ke anarkis menggunakan kucing hitam. Kucing yang memang selalu membangkang menjadi simbol buruh yang membangkang pada tuannya. Yah, cuma cocoklogi sih, biar blio sendiri yang klarifikasi.
Masih mending lambang kucing sih, lebih filosofis. Daripada lambang padi yang Orba sekali. Chuakz!
Ketika yang lain sibuk berpolitik, Ecommurz sibuk numpahin teh
Spill The Tea, itulah mantra pemanggil Ecommurz. Dari layoff sepihak, aturan lembur bermodal pizza, sampai isu direksi akan dirujak oleh Ecommurz. Mereka tidak akan diam melihat sesama kawan buruh 4.0 cuma manggut-manggut dirudapaksa perusahaan. Tidak menunggu sampai viral, karena Ecommurz yang akan membuat viral!
Memang cara mereka tidak birokratis. Bukan dengan surat berkepala dan ditandatangani petinggi. Tapi ketika media sosial jadi sumber informasi utama, Ecommurz sulap jadi surat terbuka bagi perusahaan. Masalah efektivitas akan relatif. Tapi masih lebih efektif daripada sibuk promosi dan jualan isu bermodal lambang padi tadi. Yah gapapa deh, mungkin cara buruh di Senayan seperti itu.
Tidak hanya bakar isu, tapi edukasi jalan terus
Ecommurz tidak hanya sibuk merujak perusahaan nakal. Tidak hanya membakar isu perburuhan modern. Kalau Cuma bakar, mending saya saja yang melakukan. Tapi blio juga memberi edukasi. Baik tentang hukum ketenagakerjaan, sampai masalah peningkatan skill. Siapa yang sangka, akun shitpost yang terkesan lucu-lucuan ini merilis beasiswa?
Beasiswa Ecommurz x Monash University adalah bukti nyata kerja mereka. Beasiswa ini diutamakan bagi para korban PHK di tengah Tech Winter. Beasiswa ini memang ditujukan untuk dua bidang: Master of Data Science dan Master of Cyber Security. Dua pekerjaan yang kini tengah digandrungi. Dan dua pekerjaan yang saya khawatirkan akan oversupply di masa mendatang. Tapi gapapa, setidaknya ada aksi nyata. Paling tidak bukan mengajak korban PHK jadi kader misalnya.
Misal para buruh di Senayan sudah ada beasiswa serupa, sayang sekali kalau tidak sampai viral. Masak hanya segelintir orang yang tahu?
Ecommurz membantu menjawab masalah
Perkara PHK memang masih jadi isu utama Ecommurz. Maklum, gelombang PHK pada masa Tech Winter belum berakhir. Di situasi ini, blio menawarkan dua pertolongan. Yang pertama adalah database korban layoff. Di sana, Anda bisa mencatatkan nama, jabatan terakhir, dan akun LinkedIn. Sehingga memudahkan para rekruiter untuk mencari talent baru.
Ini hal kecil, tapi gebrakan besar. Ketika para buruh di Senayan kini sibuk berpolitik, sesama buruhnya sibuk bahu membahu. Meskipun dampaknya tidak luar biasa, tapi masih ada gerakan nyata.
Yang kedua adalah edukasi tentang sengketa industrial. Ini yang selama ini gagal disampaikan para buruh di Senayan tadi. Terbukti saat saya dan kawan-kawan Shox Rumahan kena PHK massal, sangat sedikit yang paham perkara sengketa industrial ini. Tapi Ecommurz terus mengedukasi, bahkan membuka jalur antara korban PHK dan bantuan hukum. Tidak hanya itu, blio menawarkan para korban untuk bersuara juga.
Besar harapan saya agar Ecommurz tetap setia bersama para buruh, terutama buruh industri 4.0. Tak perlu sampai bikin partai, biarlah para kucing ini tetap menumpahkan teh panas di ubun-ubun direksi bajingan.
Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Partai Buruh Siap Berlaga di Pemilu 2024, Wujudkan Welfare State via Kekuatan Sayap Kiri?