Parkir di zona pejalan kaki UPI
Gedung parkiran UPI punya zona pejalan kaki agar orang-orang yang turun dari parkiran menuju lingkungan kampus bisa aman dari chaos-nya lalu lintas keluar-masuk kendaraan parkir. Kampus UPI memang cukup baik dengan menyediakan tangga dengan kemiringan standar dan dilengkapi dengan satu-satunya eskalator yang sering kali rusak itu untuk mobilitas pejalan kaki.
Namun, nahas sekali nasib mereka, karena zona pejalan kaki sekalipun diisi oleh motor yang parkir. Betul sekali. Ruangan sempit yang dilalui banyak mahasiswa yang buru-buru karena terlambat itu dipersempit lagi dengan adanya motor yang terparkir.
Ada satu hal unik kalau soal kasus ini. Temuan dari postingan akun Instagram @upi.parkir menunjukkan motor yang sering parkir di tempat tersebut ada dua jenis, yaitu kalau tidak Fazzio hijau, ya, Vespa matic. Saya jadi curiga jangan-jangan pengendaranya menggadai otaknya supaya bisa beli motor itu. Soalnya, kok bisa, ya, motor sebagus itu tapi parkirnya seenak jidat.
Parkir di toilet
Kelakuan satu ini memang kelakuan paling di luar nurul. Pasalnya, sering ditemukan kendaraan Fazzio atau Vespa matic (lagi-lagi mereka) yang terparkir di toilet parkiran. Gedung parkiran UPI memang dilengkapi dengan fasilitas toilet, meskipun hanya di lantai 1 dan 2. Namun, bukan berarti bisa dipakai untuk parkir juga, dong. Sudah fasilitas toiletnya buruk, sangat terbatas untuk gedung dengan 7 lantai begitu, eh ditambah fasilitasnya malah dipakai parkir sembarangan. Lengkap sudah kesia-siaan kampus membangun toilet di gedung parkiran.
Saran untuk UPI
Jika berbicara soal masalah parkir di UPI, tentu sangat kompleks rasanya. Semua pihak, termasuk kampus, terlibat dalam masalah parkir yang tidak beres-beres ini.
Saya rasa pihak kampus pun paham bahwa salah satu karakter unik mahasiswa UPI yang didominasi orang Sunda itu yakni malas berjalan kaki dan terbiasa terlambat sehingga akan ada alasan “buru-buru kelas” untuk melindungi kelakuan menyebalkan mereka. Maka, sudah sepatutnya UPI mempertimbangkan ulang pembangunan lapangan Museum Pendidikan Nasional yang awalnya berfungsi sebagai parkiran motor tersebut.
Andai saja kampus benar-benar tidak membangun lahan itu menjadi parkiran motor baru, maka masalah parkir di UPI tidak akan selesai. Faktor parkiran yang sesak padat karena overload tersebut akan terus mendatangkan masalah-masalah lain. Apalagi didukung dengan karakter orang-orang yang “malas” membuat parkir motor di UPI sangat-sangat tidak kondusif. Saya sarankan memang disediakan parkiran resmi lain di wilayah kampus sehingga bisa membagi arus kendaraan di dua area dan menghindari parkiran yang overload dan akan mendatangkan masalah lainnya. Malu, tahu, masak kampus pendidikan tapi parkirnya saja tak berpendidikan!
Penulis: Razib Ikbal Alfaris
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Minta Shin Tae-yong Out? Kok Lucu Sampean